“Semalam aku gak mikir, acaranya nanti siang ya…aduuh gimana” Ila sendiri masih bingung padahal sudah ada yang lain. Sambil potong-potong buah Mbak yang ngejawab “Semalam kamu kenapa?” udah tahu banyak yang perlu disiapkan juga.
"Nonton, aduuuhh capek" Posisi semua orang-orang keluarga sudah berkumpul di apartemen Mbak. "Oh... Makasih ya dah momongin anak aku" Kata Mbak tanpa basa-basi memang iya Ila adalah satu remodasi Ibu diwaktu senggang.
"Tapi anak-anak pada suka dengan anime, kalau nanti diajak keluar dan ketemu karakter seperti itu pasti pada rewel" ungkap Ibu yang terhibur dengan cucu-cucunya. "Namanya juga anak kecil Bu" ujar Ila menganggab biasa.
"Cupnya microwife Mbak, tolong" begitu juga Ibu yang terus sanggup menamani anaknya. "Cuman ceritanya semalam yang sedih-sedih" kata Ila menjebak "Memangnya ada ya anime yang sedih? " Mbak lupakan " Ada sajalah" Ila sedikit bercerita.
"Kejabut kaki, Aah ini kabel apa?" kata Mbak tak sengaja membuat Ila tertawa "Kog bisa ada kabel yang berserakan dibawah, bahaya itu" begitulah kata Ibu bijak. "Oalah kulkas buk" kata Ila menyambung dan sampai Mbak teriak memanggil suaminya memeriksa.
"Shutdown!" kata suami "Apanya?" tanya Mbak "Inih" susul Ila "Bukan-bukan" kata Kakak Ipar. "Apa sih? " kata Mbak "Ituloh, Buk permisi matiin dulu itunya biar aman" Kakak ipar tersenyum bingung tapi dituruti.
"Mas Abrisam ada didepan ya..." tanya Ila ke kakak iparnya dan Ila memilih pindah tempat untuk sekedar mempermudah. "Loh bukannya masih diajak Bapak keluar" kata Kakak gitu tapi yaudahlah Ila tetap pindah sambil nonton TV. Tak terasa semua persiapan dapat teratasi mudah sampai acara tiba.
***
"What the title for this moment?" tanya Adik bersemangat menghidangkan sajian penuh dimeja oval. "This is big concept but minimalis" kata Ila di tempat merapikan taplak sapu tangan juga sendok garpu. Sedangkan Abrisam me list data tamu yang sudah diundang, duduk cool di kursi bulat empuk dekat pintu untuk menyambut semuanya.
"Your mind my soul and welcome" kata Abrisam membuat yang lain terkesima tersenyum. Cukup menyenangkan untuk memulai pesta malam ini. Meskipun gabungan dan nanti akan banyak rentetan bincang-bincang hangat. Tapi tak sampai satu jam orang-orang sudah hadir sesaui waktu yang tepat, di tempat duduknya masing-masing dan disini Mbaklah yang menjadi pembawa acara sedangkan Kakak menikmati saja.
"Favorite Bun ini untuk saya" salah seorang kerabat yang dekat dengan Ibupun memuji akan sajiannya, "Oooh" Ila tersenyum manis. "Jadi ini Apartemen barunya Mbak" berbagai sanjungan mengguyur hahaha asik.
"Colour menarik" sebelum menyantap bahkan diantara mereka ada yang melakukan room toor tanpa tahu apa yang sebenarnya dirayakan ini. Pertama buat Kakak yang mau lamaran, Ke dua Apartemen baru Mbak, Ke tiga untuk perjalanan umroh Ila dan Abrisam.
And than a lots challenge played, sama terhibur melihat satu sama lainnya Adik sendiri turut menikmati apa yang ada. "Kalian minum saja" Adik berkata pada sepupu yang seumuran dengannya.
Awal-awalan agak canggung mau ngapain juga sampai pembawa acara menghantarkan kebutuhan yang sebenarnya disitulah canda, cela, hujat, pujian berlangsung terus menerus. "Buat Kakak sudah mau gandeng mempelai" makin rame saja kalau omongin cinta baik paman saudara seru-seruan sebebasnya untuk semalam ini saja.
"Kita putar musik islami saja ya" ujar Ila biar tidak melewati batas suasananya. "Apa aja" yang lain memang menerima kenikmatan. "Yang didepanmu suguhin ke lainnya" Abrisam memberitahu Ila yang melamun.
Berbeda saat acara mulai memasuki inti, jadi dari pihak kami anggota keluarga minta bantuannya untuk melancarkan agenda ke depan dari alamat seluk beluk keluarga juga menerima usulan untuk hantaran yang akan dibawa. "Kalian lebih nyaman bagaimana" Kakak senyum memerah malu-malu gemes gitu.
Lama-kelamaan hubungan juga makin baik, saudara yang jauh juga makin dekat. "Yang seperti apa? " Kakak menengahi "Sebenarnya sih kamu bisa siapkan sendiri melihat acara ini, kita berangkatnya nyewa 3 mobilah" jelas salah satu anggota keluarga lain.
"Kok mirip nuansa clasik eropa kalau aku bilang" juga kerabat lain. Komentarnya ditampung meskipun silang. "Gitu ajah... " kata Mbak degdegan "Secara waktu ya perlu dihitung baiknya" kerabat yang dewasa.
"Aku, pasrah dengan kalian yang berpengalaman" kata Kakak gampang banget "Ya jangan gitu Kak, Bapak sendiri gimana" kerabat merasa malu. "Bapak sih terserah, aah tanggal berapa Pak" Kakak menghubungkan tapi tetep jawab-jawab sendiri "Kalau aku seminggu setelah keberangkatan Abrisam dan Ila tepat hari Kamis" Kakak menjelaskan.
"Yang tidak setuju mungkin alasannya" kata Mbak yang ikutan aktif, Ilanya sih tenang santai. "Sebelumnya saya ucapkan makasih pada yang buatin" Kakak tersenyum mengisi acara. Ahirnya yang lain pada kompak setuju setuju setuju aja memang sudah dipertimbangkan kenapa tidak.
Tularin ke soal apartemen yang mau tanya-tanya pasti Mbak siap jawab. "Belahan jiwaku kapan kawin heeee" saudara yang usilpun juga ada. Meski matahari tak ada kalau bersama orang banyak dinginnya AC pun bisa juga jadi hangat, kehangatan yang harmonis.
"Kamu La apa ada yang mau disampaikan" kata Mbak mengalihkan pandangan orang-orang pada orang tua yang bercumbu mesra. "Makan-makan dulu lah ya... " Ila berbisik "Okeh" pembawa acara menyiapkan dan mempersilahkan. "I love you" kata Kakak Ipar ke Mbak yang sempat terdengar Adik menatap Ila.
"Atau apa? " Ila pura-pura gak tahu "Aku cemas" kata adik yang polos. "Itu adalah perkataan yang indah" kata Abrisam mengurangi ketegangan Adik. "Kamu yang tularin ke lainya" Adik cekikikan menunjuk ke Kakaknya sendiri. "Aku apa Ila? " kata Abrisam. "Vibrasi cinta" Ada-ada aja adik.
"Sorry, Do comfort think in front of guest" Ila menyorot tajam ke pikiran Adik agar ia membaur dengan kerabat lainya dengan nyaman. Itu tidak akan masalah baginya, "Memang kebiasaan dia" Ila menghentikan Abrisam yang berlagak kasihan.
"You know the reason I am disagree with your presption" konflik Abrisam ke Ila yang tersamarkan. "About?" dan Ila tak mengerti bahwa cuman salah sangka. Abrisam memberikan pankcake yang telah berlumuran saus manis untuk Ila yang nampak serius.
"Because sweet historie" Abrisam masih melanjutkan penjelasanya "Who? " Ila mungkin tak paham "Than he looks Interests with you" yang dimaksud Abrisam adalah Kakaknya Ila, dan sedikit menahan tawa "Apa itu mungkin? Its so crazy" tapi Ila tidak percaya.
Telah berada di puncak acara Abrisam hanya meminta Ila mengamini doa-doanya dengan husyuk. Meminta kebaikan, keamanan, juga kelancaran mendapat apa yang diminta dengan kerelaan, penerimaan yang memuaskan.
Habis hidangan disiapkan berhari hari dalam sekejap, acara ini sukses semua berpamitan dengan rasa ingin kembali lagi. Perpisahan yang manis di hati "Tulangku... Rasanya butuh obat" Mbak sudah mengeluh butuh istirahat padahal anak-anaknya pada nangis rewel.
"Sensitive anak-anak deh kayaknya" ujar Ila hendak menggendong ponakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments