Ini adalah jadwal kelanjutan dari riset yang baru saja kemarin di mulai. "Are you ready?" senggol Fadhol mengelabuhi, "Mungkin bisa untuk nanti sore" Abrisam dan Kyai sebagai pihak lain yang tak sengaja mendengar "Yasudah kalau ndak faham". Masih muda ada aura aneh yang membuat grogi Abrisam merasa gak enak "Tentang apa? "
"Tengtang kamu... Hahah" Kyai Dahlan malah mengajak tertawa, yang lain ngerti dan menyeimbangkan. Namun Fadhol meminta izin keluar ruangan karena merasa pembicaraan yang semakin intern meskipun sebenarnya bukan masalah cuman malu sendiri.
***
Tak sengaja menemui Ila yang sangat tenang menunduk duduk di kursi tamu depan. "Kalo sering berfikiran begitu ndak baik" Fadhol hanya asal bicara agar tak menegangkan, iya ndak sih tapi para cewek terlatih ganjen kalau sepi-sepi nanti khilaf. Rupanya Ila bertindak seolah sedang menghapus air mata, ditanyai kog tetep diem.
Cari cara mendekati karena ada maunya "Mbak Ila sepertinya dompetmu tebel, kalau aku pinjam uang dari mu sejumlah enam ratusan, kamu ihlaskan apa aku ganti? " belum kenal saja Ila dengan adik iparnya itu yang duduk diseberang di ujung meja, kayaknya bohong aja "Maksudmu gimana dhol? Kenapa mencari dompetku kan tasnya ayah Idris banyak" malah ketawa aje.
Ada mbak yang lewat mengantarkan beberapa minuman mau ke ruangan Kyai Dahlan, pendapatnya kira-kira gimana ya melihat keadaan Ila yang barusan cueklah kalo ndak faham kurang merhatiin sampe Mas Abrisam dan Kyai pindah keruangan yang lainnya bergabung. Sedangkan Ila masih melanjutkan yang tadi "Kasihkan mas Abrisam saja!"
Menyeru pada adik iparnya "Gimana kabarnya dhol? " setelah mengetahuinya ia mencoba bergeser dari tempatnya "Siap, saya konfirmasikan dulu" sedangkan yang mengantar minuman tadi putrinya Kyai, Ila ingat sekedar ngeh... Dengan tampang arogant tapi masih bersikap lembut.
"Ina... Kapan? Kangen juga lo... " maksudnya adalah seharusnya ini bukan waktu liburan dan berada dirumah. "Mbak Ila baru denger aku... Tadi kesini macet ya?" sedikit mengalihkan dan membingungkan namun terkendali dan kembali tenang. Ila sendiri kagum dengan watak Ina bahkan bisa mengenangnya dengan mengisi pangkasan foto.
"Masih kan tapi aku keppo" Ila tersenyum berbisik sambutan Ina juga nampak menyenangkan. Meski tidak bisa lama karena ribet dan banyak yang haru dikerjakan. Kalao kata Kyai Dahlan ada dua poin yang penting "لا يكلف الله نفسا إلا وسعها
Intinya Allah SWT TDK akan menguji pada hambanya kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya 😉😉😊🥰"Tetaplah semangat meraih impian yakinlah bahwa kita bisa menghadapinya. dan poin lain yang perlu diperhatikan adalah من احب الله اصابه
"Siapa orangnya yang dicintai Allah maka Allah akan meluncurkan butiran-butiran ujian." Barang siapa yang bersabar akan ujian sang Maha Kuasa dan menyerahkan semua kepadaNya niscaya akan diangkat derajat orang tersebut.
Sampai mana itu Abrisam menanggapi dawuh guru dengan doa اللهم زوجنا بمن ارضي له مني يا الله
"Ya Allah berilah hamba mu ini pendamping hidup yang merupakan seorang hamba yang paling engkau ridhoi untuk berjuang dijalan mu bersama"
امين....
***
Kesuksesan telah digenggam oleh tangan Abrisam, Clever can cause crowded, lives are loves and prays. Terlalu lama dan larut dalam bertamu bahkan lampu-lampu pun sudah dimatikan. "What info you have got Ila? " tanya kekasih pada perjalanan istrinya.
Padahal Ila tertidur lemas di tempatnya mendadak menjerit. Subhanallah wal hamdulillah Wa laa ilaa ha illallah Wallaahu akbar Wala haula walaaquwwata illa billaahil 'aliyyil 'adzim. "Kenapa Ila? " meminta Fadhol menghentikan mobilnya dan mencoba pindah.
Disamping Ila "Assalamualaikum kaifa hal? " menjingkat menepi pada pintu "Alhamdulillah nafasnya terlihat lega. Satu tangan mendekati gagang jendela satu tangan menjeberkan jarinya seperti stop "Gak ngerti" mengenalkan diri meyakinkan Abrisam. Ila hanya sedang bermimpi badut disebelah dan sedang menjulurkan lidah mempermainkan namun lama-lama mengecil dan hilang.
Dalam sandaran Abrisam menanyai perlahan "Mas harus bagaimana, katakan! " Fadhol yang melanjutkan menyetir bilang tidak ada apa-apa. "Segi empat dan berwarna putih" hanya mungkin memang tidak menyeramkan atau bahkan lucu "Polos atau motif pa lainya" masih menanggapi Ila menggambarkan "Motif tapi seperti mengajak bermusyawarah, jangan melanggar".
Abrisam agak bingung dan memutuskan menginap di tempat yang sudah di sepakati sebelumnya. "Are you okey Ila? " dan tetap membiarkan. Besok adalah hari jum'at tempatnya gak jauh satu kilo lagi sudah nyampek dan gak usah begadang.
Fadhol jadi kepikiran Silvi di rumah, biasanya memang ada supir berhubung diajak toh kesempatan bagus. "Mungkin Mbak Ila mual Mas... " kalau menurut habib dibacakan hizib untuk menolak balak atau bencana. Didalamnya ada obat untuk manusia...
***
Jadilah seperti sekarang yaitu embun pagi yang selalu menyapa, terserah bagaimana cara mendapatkannya bagi Ila kekasihnya cahaya yang bersinar terang. Masih terlihat dan memandanginya lebih dalam saat mulai membuka kelopak mata berbaring disebelah kirinya Abrisam yang sedang duduk berpenampilan sederhana dengan krudung instannya. Abrisam langsung berkata dengan senyum manisnya "Semalam aku bermimpi mendatangi sebuah acara, didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, benar tidak? " membangunkan Ila yang agak cemberut "Nanti kalau sudah mati juga baru tahu".
"Bagaimana statemen kamu? " menggoda Ila yang agak linglung lalu berdiri mendekati cermin menatap diri yang tak karuan "Iya mungkin". Ibarat hubungan Rasulullah sama Ali nih Abrisam gudang ilmunya sedangkan Ila seperti sayyidina Ali sebagai kuncinya.
"Teruss.. " Ila agak kesal, "Terus saya ya memasuki ruangan, penasaran gitu... " dan ketika berbalik didekat pintu ternyata ada Fadhol dan Aura sudah siap semua. "Mau kemana lagi? " masih saja Ila bertanya, sering sekali dia telat kabar berita. Aurapun mendekatinya, ketika merangkul mengajak keluar "Heeh... Aku seneng". Pura-pura bingung atau gimana Ila, tadinya males tapi berhubung ada tamu-tamu semua yang spesial sehingga menyanggupi jalan. "Yang bener kamu? " Ila gak enakan.
Sebelumnya belum pernah agar tidak berlalu begitu sajakan dengan membawa dua anak krucilnya. Lagi pula ndak memasak apa-apa pagi itu ayolah... Secerah ini mana mungkin menyempatkan masa muda untuk lebih giat banyak hal yang bisa di explorasikan. Mengantuk sudah tak jaman. Ada Aura the gengs yang siap meramekan "Tapi Ra kita kesini bukan tujuan hura-hura... "
Abrisam memang tidak mendengar dan ndak tahu sama sekali yang dibisikan Ila, tapi melihat wajahnya saja mudah sekali ditebak dia tidak akan mengelak kalau buat wanita yang disayangnya. "Aku buktiin ya.. " Bibik Aura yang juga awet muda akan menunjukkan aksinya, Ila sudah berusaha mencegah, sayangnya tidak mempan dan tepok jidat agak manyun "Apa lagi ini.."
"Abrisam... Abrisam...Hei...Abrisam... " pekik Aura menyeru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments