Pagi-pagi sudah berdandan rapih seutas senyum mempesona tercuat dari aura arogan Ila "Pemandangan yang indah" . Abrisam mengangguk angguk paham soal itu, masih banyak hal yang perlu dibereskan dan tak ingin ada kecerobohan terjadi. "Jangan melamun kalau tidak penting sayang".
"Aku tidak akan menerangkan itu padamu" Ila menanggapinya namun Abrisam yang menggoda memperjelas konsonan "Jangan Melamun! " dengan memeluk mesra, hanya menyempatkan pengulangannya agar tidak menyinggung. Mau menceritakan apa seorang Ila masih terdiam "Hah.. Aku harus bertugas" menggandeng erat ...
"Annakkuu" Ibu Aminah memeluknya hangat dengan berkaca-kaca. Menciumi punggung tangan mertua, jelas waktu itu lepas... dan untungnya semua segera diatasi. "Semoga keselamatan menyertaimu menantuku" tuhan memang akan memberi segala yang dipinta tanpa tetapi, kebutuhan yang tercukupi begitu saja meski tanpa kepahaman dari penerima. "Amiin.. Jaga kesehatan ibu juga... " Ila mengiyakan.
"Hah.. Penyakit itu kadang muncul tanpa dijemput" membisik pasrah sosok mertua. Berarti orang tua selalu menunggu kabar selanjutnya... Stay di ruang tamu dengan mengucapkan sampai jumpa, "Waalaikum salam warah matullahi wabarakatuh".
***
(Di Kendaraan)
Maunya gak dipikir yang tidak-tidak, sampai orang tua bisa menganggap anak adalah kepercayaan dan bisa mandiri itu sudah termasuk obat. Dikatakan mandiri mumpuni ya... Itu artinya hidup sudah tidak terlantar lagi meskipun masih sering menginap diperjalanan. Semuanya hanya faktor yang menjadikan sebuah kendala dan untuk mencari solusinya kembalikan lagi pada asalnya.
"Perasaan mas sih kadang dilema juga..." sama minta di ambilkan minum. Awalnya Ila cuma menyimak, gimana ya.. gak bermaksud ngelanggar "Sudah di transfer in sama Ayah?" menanyakan ragu "Saldo menipis.." tapi Abrisam masih santai gak sadar sampai jajanannya dicemilin terus, lama-lama stok cemilan bisa habis.
"Mas blanja lagi kapan? " seketika diam "Loh... Kog kamu disini sayang haha" mana mungkin bingung "Kan... Anda yang pegangi tangan saya" Abrisam lupa dan mengelak "Yah terlanjur kan kalau diantar kerumah jalurnya sama tinggal turun"
KEBUNGKAMAN DIMULAI...
#A view minute letter#
"Gak papa sih... Ditunda dulu, cuman mas gak bisa jaga Ila". Sedangkan menurut Ila bisa saja gantian seperti tarik ulur tambang, tinggal cek kondisinya seperti apa. Sedangkan Mas Abrisam asik berbicara dengan adik ipar yang mengantar.
"Tadinya aku yang ditelpon sama Kyai Dahlan Kusuma Lc. MPdi, Lah... Dari mana kog bisa dapat nomer ku? " praduga demi praduga "Hmmm... Biar saya cari tahu, apa bagian dari group tapi masih family Leadership Education Networking" masih berfikir "Ya enggak lah, yang mana kamu ada juga? ".
"Kan dulu pernah dimasukkin, ya... Mungkin karena tahu jadi langsung di simpan sama orangnya" beranggapan yang hampir sama, hanya kurang yakin "Oalah Family LEN" . Kanyataannya memang itu hubungan Abrisam dan kemudian mereka bertiga beralih bahasan. Bawa-bawa adik ipar jadi ketularan repot, biarlah ...
"Terus sudah dibales? " Ila sekedar mengingatkan suaminya "Ha... Masih miscall". Malahan Abrisam puter ke Mall tepat jam delapan "Sarapan dulu, sekalian belanja bulanan sebaiknya jam sembilan sudah kesini". Adik ipar menerima ajakan makannya tapi untuk yang lainya tidak, sambil mengamati songkok nya "Males-males Boss.. Tabung saja duitnya".
***
Ila bisa-bisanya menghabiskan sebanyak 1.699.000 dalam waktu dua puluh empat menit. Kenapa begitu soalnya ketika Ila memaksa Abrisam untuk menilai barang paling sekedar "Ya Bagus" dan yang menyebalkan kalau keluar kata "Maksudnya pantas ndak? " datar kesimpulan suami ya... "Pantas saja... "
"Mas aku mau beli ini buat Silvi 290 K apa ini ya tapi harganya 550" . Cuekin, hanya saja Abrisam sedang menjawab panggilan "Apa? Masih milih" dan terkadang merespon Ila "Tapi disini begini" sepintas kejawab "Menurutmu yang? " dan selesai "Aku otw ke sana".
Abrisam nampaknya senang sekali ditemani Ila, ada beberapa yang digunakan di mobil seperti bantal atau hiasan magnet yang ada dimeja depannya. Tiba-tiba menyapa "Kalau kamu gimana ke istri kalau lagi ngebet Shopping? " cuman masih di stop dulu menjalankan mesin dan baru kupas soal aktifitas "Oohh... Silvi, jangan" katanya sih gitu gak dibolehin.
"Aaahhh... Lupa gak tanya namanya mungkin Mas bisa deteksi?" berhubung areanya agak susah disebutin, tadinya sudah ada yang belum kebaca biar tidak muter-muter. "Oke" tadi juga bayar toll atau parkir sekitar tujuh ribu.
"Aku saja yang nanya Bibik Aura, barusan ditanya nyampe mana? " seumpama capek bisa mampir kesana, semuanya diam "Kog belum dibaca... Gimana?" Abrisam menyuruh pake telpon. Menyambung dan mencari tahu jalur mana yang tidak ditutup. Ila yang mengaku sudah pernah kesana ingatanya ada sekitar empat gerbang yang bisa dilalui.
Kalau diingat kembali memang ada sebutannya.. Pengalaman disana juga gak lama karena urusan study dan penelitian. Memilih tempat sebagai pacuan karena ada fasilitas yang cukup memadai meski sebenarnya tidak perlu susah dan ribet pake laboratorium segala. Ila sendiri tak ingin menunjukan rasa semangatnya.. dadanya sedang berdetak cenat cenut gak sabaran.
Hamba Allah yang cerdas, Abrisam mendahului Ila dengan mengarahkan juga tindakkan. Permintaan yang belum terpenuhi, lagi pula bukan bahan candaan jadi Abrisam pun tak akan membentak pada Ila yang terlampau asik dengan keseruan kisahnya.
Sebagai kakak yang terlihat lebih dewasa menonjolkan sifat yang senang intropeksi diri, pas penilaian orang membuat ia menahan tawa. Sapanya "Aku gak denger kamu bilang apa Ila?" tidak bermaksud mau membela sana atau sini yang diharapkan cuman kerukunan dan saling berbagi kebahagiaan.
***
Keluar dari mobil dengan paras lebih memukai, alhasil disempatkan ganti baju apa belanja di mall... Sedangkan fadhol dikacangin deh, "Susah banget sih kamu.. " dengan wajah menyeringai memastikan "Enggak... Enggak... Udah" melihatkan lambaian yang berati tidak.
Namanya istri baru nempel mulu dengan suaminya "Ada banyak kerjaan" sedangkan ruas jari Ila memegangi kepala turut merasakan pening. "Dimana catatanku sudah ketemu?!" Abrisam mulai bersifat dingin di suasana kota yang serius ini "Sama sekali belum aku ambil" dan Ila meminta agar menungguinya.
Berpapasan dengan fadhol yang arahnya berkebalikan, keduanya terlihat merangkul akrab dari belakang. Dilihat dari media yang akan meliput tidak salah lagi ini adalah kolaborasi sosial project presentasi yang gemilang.
Wujud sayangnya seorang istri Ila mendukung dan mengikuti impian kekasihnya itu, karya tidak boleh dibiarkan hilang sambil mencari daftar pelatihan dan pembelajaran yang husus untuk instansi training. Didekatnya mendengar pembicaraan "Platform nya ya sama kaya planning suatu project" lalu fadhol mengangguk tertarik.
Memasuki ke tengah rundingan, keadaan yang setengah sadar mempengaruhi Ila menganggap dirinya tak sanggup mengakses pekerjaan, hiruk pikuk berlalu lalang manusia yang makin bertambah dan terasa sempit mendesak, tak bisa bernafas tak terlihat hanya suara berdenging di daun telinga. "Enggak paling siapnya bagian translete" Abrisam berbalik melihat Ila berdiri diam ditempatnya, mendekati dan menyentuhnya "Sudah dapat tapi belum paham".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments