Desclaimer:
Mohon maaf jika ada salah penyebutan kata atau kalimat. Apa yang tertulis pada part ini adalah hasil dari usaha seharian bersama google dan yutub, yang dipadukan dengan imajinasi. Terima kasih:)
Jika saat akad tadi hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat saja, beda lagi dengan saat ini. Di dalam gedung berkapasitas 5000 orang itu sudah ramai dengan para tamu undangan yang sudah tidak sabar melihat kedua pengantin.
"Gak kebayang gimana cantiknya Ara nanti" ucap Yuyun.
"Iya, dia cantik dari sono nya " Wiwid menimpali.
"Kalian cuci mata deh, mumpung masih jomblo " ejek Arumi.
"Oh sudah pasti " Wiwid mengangguk.
Meja-meja bundar yang dikelilingi 4 kursi perlahan terisi. Beberapa tamu ada yang terlihat mengabadikan momen ini lewat ponselnya, atau mengantri di depan foto booth yang telah disediakan. Beberapa orang lainnnya ada yang memilih untuk menikmati hidangan high class yang disusun sangat rapi dan cantik. Sementara sebagian lainnya saling melempar tatapan malu-malu, ataupun bercakap-cakap dengan rekannya.
Keadaan tiba-tiba menjadi hening, suara MC berganti. Bukan lagi MC, tapi kini adalah prajurit yang sepertinya bertugas dalam resepsi ini. Di pintu masuk, ada red karpet yang lurus melintang hingga 3 meter dari pelaminan. Dua sisi gedung seolah terpisahkan dengan red karpet tersebut dan juga dekorasi bunga yang ditata dipinggir karpet yang melintang.
"Acara tradisi pedang pora akan segera di mulai. Hadirin dimohon berdiri" ucap Lettu Aulia yang berdiri berdampingan dengan Lettu Irfandi di sebelah marching band.
"Sekedar informasi, yang bertindak sebagai pemimpin pada prosesi pedang pora ini adalah Letnan Satu Erlangga Mahesa S.Tr . Han" ucap Lettu Irfandi.
Pekikan tertahan saat para hadirin melihat dua mempelai yang berjalan memasuki pintu gedung. Ara terlihat sangat cantik dengan gaunnya.
Erlan lalu melapor kepada Altair jika acara tradisi pedang pora akan segera di mulai. - (Gak tahu mau ketik apa, minim pengetahuan soalnya. Maafkan author yah pembacaku yang budiman •_•)
"Pedang terhunus melambangkan bahwa dengan bersikap dan berjiwa ksatria, kedua mempelai akan selalu siap untuk mengatasi segala rintangan yang akan menghalangi mereka." Ucap Lettu Aulia saat pedang terhunus ke depan, lalu akan terbuka saat Ara dan Altair berjalan ke depan.
"Adapun pedang pora yang kita saksikan seperti sekarang ini adalah formasi ber-saf melukiskan pintu gerbang yang baru dilalui serta merupakan awal dari suka dan duka dalam menempuh kehidupan yang baru. Dengan hati yang tabah dan segala pengetahuan yang diperoleh dari lembah Ti***. Mereka yakin bahwa segala yang akan terterobos dengan hasil yang gemilang." suara lettu Irfandi bergema saat Altair menggandeng tangan Ara , berjalan di depan para prajurit. Lalu dilanjutkan dengan gema suara lettu Aulia.
"Formasi berbanjar melambangkan bahwa kami adik-adikmu turut bersukacita dalam mengantarkan kakanda berdua ke gerbang kebahagiaan dalam menempuh bahtera hidup yang baru. Karena kami menyadari bahwa kami pernah merasakan satu rasa dalam kehidupan saat menempa diri dalam lembah akademi militer. Kami siap mengantar kakanda berdua dalam suka maupun duka." belasan prajurit itu mengikuti langkah Altair dan Ara.
Altair dan Ara lalu berhenti di tengah-tengah gedung, tidak jauh dari pelaminan. Sementara para prajurit membentuk formasi melingkar.
"Formasi melingkar melambangkan bahwa diantara kami masih terjalin ikatan bathin yang kuat sebagai kakak dan adik dengan hati yang rela melepaskan kakaknya untuk berjuang" ucap Lettu Irfandi.
Para prajurit kemudian menghunuskan pedangnya ke atas, lalu suara lettu Aulia kembali terdengar, "Pedang terhunus ke atas membentuk payung melambangkan bahwa Tuhan yang Maha Esa akan senantiasa melindungi kedua mempelai dalam menghadapi berbagai rintangan hidup dan kedua mempelai akan selalu ingat dan memohon perlindungan-Nya."
Setelah menghunuskan pedangnya, para prajurit mundur beberapa langkah, memberikan ruang yang lebih luas untuk penyerahan cincin dan seperangkat pakaian persit.
"Penyerahan cincin dan seperangkat pakaian persit, kepada yang terhormat bapak komandan Letnan Kolonel Gamala Wicaksono dan ibu dimohon berkenan untuk menyerahkan cincin kepada kedua mempelai dan menyerahkan seperangkat pakaian persit kepada mempelai wanita." Ucap Lettu Irfandi.
Danyon lalu menggandeng istrinya mendekat kepada kedua mempelai, di sana sudah berdiri Letda Iswandi dan Letda Wana yang membawa kotak berisi pakaian persit dan juga cincin.
"Pemasangan cincin merupakan ikatan bahwa mempelai akan selalu bersama-sama dalam mengarungi bahtera kehidupan yang baru " kata Lettu Irfandi.
Lalu dilanjutkan dengan suara Lettu Aulia yang mengiringi pemberian seperangkat pakaian persit kepada Ara.
"Sedangkan penyerahan pakaian persit melambangkan bahwa mempelai wanita telah siap mendampingi suami sebagai seorang istri prajurit dan juga sebagai tanda bahwa secara resmi telah diterima sebagai bagian dari persit KCK."
Lalu dilanjutkan dengan pembacaan puisi untuk kedua mempelai.
Abangku Lettu Altair Nayaka Aryasetya
dan kakakku Aurora Denaya Bagaskara
Hari ini menjadi begitu indah bagimu
Kebahagiaan dan kabanggaan mewarnai seluruh detik waktu
Senyum dan tawamu terasa begitu ceria dan merdu
Hari ini pastilah menjadi kenangan indah sepanjang hidupmu
Namun hari ini hanyalah suatu awal
Awal dari suatu perjuangan yang panjang
Perjuangan seorang Prajurit dan Suami
Serta perjuangan istri Prajurit dan istri sejati
Hari esok tidak akan terlewati hanya dengan tawa dan canda
Hari esok adalah kerja keras, kerahkan segala usaha
Tanggung jawab atas tugas dan keluarga ada di pundakmu
Tanggung jawab kepada bangsa dan negara menunggu setiap waktu
Kami adik-adikmu hanya bisa berdoa
Semoga kebahagiaan hari ini akan lestari dan abadi
Dan semoga perjuangan Kakanda berdua selalu mendapat
Rahmat dan petunjuk darinya
Selamat dan bahagia Abangku Lettu Altair Nayaka Aryasetya
Selamat dan bahagia Kakakku Aurora Denaya Bagaskara
Setelah pembacaan puisi, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu hymne taruna.
Erlan lalu melaporkan jika prosesi pedang pora telah selesai, lalu berjalan naik ke pelaminan diikuti oleh barisan yang ia pimpin tadi.
Di sini kau dan akuu.....
Lagu My Heart mengiringi para tentara muda itu melepaskan Altair menuju kehidupannya yang baru.
"Putri kecil kita benar-benar sudah menjadi milik orang lain" bisik Anala pada suaminya.
Endra menghela napasnya, air matanya nyaris terjatuh saat prosesi pedang pora tadi berjalan. Ada banyak orang yang ikut merayakan kebahagiaan anaknya, tapi kenapa ia malah bersedih.
"Kakak tahu ini sulit bagimu, namun percayalah, Ara kecil kita akan meraih kebahagiaannya. Bagi kami prajurit, selain negara, keluarga juga adalah segalanya. Mustahil bagi kami untuk memiliki dua wanita, jika itu yang kamu khawatirkan" ucap Adiyaksa pada adiknya.
Endra mengangguk.
"Ikut duduk dengan kakak di atas, biar dunia tahu jika Ara memiliki papa dan papi yang hebat, yang selalu mendampinginya" ajak Adiyaksa.
Selain karena pernikahan yang terkesan tiba-tiba ini, ke-kagetan banyak orang juga disebabkan karena mereka baru tahu jika Ara adalah anak seorang perwira tinggi. Hal yang tak pernah perempuan itu perlihatkan kepada orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments