Kisah Perjalanan Jia Chen
Di siang hari yang cerah seorang pemuda tampan bernama Jia Chen duduk di bangku taman, seraya membaca sebuah buku novel favoritnya. Kadang ia tertawa sendiri ketika membaca novel, tapi kadang juga sedih. Membaca memang benar benar membuat hati terasa tenang. Saat sedang sangat fokus seorang temannya datang seraya memberi salam.
"Boo..." Xuan Huang tertawa melihat temannya yang kaget dan terkejut.
"Tidak lucu..." Jia Chen sepertinya tidak senang jika ia diganggu ketika membaca novel.
"Itu karena kamu terlalu fokus membaca, santai sedikit lah." Xuan Huang tertawa sambil menepuk pundak temannya.
Namun karena merasa terganggu, Jia Chen hanya menatap temannya dengan tanpa ekspresi, meski ia berharap bahwa waktu privasinya bisa dihargai meski hanya sedikit.
"Ayolah tertawa sedikit, terlalu lama cemberut bisa bikin cepat tua loh." Xuan Huang tertawa sambil sedikit membuat lelucon.
Karena merasa ketenangannya menghilang Jia Chen memutuskan untuk berdiri dan berlalu dari Xuan Huang, tapi dia kembali untuk mengambil bukunya. Melihat temannya pergi meninggalkan dirinya ia pun berlari dan mengejar teman hingga mereka berjalan bersebelahan.
"Jangan marah lah ya? Masa gitu doang ngambek." Xuan Huang mencubit pipi temannya.
"Aku tidak peduli." namun karena kesal Jia Chen menepis tangan dari temannya.
"Aku minta maaf, ok. Ngomong-ngomong apa kau tahu ada murid baru di jurusan kita?" Xuan Huang berpikir bahwa temannya mungkin akan tertarik mendengarnya.
Tanpa mengatakan apa-apa Jia Chen terus melangkahkan kakinya berjalan menuju kelas tanpa menghiraukan temannya yang sedari tadi mengoceh tidak jelas.
"Namanya Xiu Mei, dia adalah pri cantik. Mungkin saja kau tertarik padanya." Xuan Huang memberikan foto seorang gadis cantik kepada temannya.
"Aku tidak tertarik, dia bukan tipeku." Jia Chen mengembalikan foto yang di berikan temannya.
"Tidak bisakah kau melihat fotonya sekali saja, baru katakan kau tidak tertarik." Xuan Huang menatap dengan wajah memelas sambil memberikan foto itu lagi.
Namun tampaknya Jia Chen tidak tertarik pada hal percintaan jadi ia hanya menatap sebentar foto itu lalu dengan cepat langsung mengembalikan pada temannya.
"Bagaimana pendapatmu? Apa kau menyukai dia?" Xuan Huang terlihat penasaran dengan pendapat temannya.
Namun tampaknya Jia Chen tidak menemukan hal menarik dari gadis dalam foto tersebut, ia hanya menghela nafas panjang yang menandakan ia tidak tertarik dengan Xiu Mei.
"Apa menurutmu dia tidak cantik atau semacamnya?" raut wajah Xuan Huang tiba-tiba berubah menjadi sedih.
"Tidak... aku hanya tidak tertarik dengannya. Menurutku dia cantik, mungkin sangat cantik. Tapi bukan tipeku." Jia Chen menepuk pundak temannya untuk memberikan semangat.
"Tapi ini sudah orang ke sepuluh yang aku perkenalkan padamu loh, dan tidak ada satu pun yang nyangkut." Xuan Huang membenamkan wajahnya di atas meja.
"Mungkin saja aku di takdir kan untuk tidak mendapatkan pasangan hidup." Jia Chen berbicara sambil tersenyum.
Namun hal itu justru malah membuat Xuan Huang tambah sedih, ia tidak ingin temannya sendirian, ia lalu berusaha mencari cara agar idenya bisa di terima dengan baik.
"Apa itu alasan yang kamu buat hanya untuk bersama orang tuamu, ingat hidup mereka tidak selamanya. Kau tidak bisa bergantung pada mereka terus." Xuan Huang berharap temannya mengerti dengan perkataannya.
"Aku bekerja paruh waktu untuk biaya kuliahku, kadang kadang aku juga memberikan sebagian uangku pada mereka." Jia Chen mengusap hidungnya dan tampak bangga dengan pencapaiannya.
"Sepertinya kau tidak mengerti, tapi ya sudahlah. Akan tiba waktunya kau akan mengerti." Xuan Huang berdiri dan meregangkan otot ototnya.
'Bagaimana bisa aku tidak mengerti? Aneh sekali.' batin Jia Chen. 'aku memang tidak sepintar Xuan Huang sih.'
Karena pelajaran belum juga di mulai, Jia Chen menghentakan jarinya di atas meja merasa bosan. Sementara itu ketika temannya melihat betapa bosannya ia saat itu.
Temannya pun diam sejenak hingga akhirnya mendapat sebuah ide cemerlang. Karena ia berpikir itu mungkin bisa membuat temannya bahagia ia lalu berdiri dan pergi dari bangkunya. Setelah beberapa saat berlalu Xuan Huang meletakkan sepotong kue dan juga sebotol jus dingin di meja temannya.
"Aku yakin kau pasti sangat menyukainya, benar kan? Berterima kasih lah padaku." Xuan Huang tersenyum sambil menyilangkan tangan di dada.
"Aku pikir kau hanya bisa membuat jengkel juga, tapi kau bisa berguna juga kadang kadang." Jia Chen tertawa dengan nada menggoda.
"Apa maksudnya itu." Xuan Huang terlihat kesal.
Namun di sisi lain Xuan Huang merasa sedih dengan Jia Chen yang sudah bersemangat lagi. Mereka lalu tertawa bersama sama, dengan alasan yang berbeda. Bunyi lonceng menandakan pelajaran akan di mulai, mereka lalu mempersiapkan buku pelajaran.
Karena pelajaran sebentar lagi akan di mulai Xuan Huang menatap Jia Chen lalu berkedip padanya, namun karena merasa tidak bersemangat ia pun hanya memutar matanya.
Dosen berdiri seraya memberikan pengumuman bahwa di kelas mereka akan ada murid baru di jurusan mereka, dan seketika seorang cewek cantik mungkin paling cantik di sekolah muncul.
Gadis itu lalu berdiri dengan anggun dan menghadap papan tulis lalu menuliskan nama lengkapnya, kemudian berbalik ke arah siswa dan memperkenalkan diri.
"Namaku adalah Xiu Mei, aku akan mulai bersekolah di sini. Jadi mohon bantuannya," Xiu Mei membungkuk dengan sopan.
Entah ada angin apa yang lewat seekor rubah ekor sembilan kecil berwarna putih dengan sedikit warna merah di ujung ekor, kaki juga telinganya melompat melewati jendela. Seketika banyak orang yang ingin mengusirnya dan ada bahkan yang ingin memukulnya.
Namun dengan cepat Jia Chen berdiri dari bangkunya, lalu melompat di antara meja meja. Ia menghadang orang orang yang ingin melukai rubah ekor sembilan itu.
"Rubah kecil, pergilah. Aku akan melindungimu, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu." Jia Chen terlihat sangat bahagia ketika menatap rubah itu.
Namun rubah itu tidak pergi ia malah berlindung di belakang punggung Jia Chen, Melihat hal itu membuatnya tidak tega, lalu dengan lembut ia mengambil rubah kecil itu dan memeluknya dengan erat.
"Jia Chen, letakkan rubah itu sekarang juga. Kau tidak tahu mereka adalah hewan mitos yang berbahaya, mereka akan mengambil jiwamu sebagai ganti." Dosen berusaha agar Jia Chen mendengarkan.
"Jia Chen kata dosen benar, jika kau membawa rubah itu kembali ke rumahmu. Ia mungkin akan memakan keluargamu," Xuan Huang berusaha agar Jia Chen melepaskan rubah itu.
Namun meski begitu Jia Chen tetap kepada pilihannya yaitu dengan tidak melepaskan rubah di tangannya, ia bahkan hanya menatap dengan senyuman tulus.
"Aku tahu jika aku melepaskannya, kalian akan melukai dia. Itu sebabnya aku tetap memutuskan untuk membawanya pulang, dan aku tidak peduli dengan kata-kata kalian." Jia Chen berjalan mundur ke arah jendela.
"Jangan konyol, kelas ini berada di lantai empat. Rubah itu melewati pohon, jangan berpikir bahwa kau bisa melakukannya." Dosen mencoba mendekati Jia Chen.
Tapi Jia Chen melompat ke jendela, dan tidak seperti dugaan ia berhasil melewati pohon. Itu membuatnya tidak terluka ketika sampai di lantai dasar, ia lalu tersenyum melihat rubah kecil itu.
"Aku tidak mengerti kenapa mereka ingin melukai kamu, rubah kecil. Padahal kau sangat lembut sekali." Jia Chen mengelus kepalanya pada rubah kecil itu.
Karena rubah kecil itu terlalu lucu membuat Jia Chen melupakan sesuatu yang penting.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Cleopatra Karinda
lumayan baaaguus
2023-12-16
1