Bab 12

"Bagaimana caramu pulang?"

Anson bertanya. Aerin menatapnya sekilas lalu kembali menghadap depan. Tatapan lelaki itu menusuk langsung ke dalam matanya, membuatnya tidak bisa bernafas dengan baik. Ia akui perasaan yang dulu ia rasakan pada pria itu masih ada, namun ia berusaha menepisnya.

Bagaimanapun lelaki ini membencinya. Tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk bersama. Dari dulu Anson selalu memusuhinya, karena menganggap perempuan jahat. Aerin mengatur nafasnya sebentar baru mengangkat suara.

"Aku akan memesan tak ..." sebelum ia meneruskan kata-katanya, tangannya tiba-tiba ditarik begitu saja oleh Anson, jelaslah dia kaget bukan main.

"H ... Hei, kenapa kau menarikku?"

Tak ada jawaban. Anson hanya diam dan terus membawanya entah kemana. Perasaan Aerin tak karuan antara gugup, takut dan bingung.

"Anson, tolong lepaskan aku. Aku harus memesan taksi sekarang." kali ini nada bicara Aerin lebih tegas. Ia sudah sangat lelah seharian dan butuh istirahat supaya bisa ada kekuatan penuh untuk bekerja besok.

Saat pria itu berhenti mendadak, Aerin ikut terhenti dan malah menubruk punggung kokohnya. Tangannya dilepas perlahan oleh pemilik tangan kekar itu. Aerin memberengut dalam hati, bisa kan cara melepas tangannya lebih lembut sedikit. Dasar pria kasar.

Aerin tidak mengerti kenapa ia menyukai lelaki mengesalkan ini. Ia mengusap-usap bagian kepalanya yang masih sakit akibat menabrak badan kekar tadi.

"Masuk." hanya satu kata yang keluar dari mulut pemilik pria berwajah dingin itu. Dan itu bukanlah permintaan, itu terdengar seperti perintah yang harus segera dilakukan.

Aerin belum bergerak dari tempatnya. Ia masih bingung. Matanya memandang berkeliling. Ah, mereka berada di parkiran rupanya. Dan sekarang, Anson sedang menunggu dirinya masuk ke dalam mobil sport milik pria itu yang sudah terbuka pintunya dan ditahan oleh sang pemilik mobil tersebut. Aerin memicingkan mata curiga.

"Kau mau apa?" tanyanya. Karena pikirannya dipenuhi dengan kebencian lelaki itu padanya, ia jadi curiga ketika Anson tiba-tiba melakukan hal seperti ini. Lelaki ini akan mengantarnya pulang? Tidak, sepertinya itu tidak mungkin. Tapi ... Kenapa ia disuruh masuk ke mobil pria tampan ini?

Apa jangan-jangan Anson mau membawanya ke hotel dan memperkosanya? Atau lebih buruknya lagi, laki-laki tampan itu mau melenyapkan dia dari dunia ini? Aerin makin parno.

Di depannya Anson menyeringai karena melihat ekspresinya yang penuh dengan kecurigaan. Tampang gadis itu sangat lucu karena terlihat sangat bodoh dimata Anson. Anson tertawa dalam hati. Baiklah, kalau begitu ia akan bermain-main sebentar dengan gadis ini.

"Kau tahu, maksudku datang ke club tadi untuk mencari seseorang yang bisa melakukan one night stand denganku, sebagai laki-laki normal, aku butuh kepuasan."

Aerin mulai risih dengan arah pembicaraan Anson. Kenapa laki-laki yang pernah sangat dia sukai dulu ini berubah drastis dengan yang dulu? Sekarang dia jadi suka main perempuan?

Lelaki ini mau apa sih, Aerin jadi deg-degan. Apalagi sekarang Anson malah mendekat dan mencondongkan badannya ke wajahnya. Secara refleks gadis itu mundur namun tangan Anson langsung menahan tengkuknya, menatapnya lekat.

"Rencanaku rusak akibat masalah tadi, tapi aku tidak mau rugi, kau saja yang melakukannya denganku." bisiknya serak, lalu menyeringai. Ia melihat Aerin melotot dan cepat-cepat mendorong tubuhnya kuat-kuat.

"Kau gila!" maki gadis itu dan berbalik pergi namun sebelum berhasil Anson sudah menggendong tubuhnya dan memaksanya masuk ke mobil.

Aerin meronta-ronta dan berteriak padanya, memaksa untuk keluar. Sayangnya ia tidak bisa menang dari Anson yang begitu kuat.

Aerin heran karena begitu cepat lelaki itu sudah berada di bangku kemudi dan menahannya yang ingin keluar dengan sebelah tangannya. Ia masih berusaha membuka pintu mobil namun sepertinya Anson sudah mengunci mobil itu secara otomatis hingga ia tidak bisa kabur lagi.

Aerin mendelik tajam ke pria itu, tapi yang ditatap malah terlihat begitu santai mengemudi. Aerin meniup nafas kesal. Astaga, apa yang akan terjadi dengannya? Benarkah Anson serius dengan ucapannya tadi? Apa pria itu akan membawanya ke hotel? Mereka berdua akan melakukan itu? Tidak, tidak. Ia memang masih menyukai pria itu tapi ini tidak benar. Ia selalu menjaga kesuciannya buat seseorang yang sungguh-sungguh mencintainya dengan tulus dan mau menikahinya.

"Kau masih berpikir aku akan membawamu ke hotel dan menyentuhmu?" pertanyaan itu membuyarkan lamunan Aerin. Ia menoleh ke Anson yang fokus menyetir.

"Tidak?"

Lelaki itu menoleh menatapnya sekilas dan mendengus keras.

Anson mendengus keras.

"Kenapa, kau sungguh ingin aku menyentuhmu? Ingin tidur denganku?" pria itu tersenyum remeh.

Aerin terbatuk-batuk. Ia merasa malu, tapi tetap berusaha terlihat biasa saja. Ia tahu sekarang kalau lelaki itu sedang memancingnya. Kau tidak boleh kalah Aerin. Gadis itu lalu tertawa keras.

"Hah, mana mungkin. Aku cukup tahu diri. Mana mungkin aku mau terlibat dengan laki-laki yang membenciku. Lagipula aku sudah bosan berhubungan dengan banyak pria. Mereka semua hanya menginginkan tubuhku. Semua pria sama saja, kan juga begitu kan?" tutur Aerin enteng. Ia tidak melihat buku-buku jari Anson sudah memutih akibat cengkeraman kuat di kemudi setelah mendengar perkataan gadis itu. Lelaki itu tertawa keras.

"Jadi itu alasannya kau mencampakkan pria-pria itu? Karena sudah bosan meniduri mereka?"

Aerin meremas jas Anson yang masih menempel dibadannya dan menunjukkan senyuman lebarnya. Ia tidak boleh lemah dan tidak peduli lagi bagaimana lelaki itu memandangnya, toh dari dulu citranya sudah jelek dihati pria itu.

"Yah, bisa dibilang begitu." balasnya santai. Tiba-tiba mobil itu berhenti mendadak membuat Aerin terhuyung kedepan.

Untung dia memakai seatbelt, kalau tidak ia yakin kepalanya sudah terbentur di dashboard mobil. Matanya melebar menatap Anson yang terlihat biasa saja dan menatapnya datar. Tak ada rasa bersalah sedikitpun.

"Turun." ucap pria itu terkesan dingin. Memang selalu begitu gaya bicaranya dengan Aerin, gadis itu sudah terbiasa. Tapi ...

Turun? Pria ini ingin menurunkannya ditengah jalan begini?

"Kau lupa? Rumahku masih satu blok lagi di depan sana." katanya mengingatkan.

"Aku memang berniat menurunkanmu di sini. Jangan terlalu manja, satu blok itu tidak jauh." balas Anson santai. Aerin membelalakkan mata.

Lelaki itu yang memaksanya naik mobilnya. Seharusnya ia tahu kalau Anson hanya berniat membuatnya emosi. Tanpa mau bicara lagi Aerin bersiap-siap membuka pintu mobil.

"Tunggu!"

Aerin menutup matanya dalam-dalam dan berbalik. Anson betul-betul menguji kesabarannya.

"Apa lagi?" tukasnya menatap pria itu.

"Kembalikan jasku. Aku tidak mau ada gosip baru kalau kau mengembalikannya di rumah sakit."

Mendengar itu, Aerin cepat-cepat membuka jas milik pria itu di badannya lalu keluar sambil menutup pintu mobil dengan kasar. Anson pun langsung pergi meninggalkannya.

Aerin tertawa hambar. Matanya terasa panas. Ia berusaha untuk tidak menangis namun butiran air itu meluncur begitu saja dari matanya. Ia merasa sakit hati. Merasa sangat  tidak berdaya. Harusnya ia tidak berharap lebih pada Anson. Laki-laki itu memang sengaja mau mempermainkannya.

Dengan langkah cepat ia berjalan meninggalkan tempat itu. Untung jalanan ini selalu sepi di malam hari. Karena ini kawasan elit, ia juga tidak perlu takut bertemu dengan orang jahat. Segala sudut jalan terdapat CCTV dan didepan tadi sebelum masuk kawasan ini ada empat satpam yang berjaga. Harusnya susah buat pencuri dan orang jahat untuk masuk, mereka harus berpikir dua kali. Karena orang baru dan supir taksi online pun selalu diperiksa dengan ketat kalau mau masuk kawasan itu.

                                    ***

Begitu sampai rumah, Anson melempar jas dan kunci mobilnya begitu saja dan membanting dirinya di kasur. Pandangannya menerawang ke langit-langit kamarnya. Padahal ia berniat mengantar Aerin sampai didepan rumah gadis itu tadi, juga berpikir untuk menemui Kyle, kakak kandung Aerin yang merupakan sahabat lamanya.

Tapi pembicaraannya dengan Aerin di mobil tadi membuat mood-nya berubah. Entah kenapa ia merasa sangat marah setelah mendengar kata-kata Aerin tadi. Lupakan gadis itu.

Pikiran Anson berputar ke Kyle. Dulu ia dan pria itu masih saling menghubungi walau dirinya sudah pindah sekolah. Namun semenjak dirinya ke luar negeri, pria itu tidak pernah menghubunginya lagi. Ia cukup penasaran bagaimana kabar Kyle sekarang.

Apakah dia bertanya nomor pria itu pada Aerin saja? tidak, tidak. Tapi hanya gadis itu yang memiliki akses kuat untuk membuatnya bertemu dengan Kyle. Anson mengacak-acak rambutnya kesal. Kenapa sih dia harus terhubung lagi dengan gadis itu?

Terpopuler

Comments

Rosmen Saja

Rosmen Saja

wahhhh....benci d cinta hanya beda tipis thor....

2024-05-05

0

@bimara Zyann

@bimara Zyann

apakah kematian kyle yg membuat aeirin trauma??

2024-04-24

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒋𝒅 𝑨𝒏𝒔𝒐𝒏 𝒃𝒍𝒎 𝒕𝒉 𝒌𝒍 𝑲𝒆𝒚𝒍 𝒔𝒅𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍

2024-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 113
112 Bab 114
113 Bab 115
114 Bab 116
115 Bab 117
116 Bab 118
117 Bab 119
118 Bab 120
119 Bab 121
120 Bab 122
121 Bab 123
122 Bab 124
123 Bab 125
124 Bab 126
125 Bab 127
126 Bab 128
127 Falling for You (Shawn & Zuya)
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 113
112
Bab 114
113
Bab 115
114
Bab 116
115
Bab 117
116
Bab 118
117
Bab 119
118
Bab 120
119
Bab 121
120
Bab 122
121
Bab 123
122
Bab 124
123
Bab 125
124
Bab 126
125
Bab 127
126
Bab 128
127
Falling for You (Shawn & Zuya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!