BERPINDAH KE TUBUH GADIS ANTAGONIS
"Nona, bertahanlah! Nona harus kuat,"lirih seorang wanita berpakaian seragam pelayan itu sedang menangisi seorang gadis cantik yang sedang terbaring lemas di ranjang rumah sakit.
Gadis itu bernama Alvina. Alvina mengidap penyakit jantung yang sudah dia idap sejak berusia 10 tahun. Bahkan di usianya yang telah menginjak 19 tahun, Alvina tidak kunjung sembuh.
"Nanny, Alvina sudah tidak kuat lagi. Biarkan Alvina beristirahat dengan tenang, ya?" lirih Alvina dengan perkataan yang terpotong-potong.
Mendengar perkataan Alvina membuat sang Nanny terkejut. Kakinya lemas diiringi dengan tubuhnya yang mulai bergetar. Sungguh sangat sakit hatinya mendengar perkataan dari sang Nona nya itu. Tidak ada kemampuan apapun baginya untuk tetap tegar.
"Nona, apa yang kau katakan?! Jika Nona pergi, Nanny tinggal sama siapa nanti?" ujar sang Nanny terisak-isak ke dalam tangis pilunya.
Dengan senyuman hangat, Alvina mulai menjawab "Kan di rumah ada fotonya Alvina. Jika Nanny rindu pada Alvina, Nanny bisa melihat foto itu," ujarnya dengan nada bercanda.
Tidak ada perkataan yang mampu di keluarkan oleh sang Nanny. Dia membekap mulutnya, mengeluarkan air mata yang cukup deras.
"Nanny, jaga diri ya..."
"Tidak, Nona bertahanlah! Nanny akan panggilkan dokter!! " Sang Nanny segera berlari dengan terburu-buru untuk memanggil dokter agar bisa menyelamatkan Alvina.
Namun begitu sangat disayangkan, Alvina tidak bisa ditolong lagi. Gadis berusia 19 tahun itu resmi menghembuskan napas di atas ranjang yang sudah menemaninya selama 5 bulan.
...****************...
Di sisi lain, di rumah sakit yang sama, ada seorang gadis cantik yang sedang terbaring tidak sadarkan diri selama 5 bulan di ranjang rumah sakit.
Gadis itu ditemani oleh sang mama yang bernama Mega. Mama mega berusia 39 tahun, namun di umurnya sekarang dia masih terlihat sangat cantik.
Dengan setia Mega menemani sang Anak yang telah mengalami koma selama 5 bulan penuh. Sedih? Tentu saja perasaan itu dia rasakan di setiap waktu.
Sewaktu-waktu Mega selalu memeriksa hidung sang Anak, takut jika sang Anak tidak bernapas lagi. Walau terdengar konyol, tapi itulah ketakutan bagi sang ibu yang tidak mau kehilangan sosok anaknya.
"Sayang, cepatlah sadar. Mama selalu menunggu mu, di sini," bisiknya di telinga sang Anak, berharap supaya sang Anak bisa mendengarkan panggilannya.
Setelah Mega membisikan sesuatu di telinga sang Anak, tiba-tiba jari sang Anak bergerak sehingga membuat fokus Mega teralihkan.
Dengan tatapan tidak percaya, dia berusaha untuk mengamati lebih lanjut. Dan 1 hal yang sungguh membuatnya senang. Mata sang Anak tiba-tiba terbuka secara perlahan namun pasti.
Dengan bukti konkret itulah, Mega segera bangun dari posisi duduknya dan segera pergi untuk memanggil dokter agar bisa memeriksa keadaan sang putri.
Mega keluar dari ruangan itu berjalan dengan terburu-buru sampai tak terasa jika dia telah menyenggol bahu seorang wanita yang sedang terburu-buru juga, membawa dokter di belakangnya.
Wanita itu adalah sang Nanny, Mega yang tidak enak hati segera meminta maaf dan kemudian pergi kembali karena tujuan awalnya adalah memanggil dokter.
Mereka berlimpasan, pergi ke arah berbeda namun 1 tujuan.
2 menit kemudian~
"Dokter, tolong periksa Anak saya," pinta Mega terlihat senang namun masih diselimuti oleh rasa khawatir.
Dokter pun segera memeriksa keadaan gadis yang bernama Shopia itu. Dimulai dengan memeriksa denyut nadi, detak jantung dan banyak hal lagi yang sedang dia periksa dan amati.
"Selamat nyonya Mega. Nona Shopia sudah sadar dari koma sepenuhnya," papar sang Dokter yang membuat Mega sangat senang bukan kepalang.
"Benarkah Dokter? Syukurlah, Shopia," ujar Mega begitu senang, mengelus pipi Shopia dengan lembut.
"Kalau begitu Saya akan pergi, Nyonya Mega,"
"Baiklah Dokter, mari Saya antar,"
Mereka ber-dua pergi dari sana meninggalkan Shopia yang masih dalam keadaan setengah sadar. Saat ini Shopia sedang memperhatikan langit-langit ruangan dengan mata setengah terbuka.
"Nanny... " lirihnya dengan suara lesu.
Dia lirik lagi di bagian kiri yang menunjukkan sebuah cermin besar yang tergantung di dinding rumah sakit. Awalnya Shopia benar-benar tidak sadar jika ada yang berbeda dengan dirinya.
Namun, seperkian detik kemudian dia mulai memperhatikan wajahnya dengan teliti dari arah samping.
"Itu siapa?" monolog-nya masih tidak sadar.
Shopia memaksakan diri agar dia bisa duduk dan lebih menelaah siapa sebenarnya yang ada di pantulan cermin tersebut. Dia mencoba untuk membuat pergerakan kecil agar dia mengetahui siapa yang ada di pantulan cermin itu.
Terkejut bukan kepalang, Shopia meraba wajahnya sendiri tatkala menemukan sesuatu yang sangat berbeda dengan yang apa dia ketahui selama ini.
"Apakah Nanny menyuruh Dokter untuk merubah wajahku?" gumam Shopia yang ternyata pada tubuh Shopia saat ini sedang di tempati oleh Alvina yang sudah meninggal dunia akibat serangan jantung.
Alvina atau kita sebut saja sebagai Shopia, saat ini sedang merenung memikirkan semua keanehan yang terjadi. Dia melirik ke arah kalender yang ada di meja sudut dan kemudian dia mulai melihat tanggal dan bulan yang ada disana.
"Ini adalah bulan dan tanggal yang sama. Jika aku menjalani operasi plastik, maka akan ada pembengkakan yang terjadi di wajahku. Namun.. ini sama sekali tidak ada pembengkakan atau pun perban yang membungkus kepalaku," monolog Shopia berusaha untuk cocok-logi dalam keadaannya saat ini.
Tidak lama kemudian, pintu pun terbuka dan memperlihatkan Mega yang sedang menggotong buah-buahan. Mega yang baru saja memasuki ruangan itu langsung disambut oleh Shopia yang saat ini sedang terduduk dengan lemas.
"Shopia, jangan bergerak dulu nak," nasehat Mega jelas khawatir melihat Shopia yang baru sadar itu langsung bergerak.
Shopia hanya diam, memperhatikan Mega dengan teliti. Siapa perempuan ini? Pikirnya masih kebingungan.
"Shopia, mama sudah belikan kamu buah-buahan. Shopia suka jerukkan? Akan mama buka untuk Anak cantik mama," ujar Mega tersenyum sembari mengupas kulit jeruk untuk Shopia.
Shopia mengerutkan keningnya, cukup terkejut mendengar jika dia dipanggil dengan nama berbeda. Dia kembali melirik ke arah cermin. Melihat jika saat ini wajahnya bukan lagi milik Alvina, namun milik seseorang yang bernama Shopia.
"Keajaiban terjadi padaku. Aku masuk ke dalam tubuh gadis yang bernama Shopia. Cukup aneh dan membingungkan," benak Shopia (Alvina) berusaha untuk tetap tenang dan beradaptasi pada keadaan.
Shopia kembali melihat ke arah Mega, tidak sedikitpun dipikirannya jika dia akan memasuki tubuh orang lain yang masih memiliki orang tua.
Tentu saja hal itu dipikirkan oleh Alvina/Shopia. Sejak berusia 5 tahun, Alvina sudah menjadi yatim piatu akibat kecelakaan besar yang menimpa ke-dua orang tuanya.
Tapi walaupun Alvina adalah yatim piatu, hidupnya sangat berkecukupan dikarenakan masih ada sang kakek yang memiliki harta melimpah.
Namun, kaya saja tidak cukup bagi Alvina. Sang kakek sangat sibuk dengan pekerjaannya. Tidak ada sedikitpun waktu luang yang dia sempatkan untuk Alvina. Ya, sebenarnya hal itu sengaja dilakukan oleh sang kakek, karena kakek Alvina tidak merestui hubungan diantara orang tua Alvina.
Bisa dibilang, sang kakek membenci kehadiran Alvina dan berusaha untuk mengacuhkannya.
Kembali pada Shopia saat ini. Dia memperhatikan Mega dengan teliti. Tidak sedikitpun yang dia lewatkan. Sampai tidak terasa, terbesit sebuah ide di kepala Shopia.
"Anda ini siapa?" tanya Shopia dengan tampang datarnya itu.
^^^To be Continued~^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
👁Zigur👁
berpindah tubuh. oke seru. lanjut baca
2024-07-14
0
Murni Dewita
👣
2024-06-07
0
Darien Gap
uhh..meraga sukma ini namanya hehe
2024-03-05
2