Tidak seperti malam-malam sebelumnya. Malam ini, hiburan di sepanjang jalan kota Barcelona tidak membuat Laura tersenyum senang. Seolah segala jenis hiburan tak akan mampu menghilangkan rasa kecewa yang tengah bergemuruh di dalam hatinya. Gadis itu bahkan hanya memandang ke luar jendela taksi dengan tatapan pilu.
Dari awal Laura memang sudah diberitahu kalau hubungan wanita wanita itu dengan Bryan hanyalah sebatas teman kencan saja. Laura juga sudah mendengar sendiri pengakuan dari Bryan kalau Bryan adalah seorang playboy. Namun, entah kenapa hatinya tetap teriris saat dia mendengar kalau dirinya adalah gadis ke tujuh untuk Bryan.
Bukan tak rela jika Bryan pernah tidur bersama wanita-wanita yang lain. Apalagi, dia juga tidak memiliki hak untuk merasa cemburu. Tapi tetap saja, dia tidak menyangka kalau Bryan telah tidur dengan wanita sebanyak itu. Laura pikir mantan pacar Bryan hanya dua atau tiga orang saja. Tapi, rupanya sebanyak itu.
Sebagai orang yang tidak memiliki pengalaman dengan pria lain selain Bryan, jujur saja Laura merasa rendah diri. Salah satu bilik di hatinya berteriak kencang kalau dia takut Bryan akan membandingkan dirinya dengan wanita-wanita lain yang pernah ditiduri oleh Bryan. Dia takut kalau dia tidak cukup memuaskan untuk Bryan.
‘Apakah keputusanku untuk menerima Bryan sudah benar?’ tanya Laura dalam hati. Lagi-lagi gadis itu mengkritisi keputusan yang sudah dia ambil. Tiba-tiba saja dia merasa kalau dia ragu dengan keputusan yang sudah dia ambil.
‘Apakah aku telah gegabah dalam mengambil keputusan? Haruskah aku memikirkan ulang semuanya terlebih dahulu?’
Keraguan kian menggerogoti hati Laura. Fakta bahwa dia adalah gadis ke tujuh untuk Bryan benar-benar membuatnya merasa teramat kecewa. Memang benar jika mereka memulai hubungan ini sebagai teman ranjang, seperti bagaimana Bryan memulai hubungannya dengan wanita lain. Namun, jauh di dalam lubuk hati Laura, dia mengharapkan sesuatu yang lebih dari itu.
Bagaimanapun juga Laura adalah gadis normal. Dia pastinya mengharapkan sesuatu yang lebih serius dibandingkan hanya menjadi teman ranjang saja. Apalagi, dia tidak pernah memiliki hubungan dengan lelaki mana pun selain Bryan. Tentu di dalam hatinya dia merasa kalau hubungan mereka ini tidak sesuai dengan harapannya.
Begitu sampai di depan gedung apartemennya, Laura turun dari taksi sambil memeluk tubuhnya. Angin musim panas yang biasanya menyejukkan kini justru terasa sangat dingin untuk Laura.
Gadis itu menghela napasnya kemudian berjalan masuk. Begitu membuka pintu apartemennya, mata Laura membelalak lebar. Gadis itu terkejut bukan main saat mendapati kalau barang-barang di apartemennya telah berubah dan diganti dengan barang-barang yang mewah.
“Apakah aku salah masuk apartemen?” tanya Laura kepada dirinya sendiri lalu berjalan keluar untuk memastikan nomor apartemennya.
“Ini benar-benar apartemenku. Tapi, kenapa furniturnya bukan barang-barang milikku?” tanya Laura lagi seiring dia kembali masuk ke dalam apartemennya.
Gadis itu berjalan mengitari furnitur di apartemennya. Hingga matanya jatuh pada sebuah merk yang tercetak di salah satu furnitur.
“Enzo Furniture?” gumam Laura, membaca merk tersebut. “Enzo ... Lorenzo. Bryan Lorenzo? Apakah ini semua dari Bryan?”
Perusahaan keluarga Bryan bergerak dalam hampir semua bidang. Tidak heran kalau mungkin saudara Bryan ada yang memiliki perusahaan di bidang interior seperti ini.
Laura tersenyum kecut. “Jadi, apakah ini semua bayaran karena aku sudah memberikan tubuhku padanya?” tanya Laura sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Gadis itu mengambil ponsel dari tasnya, hendak menghubungi Bryan. Namun, sebelum sempat dia melakukannya, Bryan sudah terlebih dahulu mengirimkan pesan singkat untuknya.
[Barang-barang yang ada di rumahmu adalah hadiah untukmu. Aku memberikannya secara tulus bukan karena untuk membayar tubuhmu, kalau mungkin kau bertanya-tanya. Jangan ditolak, aku tidak suka penolakan.] —Bryan.
Laura terduduk di ranjangnya yang malam ini terasa lebih dingin sebab tidak ada Bryan di sampingnya. Gadis itu mengusap permukaan kasur sambil tersenyum kecut. Laura sudah terlanjur kecewa entah pada Bryan atau dirinya sendiri. Dia kecewa pada Bryan karena ternyata pria itu sudah tidur dengan banyak wanita dan juga kecewa dengan dirinya yang dengan mudahnya terhanyut dengan rayuan maut Bryan sampai mau merelakan tubuhnya dijamah oleh Bryan.
“Sepertinya aku harus menjauh dari Bryan,” gumam Laura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments