Nasi Sudah Menjadi Bubur

Malam itu, Laura tidur lebih nyenyak dari biasanya sebab setelah mereka selesai melakukan aktivitas panas mereka, tubuh Laura terasa sangat lemas dan lelah. Ia pun langsung terlelap dalam tidurnya tanpa menunggu lama setelah dia dan Bryan mencapai pelepasan mereka.

Keesokan harinya, Laura terbangun ketika sinar matahari sudah menyusup masuk melalui jendela kamarnya. Karena tak terbiasa dengan kehadiran seorang pria di dalam hidupnya, Laura sempat tersentak saat mendapati dirinya terbangun di dalam dekapan Bryan dengan posisi kepalanya bersandar pada dada bidang pria itu. Barulah saat dia mengingat apa yang terjadi semalam Laura baru bisa kembali tenang.

Pipi Laura merona merah layaknya kepiting rebus saat dia kembali mengingat bagaimana sentuhan Bryan berhasil memabukkannya. Ah, bahkan Laura sangat mengingat bagaimana tubuhnya meminta Bryan untuk memberinya kepuasan. Sepanjang malam, Laura terus mendesah dengan panas sambil meliukkan tubuhnya mengikuti irama permainan dari Bryan.

‘Sial, kenapa tadi malam aku bisa-bisanya menyerahkan tubuhku begitu saja kepada Bryan? Bukankah aku sendiri yang telah bersumpah kalau tidak akan menyerahkan tubuhku kepada pria mana pun sebelum aku menemukan Mario Casas versiku?’ gerutu Laura dalam hati, merutuki kebodohannya yang dengan mudahnya terhanyut dalam permainan Bryan.

Semakin Laura mengingat apa yang terjadi tadi malam, semakin dia tersipu malu. Gadis itu menggelengkan kepalanya, berusaha untuk melupakan kejadian semalam. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya. Rangkaian kejadian semalam seolah tersusun rapi di otaknya sehingga dia mengingat setiap detail dari malam panas yang dia lalui bersama dengan Bryan.

‘Bryan pasti sekarang berpikir kalau aku mau menjadi teman ranjangnya. Kenapa kau begitu bodoh Laura. Kenapa kali ini kau tidaj bisa menahannya,’ keluh Laura dalam hati.

Laura terus merutuki kebodohannya yang tak bisa memegang teguh pendiriannya dan terjatuh pada jebakan Bryan. Namun, mau dikata apa lagi? Nasi sudah menjadi bubur. Laura juga sekarang sudah tidak punya alasan lagi untuk menolak Bryan sebab ia sendiri sangat menikmati tiap sentuhan Bryan di tubuhnya.

'Bagaimana ini? Apa sekarang aku sudah gagal menutupi semua itu? Apa sekarang Bryan sudah menyadari jika aku adalah wanita yang bernafsu tinggi?' batin Laura terus saja bertanya-tanya.

Satu hal yang tidak diketahui semua orang termasuk keluarganya, yaitu jika Laura merupakan wanita yang bernafsu tinggi, hal itu juga yang menjadi salah satu alasan Laura menjaga jarak dari banyak pria yang coba mendekatinya. Laura takut nafsu yang ada dalam dirinya justru membuatnya dengan mudah membiarkan banyak pria menyentuhnya, tetapi sekarang hal yang berusaha dia jaga selama ini sudah ternoda oleh sentuhan memabukan dari Bryan yang sangat Laura nikmati.

Laura bangkit duduk, lalu bergeser perlahan untuk menjauh dari tubuh Bryan dan turun dari tempat tidur. Gadis itu pun berjalan menuju ke kamar mandi tanpa memedulikan kalau saat ini dia tak memakai sehelai benang pun di tubuhnya.

Di dalam toilet, Laura memandang tubuhnya dari pantulan kaca. Ada banyak sekali tanda kepemilikan yang Bryan tinggalkan di sekitar dadanya. Hal itu lagi-lagi membuat Laura kembali membayangkan apa yang terjadi tadi malam.

Meskipun Laura belum pernah melakukan hubungan intim dengan pria lain sebelum Bryan, bukan berarti hal semacam itu tabu untuknya. Permainan Bryan semalam benar-benar membuat Laura yang selama ini selalu berusaha menahan hasratnya seakan dapat memuaskan semua imajinasinya selama ini. Bohong kalau Laura berkata jika dia tidak menikmati permainan panas mereka, karena faktanya Laura sangat menikamti semua itu.

"Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku menghadapinya?" gumam Laura.

Di sisi lain, Bryan yang baru saja bangun dari tidurnya dan tidak menemukan Laura di sisinya meraba-raba sisi lain tempat tidur.

“Di mana Laura? Apakah dia sedang mandi?” gumam Bryan sambil mengucek sebelah matanya. Pria itu berguling dan turun dari sisi ranjang, lalu berjalan menyusul Laura menuju ke kamar mandi.

Saat Bryan membuka pintu kamar mandi, Bryan terkekeh saat melihat Laura sedang melihat pantulan dirinya di depan cermin. Tubuh polos nan indah milik Laura terpampang jelas dan itu kembali membangkitkan hasratnya, Bryan lantas menghampiri Laura.

“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Bryan seraya memeluk Laura dari belakang. Pria itu menyandarkan kepalanya di bahu Laura.

“Aku tidak sedang apa-apa. Hanya ingin mandi,” kilah Laura sambil menundukkan kepalanya. Berusaha bersikap tenang, tapi tetap saja sulit melakukannya.

Bryan memiringkan kepalanya. “Laura, lihatlah ke arah cermin,” ucap Bryan tiba-tiba.

Sambil malu-malu Laura mengangkat kepalanya kembali kemudian menatap ke arah cermin seperti apa yang dikatakan oleh Bryan.

“Lihatlah pantulan dirimu di cermin. Kau sangat indah, Laura. Sekarang, kau bisa mengerti kenapa aku menginginkanmu?” tanya Bryan. “Tidak hanya tubuhmu saja yang indah. Kau juga sangat cantik, Laura.”

Laura membalik tubuhnya. Pipinya semakin bersemu merah saat mendapati Bryan juga tidak mengenakan apa pun saat ini. Gadis itu menelan salivanya, berusaha bersikap biasa saja saat dia seakan kembali terhipnotis oleh pesona Bryan.

“Lalu, apa lagi yang kau suka dariku?” tanya Laura.

“Aku suka senyumanmu dan caramu tertawa.” Bryan menghentikan ucapannya sejenak. “Oh, aku juga suka melihatmu merasa gugup setiap kali aku menatapmu dengan sangat intens,” jawab Bryan.

“Aku tidak gugup!” protes Laura seraya menggembungkan pipinya.

“Kau mau membuktikannya?” tanya Bryan sambil tersenyum miring.

Pria itu kembali menatap Laura dengan tatapan intensnya yang begitu mengintimidasi. Melihat wajah Laura yang perlahan berubah menjadi gugup, Bryan dengan gemas meraup bibir Laura dan menyambarnya. Pria itu tanpa ragu memberikan ciuman kepada Laura yang tampak lucu di hadapannya.

Laura mengalungkan tangannya di leher Bryan, sambil membalas kecupan demi kecupan yang diberikan oleh Bryan. Terlalu menikmati ciuman itu, Laura sampai tidak sadar saat tangan Bryan sudah kembali menggerayanginya. Dia bahkan tidak protes sedikit pun ketika Bryan menggoda titik-titik sensitifnya.

“Lihatlah, kau sangat siap untukku,” bisik Bryan di sela-sela ciuman mereka.

Pria itu mengangkat tubuh Laura kemudian mendudukkan Laura di atas kabinet kamar mandi. Sedetik kemudian, Bryan kembali melakukan penyatuan tubuh mereka berdua.

“Argh!!!” erang Laura saat mendapat serangan tiba-tiba dari Bryan. Dia memejamkan matanya sambil menikmati permainan Bryan di bawah sana. “Oh my God ... Bryan ....”

“Apakah kau menyukainya, Sayang?” tanya Bryan sambil terus menambah ritme permainannya.

Sebagai seorang pria yang memiliki gairah besar, Bryan tentu tak akan bisa menahan diri saat mendapati tubuh polos Laura di depannya. Apalagi, permainan mereka tadi malam benar-benar membawa Bryan melayang hingga ke langit ke tujuh. Tak pernah sekali pun Bryan merasakan hal seperti itu saat bercinta dengan wanita-wanita sebelum Laura. Entah kenapa dia merasa kalau dia tidak akan pernah puas jika hanya meniduri Laura sekali saja.

Karena posisinya yang kurang nyaman, Bryan pun melepaskan penyatuan mereka lalu menggendong Laura menuju ke bawah shower. Sambil menyalakan air shower, Bryan kembali menyatukan tubuh mereka dan memulai permainan mereka lagi.

Bercinta dengan posisi berdiri tentu membuat gairah Laura semakin menggebu-gebu. Gadis itu kini bahkan mulai ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti ritme dari Bryan sambil terus mendesah dan mengerang.

“Ah!! Bryan, kau membuatku gila!” desah Laura. Dengan posisi seperti ini, Laura bisa merasakan sensasi yang luar biasa dari permainan mereka. Bahkan tubuh Laura terus menggeliat dan meliuk-liuk.

“Kau sangat nikmat, Laura. Aku benar-benar menyukainya,” balas Bryan sambil mempercepat permainannya.

Suara desahan dan lenguhan mereka tersamarkan oleh suara air shower. Namun, hal itu justru membuat mereka semakin menginginkan satu sama lain. Dengan tubuh basah kuyup, mereka kembali melanjutkan permainan mereka tadi malam dengan cara yang lebih panas.

Laura yang awalnya menolak tawaran Bryan sepertinya tak akan pernah bisa berhenti menginginkan Bryan setelah ini.

Episodes
1 Awal Baru Untuk Laura
2 Hasrat yang Menggebu
3 Tertarik Pada Laura
4 Cassanova
5 Menghidupi Diri Sendiri
6 Ajakan Makan Malam
7 Membawa Laura Kabur
8 Mencium Laura
9 Menjemput Laura
10 Apa Kau Mau Menjadi Kekasihku
11 Berterus Terang
12 Maaf Aku Tidak Bisa
13 Terbuai Rayuan Bryan
14 Nasi Sudah Menjadi Bubur
15 Resmi Berpacaran
16 Tertangkap Basah Orang Tua Bryan
17 Kau Wanita Ketujuh Untukku
18 Kecewa
19 Memilih Menjauh
20 Apa Salahku?
21 Benci Diri Sendiri
22 Mengikuti Cara Bryan
23 Bersama Wanita Lain
24 Kau Tak Bisa Mengatur Hidupku
25 Kau Selingkuh
26 Mengakhiri Semuanya
27 Teman Tak Biasa
28 Melupakan Bryan
29 Kembali Bertemu
30 Tolong Menjauh Dari Hidupku
31 Bisa Hidup Tanpa Bryan
32 Akhirnya Kita Bertemu Kembali
33 Apa Dia Kekasih Barumu?
34 Menerima Kehadiran Felix
35 Menyesal
36 Aku Mencintaimu Laura
37 Tetangga Baru
38 Percayalah Kepadaku
39 Aku Datang Untuk Menjemput Kekasihku
40 Aku Siap Menjadi Seperti Yang Kau Inginkan
41 Memperkenalkan Pada Keluarga
42 Sambutan Yang Begitu Baik
43 Menginap
44 Butuh Waktu
45 Ungkapan Hati Bryan
46 Saran Dari Lola
47 Felix vs Bryan
48 Apa Kau Membenciku?
49 Nasihat Orang tua
50 Kembali Bersama
51 Sindiran Dari Briza
52 Merasa Curiga
53 Mempublikasikan Hubungan
54 Membuat Laura Kesal
55 Teman Terbaikku
56 Mengikhlaskan Laura
57 Berdebat
58 Menyusul Laura
59 Ingin Memberi Kejutan
60 Apa Hubunganmu Dengan Briza
61 Briza Adalah Wanita Pertamaku
62 Hampir Menikah
63 Aku Masih Mencintai Laura
64 Meragukan Bryan
65 Syarat Dari Laura
66 Mengabaikan Briza
67 Gadis Gila
68 Mendekati Briza
69 Pria Kedua
70 Mengatur Pertemuan
71 Mabuk
72 Ungkapan Hati Briza
73 Jangan Tinggalkan Aku
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Awal Baru Untuk Laura
2
Hasrat yang Menggebu
3
Tertarik Pada Laura
4
Cassanova
5
Menghidupi Diri Sendiri
6
Ajakan Makan Malam
7
Membawa Laura Kabur
8
Mencium Laura
9
Menjemput Laura
10
Apa Kau Mau Menjadi Kekasihku
11
Berterus Terang
12
Maaf Aku Tidak Bisa
13
Terbuai Rayuan Bryan
14
Nasi Sudah Menjadi Bubur
15
Resmi Berpacaran
16
Tertangkap Basah Orang Tua Bryan
17
Kau Wanita Ketujuh Untukku
18
Kecewa
19
Memilih Menjauh
20
Apa Salahku?
21
Benci Diri Sendiri
22
Mengikuti Cara Bryan
23
Bersama Wanita Lain
24
Kau Tak Bisa Mengatur Hidupku
25
Kau Selingkuh
26
Mengakhiri Semuanya
27
Teman Tak Biasa
28
Melupakan Bryan
29
Kembali Bertemu
30
Tolong Menjauh Dari Hidupku
31
Bisa Hidup Tanpa Bryan
32
Akhirnya Kita Bertemu Kembali
33
Apa Dia Kekasih Barumu?
34
Menerima Kehadiran Felix
35
Menyesal
36
Aku Mencintaimu Laura
37
Tetangga Baru
38
Percayalah Kepadaku
39
Aku Datang Untuk Menjemput Kekasihku
40
Aku Siap Menjadi Seperti Yang Kau Inginkan
41
Memperkenalkan Pada Keluarga
42
Sambutan Yang Begitu Baik
43
Menginap
44
Butuh Waktu
45
Ungkapan Hati Bryan
46
Saran Dari Lola
47
Felix vs Bryan
48
Apa Kau Membenciku?
49
Nasihat Orang tua
50
Kembali Bersama
51
Sindiran Dari Briza
52
Merasa Curiga
53
Mempublikasikan Hubungan
54
Membuat Laura Kesal
55
Teman Terbaikku
56
Mengikhlaskan Laura
57
Berdebat
58
Menyusul Laura
59
Ingin Memberi Kejutan
60
Apa Hubunganmu Dengan Briza
61
Briza Adalah Wanita Pertamaku
62
Hampir Menikah
63
Aku Masih Mencintai Laura
64
Meragukan Bryan
65
Syarat Dari Laura
66
Mengabaikan Briza
67
Gadis Gila
68
Mendekati Briza
69
Pria Kedua
70
Mengatur Pertemuan
71
Mabuk
72
Ungkapan Hati Briza
73
Jangan Tinggalkan Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!