“Seperti yang aku bilang tadi, Laura. Aku juga pria normal. Aku memiliki kebutuhan biologis dan wanita bisa mendistraksiku dari pekerjaan-pekerjaan yang menjenuhkan. Tapi, aku memang tidak bisa menjalani hubungan yang terbuka di mata publik karena aku adalah orang penting dan ada banyak sekali orang-orang yang ingin menjatuhkanku,” jelas Bryan lagi tak putus asa mencoba membuat Laura mengerti akan posisinya.
Penjelasan itu sepertinya bukan angin sejuk untuk Laura. Nyatanya, gadis itu kini justru memilih untuk terdiam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dia bahkan tidak memberikan reaksi apa pun terhadap pernyataan yang barusan dilontarkan oleh Bryan.
Jika saja Laura bisa bersikap seperti gadis lainnya yang siap hanya dijadikan teman tidur, maka Laura tidak akan ragu menerima Bryan. Namun, Laura berbeda. Meski Laura akui jika hasratnya yang selama ini berusaha dia tahan dengan tidak sembarangan dekat dengan pria, saat ini begitu menggebu ingin merasakan kenikmatan sentuhan Bryan, tapi Laura tidak ingin menyerahkan tubuhnya hanya untuk kesenangan sang pria. Laura ingin sebuah hubungan yang nyata, jika Laura memberikan tubuhnya pada Bryan, maka Laura ingin semua tahu jika Bryan memang pasangannya. Laura tidak ingin orang-orang hanya menganggapnya sebagai penghangat ranjang casanova tersebut.
Melihat Laura yang hanya terdiam, Bryan mengambil kesempatan untuk meraih tangan Laura, kemudian menggenggamnya. Pria itu meletakkan cangkir teh miliknya lalu mengambil cangkir teh dari tangan Laura dan meletakkannya di meja.
“Tidak ada yang perlu kau ragukan dariku, Laura. Aku berjanji kalau tidak akan ada yang tahu mengenai hubungan kita. Hubungan ini juga tidak akan mengganggu fokusmu untuk menata kehidupanmu. Kita coba dulu dengan caraku, kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Bisa jadi bukan hanya sebagai kekasih, tapi aku justru menikahimu. Bukankah semua harus dijalani terlebih dulu? Percayalah aku tulus menyukaimu dan semua ini juga demi kebaikanmu. Aku tidak ingin jika orang-orang tahu kau kekasihku, maka mereka akan menjadikanmu sebagai umpan untuk menjatuhkanku. Tolong mengertilah,” ujar Bryan lalu mengangkat dagu Laura supaya gadis itu bisa menatap matanya.
Tatapan keduanya bertemu. Baik Bryan atau pun Laura sama-sama merasakan hal yang sama, daya tarik antar keduanya begitu kuat. Perlahan namun pasti, Bryan mengikis jarak di antara mereka berdua. Pria itu memiringkan wajahnya ketika jarak mereka hanya tinggal lima senti.
Cup!
Pria itu mendaratkan bibirnya pada bibir Laura, tak melihat penolakan dari Laura. Bryan tersenyum. "Jadilah kekasihku," ucap pria itu lagi sedetik kemudian kembali menyambar bibir Laura dengan rakus.
Mendapat serangan secara tiba-tiba, Laura yang mulai terhanyut dalam pesona Bryan dan tidak dapat menolak sentuhan Bryan yang begitu memabukkan pun perlahan membalas Bryan. Gadis itu bahkan kini mulai mengalungkan tangannya pada leher Bryan dan menjinjitkan kakinya untuk mempermudah pergerakan mereka.
Bryan yang mendapat tanggapan positif dari Laura pun kembali tersenyum miring di sela-sela gerakannya. Pria itu menarik tubuh Laura supaya semakin menempel pada tubuhnya. Dia ingin Laura bisa merasakan gairah yang sudah Laura hidupkan pada dirinya.
Dengan sekali gerakan, Bryan berhasil mengangkat tubuh Laura dan membawa gadis itu ke arah ranjang tanpa melepaskan ciuman mereka. Bahkan ciuman mereka kian bertambah panas dan membara.
Gairah yang semakin menggelora membuat Bryan sudah tidak sabar lagi untuk dapat merasakan miliknya menyatu dengan tubuh Laura.
Pergerakan bibir pria itu turun hingga ke leher jenjang Laura, menyentuh Laura sambil mendengarkan lenguhan halus yang keluar dari bibir mungil gadis itu. Tangannya tidak tinggal diam saja. Bryan juga mulai melucuti pakaiannya dan pakaian Laura hingga tidak meninggalkan sehelai benang pun yang menutupi tubuh keduanya.
Bryan menggoda dan mencumbu tiap inci tubuh Laura, membangkitkan sesuatu yang selama ini sering Laura bayangkan tapi tidak pernah Laura rasakan secara langsung sebelumnya. Laura memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Bryan pada tubuhnya.
“Ah, Bryan ....”
Desahan Laura membuat Bryan semakin bersemangat untuk melakukan apa yang dia inginkan selama beberapa hari belakangan ini.
“Tubuhmu sangat indah, Laura,” puji Bryan sambil mencumbu dua puncak gunung Laura. “Aku benar-benar menginginkanmu sekarang juga.”
Meski sudah tidak sabar untuk menyatukan tubuh mereka, Bryan juga masih ingin menikmati pemanasan ini. Dia ingin Laura benar-benar sudah siap sebelum mereka melakukannya.
“Bryan,” panggil Laura, menghentikan kegiatan Bryan sejenak.
“Ada apa, Laura? Apakah kau berubah pikiran?” tanya Bryan.
Laura menggeleng. “Aku belum pernah berpacaran dan melakukan ini sebelumnya,” ucap Laura sambil menggigit bibir bawahnya.
Mendengar itu, Bryan merasa terkejut tapi tidak berniat untuk menghentikan apa yang dia lakukan. Dia tidak menyangka jika dia akan menjadi yang pertama untuk Laura.
“Jangan khawatir. Aku akan membuatmu merasakan surga dunia yang sesungguhnya,” ucap Bryan kemudian menyatukan tubuh mereka dalam sekali sentakan yang dapat membuat Laura menjerit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments