Ada kesunyian yang terjadi selama beberapa saat setelah Laura mengatakan kalau dia tidak bisa menerima Bryan sebagai kekasihnya. Gadis itu memang tak tampak ragu dengan apa yang diutarakannya. Namun, Bryan lah yang ragu dengan indera pendengarannya. Pria itu masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
“Laura, kau tidak serius dengan jawabanmu, bukan?” tanya Bryan sambil memicingkan matanya.
Sebagai pria yang tidak pernah mengalami penolakan terhadap wanita membuat Bryan tidak percaya kalau Laura menolaknya. Setiap kali dia mendaratkan matanya pada seorang wanita, pasti tak lama setelahnya wanita itu akan dengan mudahnya menerima Bryan sebagai seorang kekasih, meski hanya kekasih gelap.
Tapi, hal itu tidak terjadi dengan Laura. Laura yang memiliki pendirian teguh tak bisa diluluhkan oleh Bryan semudah itu. Apalagi setelah mendengar pengakuan Bryan mengenai nasib wanita-wanita yang pernah berhubungan dengannya. Laura justru semakin yakin untuk tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan Bryan.
“Maaf. Aku benar-benar tidak bisa menjadi teman kencanmu, Bryan. Ada banyak sekali gadis cantik yang menunggumu di luar sana, kau bisa minta mereka,” jawab Laura sambil tersenyum tipis.
"Aku menginginkanmu." Bryan menyentuh tangan Laura.
"Aku tidak bisa." Laura melepas tangannya.
“Tapi, kenapa?” tanya Bryan tidak mengerti.
Selama ini, wanita-wanita yang berkencan dengannya tidak pernah peduli dengan bagaimana status mereka asalkan mereka bisa mendapatkan Bryan dan mereka bisa merasakan tidur di ranjang panas Bryan.
“Justru aku yang seharusnya bertanya kepadamu, Bryan.” Laura menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. “Kenapa kau memintaku menjadi kekasihmu jika kau tidak ingin memiliki hubungan yang serius? Terlebih lagi, kau hanya ingin aku menjadi teman ranjangmu."
Laura sungguh tidak mengerti dengan pola pikir Bryan. Jika pria itu hanya ingin memiliki teman tidur, bukankah dia tidak perlu bertanya dan meminta Laura untuk menjadi kekasihnya? Apalagi menjadi kekasih gelap.
“Beginilah caraku, Laura. Aku hanya ingin memastikan kalau kau benar-benar setuju untuk melakukannya denganku. Aku tidak ingin terlihat baik hanya untuk menutupi kebutuhanku. Aku ingin kau menerimaku apa adanya aku,” jawab Bryan apa adanya.
Pria itu tidak berusaha untuk menutupi keburukannya dalam menjalin hubungan sedikit pun. Dia justru berkata dengan jujur dan menceritakan segalanya kepada Laura.
“Maaf, Bryan. Aku tidak bisa menjalin hubungan seperti itu. Dan lagi saat ini aku sedang tidak ingin memiliki kekasih yang akan bersikap posesif kepadaku. Karena aku sedang ingin fokus untuk menata kehidupanku,” tolak Laura dengan sopan. Dia tidak ingin penolakan yang dia lakukan menyinggung perasaan Bryan, terlebih mengingat ucapan atasannya yang sering mengingatkan untuk tidak menyinggung Bryan.
“Justru itu bagus. Karena aku juga tidak akan bersikap posesif seperti bagaimana orang berpacaran pada umumnya. Aku tidak akan seperti itu. Kita akan menjalin hubungan yang adil, aku tidak akan mengekangmu," balas Bryan.
Laura mendengus. Dia jadi semakin bingung dengan hubungan apa yang Bryan inginkan. Laura semakin ragu untuk menerima Bryan sebab dia tahu kalau Bryan nantinya akan memperlakukannya seperti bagaimana pria itu memperlakukan wanita-wanita yang pernah menjadi teman kencannya.
“Bryan, aku ....”
Laura kembali mengatupkan bibirnya. Tiba-tiba saja lidahnya terasa kelu saat dia ingin melanjutkan kalimatnya.
Gadis itu diombang-ambingkan oleh keraguan. Di satu sisi dia merasa kalau dia tidak akan bisa menjalani hubungan semacam itu. Tapi, tak bisa dia pungkiri kalau dia juga penasaran dengan Bryan. Bohong jika dia berkata kalau dia tidak jatuh pada pesona yang ditebarkan oleh Bryan. Ketampanan dan karisma Bryan saja sudah lebih dari cukup untuk menjadi dua alasan kenapa Laura bisa terpesona. Belum lagi hasrat terpendam yang ada pada dirinya begitu menggebu berada di dekat Bryan atau hanya dengan mengingat sosok Bryan.
“Kenapa kau terlihat sangat ragu, Laura? Apakah alasanku tidak cukup untuk meyakinkanmu? Atau kau lebih suka pria pembual?” desak Bryan.
Laura menggelengkan kepalanya. “Aku hanya tidak mengerti apa yang kau cari dengan hubungan semacam itu, Bryan. Apa yang kau dapatkan dari hubungan seperti itu? Bagaimana akhirnya nanti?" balas Laura bertanya.
"Aku menyukaimu dan ingin menjalin hubungan bersamamu. Itu adalah hal yang tidak pernah aku katakan pada wanita lainnya. Apa yang aku katakan dan lakukan padamu tidak pernah sama dengan apa yang aku lakukan lada wanita manapun. Aku memperlakukanmu secara berbeda dan istimewa. Apa itu tidak cukup untukmu?"
"Kau tidak akan menyesal menjadi kekasihku, aku akan memberikan kenyamanan serta kemewahan untukmu, kau bahkan tidak perlu bekerja jika kau tidak ingin bekerja. Hanya satu syaratku, kita rahasiakan hubungan ini," sambung Bryan terasa sedikit menyentak di hati Laura yang berpikir Bryan seakan menyogoknya.
"Maaf Bryan, aku tidak bisa," tolak Laura kembali menjaga jarak saat Bryan ingin menyentuhnya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments