bab 3
.
.
.
"Saranku yang kemarin sudah kau bicarakan belum sama Aqil?? namanya juga ikhtiar Rum, tidak ada salahnya kan dicoba.."Ucap tia.
"Aku belum bicara sama mas Aqil.. nanti coba aku bicarakan.."Balas Arumi.
"Arumi.. kau jangan sedih dong.. ini hari spesialku, please hari ini saja lupakan sejenak masalahmu itu, kita rayakan bonusan ku ini mumpung aku juga masih jomblo.."Protes Wisnu.
Tia pun terkekeh dibuatnya diikuti Arumi saat melihat ekpresi Wisnu yang lucu.
"Baiklah.. maaf ya,"Arumi.pun setuju. mereka bertiga akhirnya kembali melanjutkan makannya.
.
.
Arumi kembali kerumah saat hari sudah gelap dimana matahari sudah bersembunyi.
Tiba dirumah Arumi langsung masuk dengan membawa kotak berisi makanan, yang ternyata sudah disambut Aqil diruang tamu.
"Mas.. kau mengejutkanku.."Arumi terkejut sekali saat Aqil tiba-tiba memeluknya.
"Aku merindukanmu.."bisik Aqil ditelinga Arumi. deru nafasnya mengenai telinga Arumi hingga Arumi merasakan merinding sekali sekujur tubuhnya.
Aqil memutar tubuh Arumi, tatapan Aqil yang terlihat sekali menginginkan sesuatu seketika membuat senyum Arumi Terbit
"Mas lapar tidak?? aku bawakan..hmmmpptt..." belum sempat Arumi bicara, Aqil sudah menyambar bibir Arumi. meski awalnya terkejut, namun Arumi segera membalas ciuman suaminya, keduanya saling bertukar slavina sembari memejamkan kedua mata mereka.
Tas serta kotak berisi makanan yang dibawa Arumi terjatuh tepat dikursi sofa saat keduanya berjalan menuju kamar.
"Huh..huh..huh.."Keduanya melepas ciumannya saat sama-sama kehabisan oksigen.
"Malam ini kau.milikku.."Ucap Aqil dengan suara berat. terdengar sekali jika pria itu begitu berna f su.
Arumi terbang melayang karna digendong Aqil. "Aahh.. mas.."
"Jangan mendesah disini.. nanti bik Tri mendengar.."balas Aqil.
Arumi yang malu menyembunyikan wajahnya didada bidang suaminya.
Tiba dikamar aqil tak menunggu apapun lagi. ia melucuti satu persatu pakaian istrinya, begitupun dengan Arumi hingga penyatuan sempurna mereka lakukan. ruangan ber AC menjadi panas saat keduanya saling memacu mencari kepuasan. lenguhan serta de sa han mengiringi penyatuan mereka malam itu.
Arumi mengatur nafasnya seraya memejamkan kedua matanya saat pelepasan beberapa kali berhasil ia dapatkan. begitu pun dengan Aqil. namun aqil seketika langsung membuka matanya, saat tiba-tiba sekelebat bayangan dimana ia bergumul dikamar hotel terlintas, Suara de sa han bahkan jerit suara wanita terngiang jelas ditelinga Aqil, hingga tanpa sadar aqil langsung beranjak dari atas Arumi dengan wajah tak menentunya.
"Mas.. kau kenapa?? "tanya Arumi yang sadar suaminya beranjak.
"Em...tidak, aku..aku tidak bisa melanjutkannya. aku cukup lelah.."Alasan Aqil.
"Kufikir kenapa mas.. sama aku juga lelah, lagian kita kan sudah sama-sama keluar.."balas Arumi.
senyum keterpaksaan terlihat diwajah Aqil yang kemudian langsung berjalan menuju kamar mandi.
perlahan Senyum Arumi pun luntur. tangannya meraba perutnya dengan bergumam. "Ya Allah.. aku mohon, titipkan malaikat kecil diperutku agar keluarga kecilku menjadi lengkap.. aku merasa gagal menjadi seorang istri karna belum bisa memiliki keturunan untuk suamiku.."Setetes demi tetes Air mata Arumi kembali membasahi kedua pipinya saat teringat kekurangannya.
Didalam kamar mandi dibawah guyuran air shower, Aqil merutuki dirinya. "Bagaimana bisa malah bayangan Dista yang aku fikirkan.. Kami melakukannya tanpa sadar, tapi kenapa terlihat sekali jika kami berdua menikmatinya.."
"Akkkhhh!!! Lalu bagaimana dengan dista sendiri??"Entah mengapa tiba-tiba Aqil malah mengkawatirkan Dista.
buru-buru Aqil menyudahi mandinya dan ingin segera menghubungi Dista.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments