bab 2
.
.
Selesai menikmati sarapan, Aqil langsung menuju ruang kerjanya. tubuhnya cukup lelah termasuk juga otaknya, jadi hari itu ia tidak masuk kekantor.
melihat suaminya tidak kekantor Arumi langsung mendekati Aqil yang hendak masuk keruang kerja.
"mas tidak kekantor?? "
"Tidak. aku sedikit pusing."balas Aqil dengan nada lembut seraya menatap Istrinya dengan senyum.
"Mas sakit?? Mau minum obat?? atau kedokter?? " Tawar Arumi.
"Tidak sayang.. aku hanya lelah. nanti dibawa istirahat pasti sudah sembuh. aku mau memeriksa laporan kantor sebentar."Terang Aqil yang kemudian melanjutkan langkahnya masuk keruang kerja.
Arumi mengangguk pelan seraya menatap kepergian suaminya. tatapannya begitu sendu sekali.
"Mas Aqil pasti kesepian.. maafkan aku mas tidak bisa memberimu keturunan."Gumam Arumi yang tanpa sadar menitikkan air mata.
.
.
Tidak mau mengganggu istirahat Suaminya, Arumi memilih mengunjungi sahabat karibnya yaitu Dista. Arumi melajukan mobil menuju rumah Dista, namun sayang saat tiba disana dan menekan bell rumah, ternyata sang pemilik sedang tidak dirumah.
"Dista kemana ya?? Apa dia kekantor?? tapi ini sudah sore biasanya dia sudah pulang?? "Tanya Arumi pada dirinya sendiri.
Tak lama Ponsel Arumi berdering, tertera nama seseorang yang dikenal Arumi. buru-buru Arumi menerimanya.
"Halo Ti.. ada apa?? " Tanya Arumi saat panggilan terhubung.
"Kau dimana?? Aku sama Wisnu diresto Hg. kemarilah, Wisnu baru dapat bonusan dia mau mentraktir kita."Ucap Tia yang juga teman dekat Arumi.
"Benarkah ?? baiklah.. aku kesana.."Arumi begitu bersemangat.
"Tentu saja.."Tia membalas dengan cepat.
"oh ya.. apa Dista bersama kalian??"Arumi teringat dista.
"Dista?? sudah hampir 2 minggu dia tidak terlihat. aku baru mau memberitahumu untuk menjemput Dista."Balas Tia lagi.
"Begitu ya.. ya sudah. aku jalan dulu.."Arumi akhirnya mengakhiri panggilannya. lalu segera meninggalkan rumah Dista.
Tanpa disadari Arumi, ternyata Dista sedang mengintipnya dari celah gorden jendela rumahnya. Dista menatap nanar kepergian mobil Arumi itu.
"Maafkan aku Arumi..aku belum siap bertemu denganmu setelah dosa besar yang telah aku lakukan bersama suamimu.."Gumam Dista dengan air mata yang berlinang.
Arumi tiba direstoran dimana kedua temannya berada, hanya senyum lebar yang terlihat jika mereka tengah berkumpul seperti itu.
"Dista beneran nggak ada Rum?? " tanya Wisnu.
"Aku sudah dari rumahnya. tapi kosong. mungkin dia lembur kerja soalnya suamiku sedang tidak masuk..mungkin Dista yang menghandle semuanya."tutur Arumi.
"Aku sampai lupa jika dista kerja sama Suamimu Rumi.."Timpal Wisnu.
"Ayo makan dulu.. sayang kalau dingin.."ajak Tia hingga ketiganya setuju dan langsung melahan habis makanan didepan mereka.
Namun Arumi nampak tak berselera makan..hal itu membuat kedua temannya saling pandang dan akhirnya menegur Arumi.
"Apa makanannya tidak enak?? "Wisnu mulai.
Arumi segera menggeleng. "Tidak Wisnu.. ini enak.kok."
"Lalu kenapa malah cuma kau aduk terus?? apa kau ada masalah?? "sambar Tia.
Arumi.membuang kasar nafasnya. "Masalah yang sama.."Ucap Arumi lirih.
Tia meletakkan sendok disisi piringnya. "Apa Aqil menuntutmu agar punya anak?? kau jadi kefikiran seperti ini?"
"Tidak Ti.. mas Aqil bahkan tidak pernah membahas hal itu. tapi aku yang merasa bersalah, disaat mas Aqil ingin istirahat dirumah, seharusnya ia bisa mengobati lelahnya dengan bermain bersama anaknya, tapi bagaimana itu terjadi bahkan sudah 5 tahun aku menikah aku belum.pernah hamil sekalipun.." terang Arumi dengan wajah sedihnya.
Tia menggenggam jemari arumi. biar bagaimanapun Tia bisa tau apa yang dirasakan sahabatnya itu.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments