Misi yang menegangkan

°°

°°°°

°°°°°°

Ada baiknya sebelum membaca jangan lupa tinggalkan vote dan komen...

Suara musik menggema keras di ruangan yang penuh dengan lampu warna-warni yang menyilaukan mata.

Alvin meneguk wink nya dengan tenang bahkan ini sudah botol ketiga nya.

Alvin merasa muak dengan masalah orang tua nya yang sering cekcok hanya karena harta warisan. Bahkan kedua orang tua nya itu sudah mempunyai keluarga masing-masing.

Alvin tinggal sendiri dengan Nenek dan Kakek nya yang berada di belanda. Namun dalam beberapa bulan mereka berdua akan terbang ke indonesia.

Alvin kembali meneguk wink, pandangan nya tak sengaja melihat seorang gadis yang dia kenal sedang berjoget ria dan beberapa pria yang mengerumuni nya. Alvin menetap nya dengan benar dan ternyata itu adalah Gadis berhoodie yang ia temui siang tadi.

Alvin menatap tak suka saat seorang pria menyentuh tubuh gadis nya. Apa gadis nya ya? 

Alvin membuang gelas ke sembarang arah, dia menghampiri gadis itu lalu menggendongnya ala karung beras. 

Alvin bahkan tak peduli dengan teriakan gadis itu yang meminta diturunkan.

"Stop! Turunin gue?! Turunin gue!!" teriakan toa gadis itu membuat kuping Alvin nyeri. Dia pun menurunkan gadis itu tepat di parkiran motor.

"Lo tunggu disini, gue mau ambil motor?" pinta Alvin yang di balas wajah cemberut gadis itu.

Alvin tersenyum tipis, gadis di hadapan nya ini kalau lagi mabuk lucu juga, mana ekspresinya bisa berubah-ubah gitu.

Alvin kembali menaiki motor nya, dia terkejut saat gadis itu sudah tidak ada ditempat nya.

Alvin berdecak kesal, dia segera menyalakan motor nya lalu mengas dengan kecepatan pelan.

Alvin berhenti di pinggir jalan tak jauh dari klub, gadis yang dia cari sedang tertidur lelap meringkuk di aspal.

Alvin menghampirinya lalu kembali menggendong ala bridal style gadis itu dan dia dudukkan di belakang jok mengatur duduk gadis itu dengan benar. Setelah itu baru Alvin naik ke atas motor sambil meletakkan kedua tangan gadis itu memeluk pinggang nya.

Alvin melajukan motornya dengan kecepatan sedang, satu tangan digunakan untuk menahan tangan Gadis itu agar tak limbung ke belakang. Sedangkan tangan satunya lagi untuk menyetir.

Alvin berhenti di sebuah rumah yang tak terlalu megah. Rumah dengan lantai dua serta halaman yang asri penuh dengan berbagai macam bunga yang tumbuh subur. 

Tempat ini mengingatkan Alvin pada kampung halaman masa kecil nya. Alvin mengetuk pintu, kebetulan pagar depan tidak dikunci.

Pintu terbuka memperlihatkan Seseorang yang lagi-lagi Alvin kenal.

"Bella?" tunjuk Alvin terkejut.

"Kak Alvin? Ngapain kakak ke sini?" tanya Bella juga terkejut.

"Kakak lo ada di motor gue. Tadi gue nemuin dia di klub, dia lagi mabuk berat, tuh?" tunjuk Alvin pada motor nya di depan.

Bella yang mendengar itu langsung berlari ke depan dan ternyata benar sang kakak lagi tertidur di bawah aspal.

Melihat itu Alvin cengengesan.

"Sorry gue turunin dia di bawah, soalnya kalau dia di atas motor takut nya jatuh." jelas Alvin yang di balas anggukan Bella.

"Nggak papa kok kak. Kak bisa bantu Belle gendong kak Safa ke kamar nya?" Bella meminta tolong dan langsung di bantu oleh Alvin.

Alvin mengendong ala bridal style Safa lalu menaruhnya di ranjang dengan pelan, Bella membuka sepatu sang kakak lalu menyelimuti nya sebatas dada. Setelah itu keduanya pun keluar.

Bella megantar Alvin ke depan. "Makasih kak udah nganterin kakak Bella, dan sekali lagi maaf ya kalau ngerepotin kakak." ucap Bella yang merasa tak enak pada Alvin.

Alvin menggeleng."Santai aja sama gue bel, anggap aja gue kakak lo. Gue juga sahabat suami lo kok." balas Alvin tersenyum tulus.

"Calon suami kak." Bella membenarkan.

"Yaelah, entar juga jadi suami." balas Alvin menaikan sebelah alisnya menggoda Bella.

Bella pun merasa malu, namun dia tetap mengkondisikan wajah nya biasa saja. 

"Yaudah gue pamit pulang ya, udah malam juga nih, Assalamualaikum." pamit Alvin lalu mencap gad.

"Waalaikumsalam." balas Bella.

Jika kalian bertanya dari mana ia mendapatkan alamat Safa? Jawaban nya tadi di tengah jalan Alvin iseng menanyai alamat Gadis itu, dan dengan tak sengaja di balas dong oleh gadis itu. Awal nya Alvin kira itu alamat bohong soalnya kan gadis itu lagi mabuk berat. Eh nggak taunya bener alamat nya.

Di perjalanan menuju rumah Alvin tak berhenti tersenyum saat ia sudah mengetahui nama gadis yang ia kagumi.

Safa ya. batin nya tersenyum lebar dengan jantung yang tak henti berdetak.

****

Azura sampai di sebuah rumah yang mewah bersama Amel yang melayang di samping nya. Azura memencet bel beberapa kali dan keluarlah wanita seumuran Mommy dengan mengenakan balutan dress.

"Ada perlu apa ya?" tanya wanita itu dengan ramah.

Azura sedikit gugup, wanita itu menggenggam erat tas selempang nya.

"B-begini bu, saya datang kesini ingin memberitahukan sesuatu tentang Nek Tuti." ujar Azura.

"Mama? Ada apa sama beliau. Jika kalian mencarinya mama saya, maaf... Mama saya sudah meninggal sejak 4 tahun lalu." jelas wanita itu.

"Nggak kok bu, kami bukan mencari Nek Tuti. Tapi.... Saya mau memberitahukan jika suami ibu itu orang jahat. Dia yang sudah membunuh Nek Tuti karena takut dilaporkan ke ibu jika selama ini Nek Tuti selalu mendapatkan perlakuan kasar bahkan kekerasan oleh suami ibu." jelas panjang Azura, lalu menghela nafas.

Wanita itu seketika limbung, kaki nya bahkan lemas. Dia terkejut dengan ucapan Azura barusan yang ia dengar.

Azura yang melihat itu membantu wanita tadi untuk duduk di kursi yang memang sudah di siapkan untuk tamu di depan.

Wanita itu menggeleng kuat.

"Nggak mungkin suami saya sejahat itu. Lalu Bagaimana kamu mengetahui semua nya, apa kamu mencoba membohongi saya kan?!" tuduh wanita itu marah.

"Maaf bu, saya nggak bohong kok. Saya mendengar semua itu dari Nek Tuti. Bahkan sekarang Nek Tuti sedang berdiri di samping ibu. Nek Tuti kasihan bu, dia merasakan dendam yang kuat hingga ibu anda tak bisa pergi dengan tenang,"

"Saya tahu ini memang terlihat aneh, bahkan mungkin ibu menganggap saya gila. Tapi saya benar-benar tak berbohong. Saya mempunyai penglihatan istimewa atau bisa di katakan saya indigo,"

"Jika ibu belum mempercayai saya, saya punya bukti kok. Coba ibu gali tanah dihalaman depan yang tertutup oleh vas bunga Matahari. Di saba ada bukti hasil pembunuhan Nek Tuti." Azura menjelaskan semua dengan benar. Ia bahkan merasa takut melihat Nek Tuti yang menatap nya. Tapi ini juga demi kebaian Nek Tuti agar bisa pergi.

Wanita yang mendengar ucapan Azura yang terlihat serius. Dia pun berdiri lalu beranjak ke halaman depan dengan membawa sekop kecil.

Wanita itu mulai menggali, Azura menatap diam di samping bersama dengan Nek Tuti dan Amel.

Sekitar setengah jam telah berlalu, Wanita tadi terduduk lemas sambil membawa pisau yang berlumuran darah di dalam plastik putih. 

Tangisan Wanita itu pecah bahkan tangan nya yang menyentuh pisau itu bergetar hebat. Azura pun ikut menitihkan air mata, Azura dapat merasakan perasaan wanita itu yang begitu sakit. Sedangkan Amel menepuk bahu Azura, dia hanya ingin menenangkan Azura walau tepukan itu tembus.

"Ada apa ini? Mama kok menangis? Apa ini perbuatan kamu, ha?!" sentak seorang pria menunjuk Azura geram. Azura menunduk ia takut menatap pembunuh dihadapan ya itu.

Deo membantu istrinya berdiri, namun wanita itu menghempas kasar tangan nya.

Mendapatkan penolakan itu Deo ingin marah, namun ia mematung saat melihat pisau yang berada di tangan Cery.

Deo ingin merampas nya, Cery lebih dulu mengancam."Nggak usah macam-macam kamu?! Sebentar lagi polisi akan menangkapmu, pria bajingan!!" teriak marah Cery.

Deo menggeleng kuat. "Nggk, nggak mungkin, nggak, aku nggak salah!! Ini semua salah Nenek sialan itu, dia yang udah buat aku naik darah lalu aku membunuh nya, hahaha." Deo tertawa seperti orang gila. 

Cery yang mendengar semua ucapan Deo kembali menangis. Menangisi kebodohan nya karena terlalu percaya pada suami nya itu.

Deo menatap Azura tajam."Apa kamu yang telah memberitahukan istriku ha?!!" Deo maju ke arah Azura sambil mengeluarkan belati dari dalam saku nya.

Azura perlahan mundur, ia memeluk perut nya erat. Azura takut saat Deo semakin mendekat. Cery yang melihat itu berlari lalu menahan lengan suaminya.

"Jangan gila kamu Mas!! Lepasin pisau nya?!! Lepasin Mass?!!" pinta Cery memaksa suaminya untuk melepaskan pisau itu.

Deo seakan tuli, dia menghempas kasar tangan Cery hingga wanita itu terjatuh. Cery berusaha ngesot walau tubuh nya sakit namun ia lebih memilih menolong orang yang tak bersalah itu. 

Azura menangis, badan wanita itu bergetar--

"AAaaaaaa!!!"

Azura berteriak sambil menutup mata nya.

Suara tusukkan terdengar di telinga Azura, wanita itu limbung. Namun ada yang aneh, ia meraba seluruh tubuh nya yang tak merasakan sakit apapun. 

Azura pun memberanikan diri untuk membuka mata.

Deg! 

Jantung Azura berhenti berdetak, tenggorokan nya terasa kering. Ia bahkan menangis tanpa suara.  

"KAK REIGA!!!" Azura berteriak saat melihat suaminya yang limbung akibat tusukan Deo di dadanya. 

Cery menangis histeris, polisi pun datang dan langsung mengepung Deo.

Azura mengangkat tubuh Reiga ke dalam pelukan nya, Azura seakan tak peduli jika darah itu mengenai bajunya. Disentuh wajah Reiga yang setengah sadar.

"Hiks, kak Reiga.... Hiks maaf, maafin Azura. Azura udah buat kak terluka, hiks, maaf.. " Azura menumpahkan semua tangisan nya. 

Reiga yang masih mendengar suara istrinya itu mengelus pipi tembem Azura. "J-jangan n-nangiss, A-aku n-nggk p-papa kok." lirih Reiga dengan tersedat- sedat.

Azura menggeleng lemah. "Nggak hiks.... Ini semua salah Azura, hiks." Azura semakin memeluk erat suami nya.

Dan tiba-tiba saja kepala Azura terasa pusing.

Bruk!

Azura pingsan dengan tubuh nya yang memeluk tubuh Reiga. Sedangkan Reiga yang merasa sudah tak kuat pun ikut tak sadar kan diri. Namun sebelum pingsan Reiga sempat mendengar suara sirine ambulan serta sorak-sorai orang yang memanggil nama nya dan Azura.

********

next komen?

(Alvin Archandra / 20 tahun)

Sahabat Reiga, Humor, Gombal, Playboy.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!