Korban pembunuh an

°°°

°°°°°

°°°°°°°

Ada baiknya sebelum baca jangan lupa tekan tombol like dan komennya...

Pagi ini Azura berangkat sekolah diantar oleh Vara dengan mobil. Sesampai di depan gerbang Vara turun dengan kacamata hitam yang berterlengar di hidung nya. Wanita itu membuka pintu mobil dan keluarlah Azura yang menunduk.

Semua murid menatap Azura tak henti banyak dari mereka yang penasaran dengan wanita keren yang berada di samping nya itu.

"Mom, Azura masuk dulu ya." pinta wanita itu lalu mencium punggung tangan Vara.

"Jaga diri baik-baik, ra. Kalau ada apa-apa hubungi gue ya?" ujar Vara dengan bahasa lo gue nya. Bahkan semua orang di dekat nya sudah tak terkejut lagi dengan hal itu. Termasuk Azura yang juga sudah terbiasa dengan ucapan mertuanya itu. 

Azura mengangguk sebagai jawaban, wanita itu segera masuk dengan langkah lebar. Sebab Azura tak terlalu suka jadi bahan perhatian semua orang. Sedangkan Vara yang melihat punggung Azura yang sudah hilang, wanita itu segera masuk kedalam mobil nya.

"AZURA?!!"

Mendengar seseorang memanggil nama nya, Azura membalikkan badan. Terlihat Bella yang ngos-ngosan seperti habis di kejar orang.

Melihat Azura yang berhenti, Bella mengatur nafas nya, lalu dengan buru-buru ia segera memeluk Azura erat.

"Hiks.. Kok Azura nggak ngasih tau Bella sih kalau Azura dapet musibah." rengek Bella, Azura membalas pelukan sahabat nya. 

"Musibah? Musibah apa sih. Azura nggak ngerti?" tanya Azura.

Bella menatap Azura dengan wajah penuh air mata.

"Bella udah tau semua nya tentang Azura dari kak Izar. Kak Izar udah cerita sama Bella." jelas Bella yang membuat Azura terdiam membeku.

Azura pun menunduk."Maaf bel, waktu itu Azura belum siap mau cerita ke Bella, maaf..." ucap Azura merasa bersalah pada sahabat nya itu.

Bella kembali memeluk Azura."Nggak papa ra, Bella juga ngerti kok."

Bella menarik pelan tangan kanan Azura yang terdapat cincin yang cantik melingkar di jari manis Azura. 

Bella tersenyum, ia ikut merasa bahagia."Selamat Azura, semoga langgeng terus sampai kakek nenek." doa Bella.

"Aminn." balas Azura.

Setelah memberi selamat pada Azura, kedua nya melanjutkan jalan mereka ke kelas. Kebetulan kelas mereka juga sama. Azura berada di kelas XII B.

****

Bell istirahat telah berbunyi, menandakan sudah tiba waktunya istirahat. 

Semua murid beramai-ramai menuju halaman sekolah, dan bukan ke kantin.

Sorak-sorak ramai semua murid saat melihat tiga alumni pria dan satu wanita lucu berada di halaman sekolah sambil bersandar di pinggir mobil.

Tiga pria dengan kemeja dan kacamata hitam berjalan gagah menuju kantin. Tak lupa satu wanita yang memeluk lengan Reiga manja. Bahkan sekarang banyak murid wanita yang mengerumuni mereka.

Sedangkan Azura, wanita itu sedang menuju perpus, sebab ia sudah ada janji dengan Lio. Lio adalah pria yang tak sengaja Azura tabrak hingga buku-bukunya berhamburan.

Reiga yang kebetulan melihat orang yang tak asing di seberang sana. Ia sedikit terkejut melihat istrinya, Azura. 

Dia sekolah di sini? batin Reiga.

Reiga juga baru mengetahui jika istri nya itu bersekolah di tempat nya dahulu.

Azura pun sampai di perpus. 

"AAaaaaaa!!!" Azura menjerit, tubuh gadis itu limbung lalu tak sadarkan diri.

Beberapa murid yang lewat di depan perpus mendengar jeritan itu, mereka pun menghampiri suara itu,

Deg!

Semua murid menjerit saat melihat mayat yang penuh dengan darah digantung di atas tengah ruang baca.

Reiga ddk yang mendengar itu ikut berlari dan mereka pun membola mata terkejut.

"Astaga, itu Azura?!!" pekik Alvin menghampiri Azura yang pingsan. Dengan pelan ia menggendong tubuh Azura menuju Uks. Sedangkan Reiga masih membeku di tempat. 

Reiga menatap tajam mayat seorang pria yang  seumuran dengan ayah nya. Mayat itu berpakaian serba hitam seperti nya itu seorang bodyguard. Kedua tangan Reiga mengepal kuat.

"Siapa yang berani ngelakuin ini? Apa itu orang yang sama yang menjebak diri nya?" monolog Reiga.

Tak jauh dari itu, seseorang membelalakkan matanya.

Mengapa bodyguard itu yang ada di sana? Bukankah seharus nya wanita yang berada di sana? Batin nya.

Di Uks Azura sudah sadar, di samping ada Bella yang selalu menemani wanita itu. Tadi saat jam istirahat Bella buru-buru ke toilet hingga saat balik dia mendengar jika Azura pingsan di perpus. Ia yang panik dan khawatir  segera menemui sahabat nya itu.

Bella membantu Azura untuk minum. "Kamu nggak papa kan?" tanya Bella padanya. Azura mengangguk lemas sebagai balasan.

Setelah minum Azura tiduran kembali, namun pandang nya pun tak sengaja bertabrakan dengan mata Reiga. 

Azura melotot terkejut lalu dengan buru-buru Azura mengalihkan pandangan nya sebab ia melihat wanita berkebaya itu sedang menatap wajah Izar dengan tangisan bercampur darah.

Azura memejamkan mata nya sambil sesekali memijat kepalanya yang terasa pening.

Sedangkan di lain tempat ada empat wanita sedang berkumpul di ruang rahasia.

"Gimana keadaan tuh cewek? Dia terluka parah?" celetuk Vara sambil menghisap puntung rokok.

"Dia baik-baik aja kok. Cuma terdapat beberapa luka tusukan dan luka kecil lain nya. Udah gue obatin jadi kita tungguin aja dia sadar." jawab Kayla membereskan alat-alat operasi ke dalam tas nya.

Kayla kaki kiri Vara itu adalah seorang dokter dengan lulusan kampus terkenal di Amerika.

"Ini udah korban ke berapa?" Kayla bertanya kembali.

"Ke-7, ra." sahut Xio membenarkan selimut seorang wanita yang terbujur lemas di ranjang.

Kalian pasti penasaran kan siapa wanita itu? 

*Flashback*

Malam itu di rumah kosong yang tak terpakai seorang berjubah hitam sedang menyiksa mainan nya.

Vara yang sudah menebak hal itu akan terjadi menyuruh Xio untuk melacak orang licik itu dan akhirnya mereka menemukan tempat persembunyian nya.

Vara ddk segera menuju lokasi yang di tujuh, keempat wanita itu mengendap-ngendap di balik tembok yang terdapat sebuah jendela yang terbuka setengah.

Vara ddk mengintip, dan benar orang gila itu sedang bermain kembali dengan wanita berambut sebahu yang lemas di ikat di kursi dengan banyak luka tusukkan di kedua bahu, paha kanan, dan terakhir dua tusukan di perut.

Setelah puas melihat mainan nya yang sudah tak bernyawa lagi. Orang itu membawa wanita tadi di dalam kardus besar menuju sekolah School Green. Vara ddk pun mengikutinya.

Mereka berempat pun sampai, dengan langkah pelan mereka melewati pagar belakang dengan melompat santai. Seperti nya hal tadi itu sudah biasa bagi mereka untuk melewati pagar yang begitu tinggi.

Setelah turun dengan mulus, Vara mengeluarkan pistolnya, Xio belati, Kayla pedang lancip, dan Geisha membawa bom peledak.

Vara ddk bersembunyi di balik tembok saat mereka melihat orang itu telah keluar dari ruang perpus.

Vara pun segera berlari menuju perpus dan mereka segera membawa wanita yang tadi ternyata masih bernafas.

Lalu setelah mereka berhasil menyelamatkan wanita itu, Xio pun mengantian mayat yang digantung  tadi dengan mayat bodyguard yang orang itu kenal.

Vara membawa wanita yang terluka parah itu menuju suatu rumah di tengah hutan yang ditutupi oleh pepohonan rindang.

Setelah sampai di markas mereka, Kayla segera melakukan operasi dadakan dan setelah lima jam berkutat di ruang pribadi nya, berakhir nya Kayla dapat bernafas lega, saat ia berhasil menyelamatkan satu nyawa.

****

Reiga sudah terlihat rapi, dia mengacak-acak rambut yang masih basah sehabis mandi. Setelah itu ia menutup gorden balkon sebab hari sudah gelap.

Sedangkan Azura, wanita itu sudah tertidur lelap di balik selimut tebal yang menutupi seluruh tubuh nya.

Saat melewati ranjang sehabis mengambil kunci motor di laci nakas, Reiga mendengar suara lirih Azura yang menggigil kedinginan.

Dengan ragu Reiga menyentuh kening Azura, dan ia mengibaskan telapak tangan nya saat kening itu terasa begitu panas.

Dengan berat hati Reiga pun tak jadi keluar. Tadi sebenarnya dia mau keluar menemui para sahabat nya untuk membahas tentang pembunuh berantai itu. Mereka ingin cepat menemukan identitas orang itu agar mereka dapat menangkap pelaku dan menyerahkan nya pada polisi.

"Ck, ngerepotin banget sih, lo." tutur Reiga kesal.

Reiga baru saja kembali dari dapur, dia membawa baskom kecil dan juga kain. Reiga duduk di sisi ranjang memeras kain yang sudah diberi air, lalu ia membersih wajah Azura yang penuh dengan keringat dingin.

Selesai membersihkan seluruh wajah Azura, pria itu membuka plester kompres, lalu menempelkan nya di kening istrinya. 

Setelah itu Reiga mengembalikan baskom tersebut ke bawah lalu dia pun bersandar di sofa sambil memainkan ponsel nya. 

Merasa dia sudah mengantuk, Reiga membuka jaket nya lalu terlelap ke alam mimpi.

*******

Next komen?

( AZURA AINUN AZKIA / 18 tahun)

Istri Reiga, kalem, positif vibes, takut hantu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!