Di usir Ayah

Reiga turun dari tangga dengan mengguyur rambutnya kebelakang. seketika semua mata gadis tertuju pada ketampanan nya.

"Reiga?" panggil Diana membuat sang empu membalikkan badan.

"Ke kantin bareng yuk, kebetulan gue laper nih?" ajak Diana sok manis pada Reiga yang mengangguk.

keduanya pun ke kantin dengan Diana yang langsung menggandeng lengan kekar Reiga. Reiga juga tak menolak sama sekali selama gadis itu tau batasan Reiga akan membiarkan nya.

Memasuki area kantin semua mata tertuju pada mereka berdua tak beda dengan Ica yang juga baru saja memesan makanan di meja nya.

Ica melihat itu dengan tatapan tak suka, Ica pun beranjak lalu menggandeng lengan Reiga manja.

"Reiga, temenin Ica makan ya? Ica nggak mau makan sendirian..." rengek Ica dengan wajah memelas.

Reiga tersenyum simpul, di elusnya rambut Ica lembut."Yaudah, gue temenin. hm Diana, mending lo ikut juga, jadi nanti kita bisa makan bareng." usul Reiga yang di balas anggukan semangat Diana.

Mereka pun makan bersama ada Alvin dan Izar yang ikut bergabung.

Izar yang melihat gerak-gerik Ica yang mengepalkan tangan nya di bawah meja sambil menatap tak suka pada Diana yang mencuri-curi memandang wajah Reiga yang fokus menyuapi bakso kedalam mulut.

Izar tersenyum tipis, bahkan sangat tipis."Ck." batin nya.

Sebenar nya Izar juga tak terlalu menyukai Ica. Sebab ada satu alasan yang membuat ia membenci Ica yang berada di hadapan nya ini. 

Izar juga merasa Ica yang sekarang dia kenal bukan seperti Ica yang dulu.

Selesai makan Reiga meraih ponsel nya yang bergetar akibat ada sebuah notif pesan.

"Nanti sepulang kampus langsung pulang ke rumah. ada yang mau Mommy omongin sama kamu?" sebuah pesan dari Vara.

Dan Reiga pun membalas dengan "oke."

"Hm, Reiga, entar pulang dari kampus mau nggak nemenin gue ke mall?" tanya Diana dengan senyum lebar.

"Nggk. Reiga pulang sama gue." sahut Ica bersedekap dada. Sedangkan Reiga dengan santai memainkan rambut Ica.

"Sorry, Gue lagi ada janji sama Mommy." jawab Reiga membuat Diana mengangguk lesu.

"Gimana kalau sama gue aja, hm?" sahut Alvin dengan senyum pada Diana yang tersenyum canggung.

"Hm, gak jadi deh, gue juga baru inget ada janji sama Mama." balas Diana yang membuat wajah Alvin seketika suram ketika di tolak mentah-mentah oleh Diana.

Sedangkan Izar menutup mulutnya agar dia tak kelepasan untuk menertawai teman playboy+laknat nya itu.

****

Azura melompat kecil, gadis itu menaiki tangga dengan kantong plastik kecil yang berisi sate di tangan nya. Senyuman Azura bahkan tak luntur sekalipun.

Azura baru saja membeli sate tak jauh dari rumahnya, entah mengapa ia ingin sekali memakan sate sejak kemarin.

puk! 

Seseorang mencengkram bahu Azura erat saat ia berada di ujung tangga, sang empu pun berpaling dengan ringisan bahkan sate di tangan nya ikut terjatuh.

"Lo!! Lihat?! ini semua gara-gara lo!!" tunjuk Diana pada lehernya yang terdapat beberapa kiss mark.

Bahkan penampilan Diana sekarang sangat berantakan mulai dari baju yang kusut, rambut yang berantakan, dan beberapa tanda di leher, bibir dan bahu. 

Mata gadis itu memerah padam, dia menatap Azura penuh kebencian."Gara-gara lo!! pria tua itu nidurin gue, anjing!!" geram Diana.

Air mata Azura seketik jatuh, ia menutup mata saat Diana mulai menyentak nya dengan kata-kata kotor.

"Hiks... aku salah apa kak? hiks, lepasin, bahu Azura sakit..." pinta Azura memohon agar Diana melepaskan cengkram di bahu nya, bahkan kuku tajam Diana menancap ke dalam kulit nya. hal itulah yang membuat Azura menangis.

"Salah lo ya.... SALAH LO ADALAH LO NGGAK TIDURIN TUH PRIA TUA, JADI GUE YANG KENA IMBASNYA SIALAN!!" teriak Diana dengan air mata yang menetes.

"Hikss, semua itu salah kakak sendiri!! Seharus nya aku yang berhak marah sama kakak, karena Kakak udah ngejual Azura ke orang itu..." Azura mengeluarkan marahnya, ia sudah tak tahan lagi terus mengalah dari Diana.

Diana semakin kuat mencengkram bahu Azura."UDAH BERANI YA, LO SAMA GUE!!" geram Diana menatap Azura tajam, dia sangat tak suka jika Azura sudah berani pada nya.

Azura mendongkak. Dengan kuat menarik tangan Diana dari bahunya. Diana yang tak mau kalah semakin mengeratkan cengkraman itu hingga tubuh Diana limbung.

brugh!

Tanpa di sadari Diana terjatuh menggelinding dari tangga, darah bercucuran deras dari kepala Diana.

"ASTAGA DIANA!!" teriak Sinta berlari lalu memeluk sang anak yang sudah tak sadarkan diri dengan berlumuran darah.

Sinta menangis sesegukan, dari arah arah bawah Ilbi yang kebetulan berada di ruang kerjanya, segera berlari saat mendengar teriakan Sinta.

"Diana!! bangun nak, hiks..." pinta Sinta menggerakkan badan anak nya yang sudah terbujur kaku.

Ilbi seketika terkejut melihat keadaan anak tirinya. Dan lebih terkejut nya lagi Ilbi melihat Azura yang berada di ujung tangga. Anak nya itu bersimbah lemas dengan tangisan yang tak henti.

Sinta menatap tajam Azura."Ini pasti gara-gara kamu kan?!! kamu yang udah ngedorong Diana, Hiks... Diana salah apa sama kamu selama ini sampai kamu berbuat keji padanya, hiks..." ucap pilu Sinta pada Azura yang menggeleng.

Ilbi Naik ke atas tangga.

"Pa, ini semua---" ucapan Azura terpotong saat tamparan keras itu Ilbi layangkan ke pipi chubbynya.

Azura menatap sendu orang yang ia sayangi kini menamparnya tanpa mendengar penjelasan nya. 

Azura menyentuh pipi nya, sudut bibirnya kembali berdarah. Padahal luka kemarin baru saja sembuh dan kini sudah di beri lagi, Astaghfirullah....

"Apa yang telah kamu perbuat sama Diana, ha!!" sentak Ilbi untuk pertama kalinya pada Azura, bahkan urat-urat leher pria itu menonjol. 

Azura yang mendapatkan sentakan itu terlonjak kaget." Hiks, ini bukan salah Azura, yah... Diana yang duluan cengkram bahu Azura dan Kak Diana jatuh karena tubuh nya yang nggak seimbang. Jadi itu bukan Azura yang dorong, Hiks..." jelas Azura dengan jujur.

Namun tak dengan Ilbi yang menggeleng tak percaya."Ayah nggak nyangka kamu sejahat itu Azura!! Dan sekarang Ayah mau KAMU KELUAR DARI RUMAH INI, SEKARANG!!" pintah ilbi berteriak kencang sambil memejamkan mata nya marah.

Mendengar itu tangisan Azura semakin pecah."AYAH JAHAT, AYAH UDAH NGGAK SAYANG LAGI SAMA AZURA, HIKS.... AYAH JAHAT!!!" Azura mengeluarkan semua kekecewaan nya pada pria itu yang kini mematung.

Azura berlari memasuki kamar nya. Sedangkan bi Yanti yang melihat itu hanya bisa menangis, dia tak bisa sama sekali membantu Non nya itu.

Melihat punggung Azura yang menghilang di balik pintu, Ilbi menatap tangan nya yang kini bergetar, tangan yang sudah melukai putri kandung nya.

****

Di dalam kamar Azura menangis sambil mengemasi semua bajunya kedalam koper.

Pintu terbuka memperlihatkan bi Yanti yang langsung merengkuh tubuh Azura kedalam pelukan hangat nya. Azura semakin kejar menangis nya. Hati Azura semakin hancur berkeping-keping, sekarang yang Azura harapkan hanya bunda, bunda yang selalu ada untuk Azura.

Selesai berkemas bi Yanti mengantar Azura ke luar. Sesampai nya di luar rumah bi Yanti kembali memeluk non ya itu.

"Non... jangan pergi... Bibi tau kok, kalau semua itu bukan salah non Azura. Jadi non jangan pergi, ya?" bujuk bi Yanti menggenggam kedua tangan Azura.

"Maaf bi, Azura harus tetap pergi, kan bibi tadi denger sendiri, hiks... kalau papa udah ngusir Azura dari rumah." jelas Azura yang kembali mengingat dimana sang Ayah terlihat kecewa pada nya. 

"Tapi non mau tinggal dimana?" tanya khawatir Bi Yanti.

Azura tersenyum tipis, ia menghapus air mata di pipinya.

"Azura nanti bisa cari kontrakan bi, tabungan Azura juga masih cukup kok buat cari kontrakan." jelas nya.

Setelah itu Azura pun beranjak menaiki taksi yang sudah ia pesan sebelum nya. Ia juga sudah berpamitan pada Bi Yanti.

Azura bahkan tak sempat berpamitan sama Ayah, sebab Ilbi sedang berada di rumah sakit bersama Sinta.

********

JANGAN lupa tinggalin votenya... 😊

next komen?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!