Hantu berkebaya

Lanjut nggak nih?.... 🙃

Setelah hal sedih tadi kini mereka semua meminum wink dengan saling mengobrol satu sama lain.

"Xio, bisa bantu gue hacker ponsel Reiga?" pinta Vara pada sang ahli alias hacker.

Hacker adalah keahlian Xio sejak SMP, bahkan gadis itu pernah membobol situs perusahaan brawijaya, perusahan terkenal dengan urutan nomor satu. Sebagai gantinya Xio dengan nama samaran nya itu pun mendapatkan bayaran yakni sebesar 100 triliun.

Dan sekarang Xio bukan lagi membobol situs perusahaan saja, tapi juga situs ketua mafia bawah tanah sekalipun. 

Jika kalian mengira geng Vara adalah mak-mak biasa, maka kalian salah. Vara and the geng adalah mata-mata terkenal mafia bawah tanah yang sudah mendiami tempat itu sekitar hampir 20 tahun lama nya.

Dengan sebutan  Black Evil, Vara sebagai ketua, Xio hacker, Geisha dan Kayla, kaki kanan dan kiri Vara.

Xio mengangguk santai, wanita itu mengeluarkan laptop dari dalam tas milik nya.

"Kenapa sama Reiga, ra?" tanya Geisha penasaran. 

"Anak gue aneh, masa semalam di muntah-muntah gak berhenti, padahal tuh anak kelihatan sehat-sehat aja tuh. Dan lebih aneh nya lagi masa pagi tadi Reiga minta gue buatin tumis pare, padahal itu makanan yang paling dia benci. gue kan jadi negatif thinking, apa anak gue ngehamilin cewek kali, ya?" jelas Vara minta pendapat para temanya.

"kalau dari penjelasan lo sih, itu kayak orang lagi morning skincare sama ngidam. Bahkan dulu suami gue gitu waktu gue hamil Rara." pendapat Kayla yang di balas anggukan setuju mereka semua.

"Terus yang jadi pertanyaan siapa tuh cewek yang di bobol sama anak lo?" Tanya Geisha.

"Hm lokasi anak lo cuma ke kampus sama tongkrongan sih, tapi gue nemuin hal mencurigakan di mana Reiga satu bulan lalu berada di apartemen nya." Jelas Xio yang setelah mengetik jari-jari lentik nya di atas keyboard.

"Setau gue tuh anak nggak pernah lagi ke apartemen nya, bahkan tuh apartemen sudah kosong lama. Dan udah gak ditempati dua tahun lalu." Ujar Vara yang memang mengetahui semua hal tentang anak nya, namun tak dengan yang satu ini.

"Bisa lo retas kamera cctv nya?" lanjut Vara, dia tau betul letak beberapa cctv tersembunyi yang sengaja ia pasang secara diam-diam dulunya.

"Nih, semuanya udah keluar." Xio menyerahkan leptop nya ke hadapan Mita, Geisha dan Kayla yang penasaran pun ikut mendekat.

Dapat mereka lihat cctv di depan memperlihatkan Reiga menggendong seorang gadis yang terbalut dengan baju berwarna merah yang terlihat sedang sakit.

Setelah itu kedua nya masuk kedalam kamar dan mereka semua pun terkejut dengan hal yang dilakukan mereka.

Geisha, Kayla, dan Xio melototkan mata terkejut, tak dengan Vara yang terlihat tenang, bahkan sekarang mereka dapat melihat lengkungan senyum yang terbit di bibir tipis wanita cantik itu.

Kayla menyenggol pundak Vara."Kok lo malah senyum sih? tuh lihat anak lo udah buat cucu, njirr. Mana mereka berdua masih muda lagi." Celetuk kesal Kayla yang sangat menyayangkan masa depan kedua nya.

"Ck, lemot." decih Xio menatap Kayla malas, ternyata otak sahabat nya itu sama sekali belum berubah. Sama-sama masih lemot seperti saat masa Sma dulu, bahkan sepertinya kelemotan nya semakin parah deh.

"Ha? apa lo bilang, lemot? dih lemot gimana coba, lo semua lihat kan yang Adrian lakuin?" balas Kayla tak mau dikatain lemot, padahal kan dia tak selemot dahulu.

Tuk! 

Geisha mengetuk dahi Kayla hingga sang empu mengadu.

"Lihat tuh yang bener, tuh cewek lagi kena obat perangsang, Kaylaa..." jelas Geisha memanjangkan kata terakhirnya agar sahabat lemot nya itu kembali melihat video cctv kembali.

"Lah, iya njirrr." jawab Kayla yang sudah melihat video itu dengan benar. ia menggaruk kepala nya yang tak gatal dengan canggung, karena ia merasa terlalu nyolot sama para sahabatnya.

"Hahah, sorry besty qu, peace." lanjut Kayla dengan senyum tanpa dosa. Sedangkan Geisha dan Xio menahan tangannya untuk tidak memukul kepala sahabatnya itu.

"Bagus dong. Jadi dengan begini gue bisa jauhin Reiga dari ulet gatal yang nempelin dia muluk. Gue aja sampai sepet lihat muka polos tuh cewek." sahut Vara tersenyum senang bahkan dia sudah memikirkan mempunyai menantu yang sefrekuensi dengan nya, apalagi jika tambah diberikan cucu yang gemoy-gemoy gitu.

Melihat Vara yang senyum-senyum gak jelas, Xio mengetuk pelan dahi wanita itu hingga sadar kembali.

"Nggak usah senyum-senyum. senyuman lo itu serem tau, mending wajah lo datar aja deh, itu lebih baik." pintah Xio.

"Ra? lo udah nyari dalang dari pembunuh Riko yang sudah ngelibatin anak lo?" tanya Kayla. 

Vara terdiam, di tarunya pipi di kedua tangan yang bertumpu di atas meja.

"Udah, bahkan gue tau pelaku sebenarnya?" Ujar Vara tersenyum menyeringai.

"Terus, kenapa lo kelihatan santai gitu, bukanya lo laporin ke polisi gitu?" tanya Kayla yang tak mengerti dengan alur jalan Vara yang terbilang cukup aneh.

Tak beda dengan Geisha dan Xio, kedua orang itu juga tersenyum licik, bahkan dapat Kayla lihat sisi liar keduanya yang terbangun kembali.

"Kok lo berdua juga gitu sih? apa jangan-jangan lo---" Kayla tak bisa melanjutkan ucapan nya saat ia melihat mata Xio yang berubah memerah darah.

"Yes, kita berdua juga tau, gue bahkan hampir saja bunuh tuh orang. tapi Vara ngelarang gue, padalkan gue suka bau darah." ucap Xio, mata gadis itu menatap tajam dengan tampilan senyum evil. bahkan suara Xio yang berubah agak serak membuat bulu kuduk Kayla merinding.

"Gue nggak mau aja tuh orang mati secara sia-sia. Gue mau bermain-main dulu sama umpan gue. Setelah itu hap!! lalu ditangkap!!" Vara menjelaskan lalu tertawa yang membuat Kayla semakin merinding.

Kayla meneguk wink nya sambil mengipasi wajahnya yang sudah berkeringat dingin.

"Sejak kapan lo semua balik ke situ? kok nggak ngajak gue?" tanya Kayla sedikit sedih, padahalkan mereka sahabat, bahkan mereka nyembunyiin rahasia itu dari dirinya.

Melihat wajah Kayla yang berubah lesuh, Geisha menarik gelas wink yang mau Kayla teguk kembali.

"Gue udah sempet hubungin lo tahun lalu, tapi lo nggak jawab sekalipun telepon dari gue. Gue kira lo sibuk banget sampai nggk bisa angkat telpon jadi kita bertiga aja deh yang nyari awal mula kasus sampai akhirnya kita nemuin tuh pelaku," potong Geisha menarik nafas dalam.

"Dan butuh waktu lama ra, buat nemuin tuh orang. jadi kita biarin dia aja dulu, kita mau lihat sampai mana dia menggila, dan tetap kita pantau kok, walau dari jauh." lanjut nya. 

Selesai mendengarkan penjelasan Geisha. Kayla menundukkan kepala nya,

"Maaf, waktu itu gue lagi ngurus perusahaan sama Mas Gery. perusahan Mas Gery hampir saja bangkrut karena ulah saingan bisnis yang mau ngenjatuhin perusahan kita." Ujar Kayla yang merasa tak enak pada semua sahabat nya.

"Nggak perlu minta maaf ra, lo kan juga lagi kesulitan waktu itu. Jadi lo tenang aja. Santai girl." sahut Vara pada Kayla yang kini tersenyum.

****

Di balkon kamar Azura duduk sambil mendengarkan sholawat menggunakan headset.

Di samping duduk seorang wanita berkebaya lusuh yang kemarin kini kembali menemuinya.

"Hello... Bisa denger gue nggk?" ucap wanita itu melambaikan tangan nya di hadapan wajah Azura. Namun Azura sebisa mungkin mengabaikan nya.

"Sepertinya lo nggk bisa dengerin gue deh, huff.... Kalau gitu gue numpang curhat, ya?" lanjut wanita itu.

"Gue sedih, gue belum bisa pergi dari dunia ini. Gue punya satu permintaan yang belum gue lakuin, gara-gara itulah gue masih tetap disini,"

"Gue capek sebenar nya, gue udah kesana-kemari nyari orang yang bisa lihat dan dengerin gue. Gue cuma mu ngomong sama tuh orang, kalau gue butuh banget bantuan dia, setelah itu gue bisa pergi dengan tenang." lanjut wanita itu curhat sambil meneteskan air mata nya yang mengalir bercampur dengan darah.

"Andai lo bisa bantuin gue, pasti gue seneng baget. Tapi sepertinya bukan untuk kali ini deh gue pergi. Haha, mungkin tahun depan atau bahkan seratus tahun lagi," Wanita itu mengalihkan wajahnya menatap Azura.

"Dan maaf, waktu itu gue nggak bisa nolongin lo, maaf ya." lanjut nya dengan mata sungguh-sungguh.

Azura yang berusaha mengabaikan tiba-tiba saja ikut menintihkan air matanya.

"Hiks.. Jahat." singkat kata yang keluar dari mulut Azura.

Azura anak indigo, dia bisa melihat makhluk yang tak bisa di lihat orang lain. Bahkan sejak bertahun-tahun Azura menyembunyikan penglihatan nya itu agar ia tak di ganggu makhluk halus lain nya.

Penglihatan itu mamang turun temurun sejak nenek buyut nya. bahkan bunda nya juga mempunyai penglihatan yang sama. 

Bahkan Azura sudah ratusan kali mendengar cerita yang sama hal nya dengan wanita berkebaya itu.

Banyak dari mereka yang bergentayangan tanpa arah, bahkan ada juga yang menjahili orang yang masih hidup.

Mendengar itu wanita berkebaya menatap kembali wajah Azura dengan mimik wajah nya yang syok.

"Lo..... B-bisa lihat gue kan?" tanya nya pada Azura. Dan dengan polosnya Azura justru mengangguk.

Azura yang baru sadar jika ia baru saja membongkar penglihatan. Dengan buru-buru Azura beranjak, lalu menutup pintu balkon nya yang ditutupi gorden.

Wanita berkebaya itu tersenyum kecut saat dia melihat Azura menjauh, apakah gadis itu melihat nya? Apakah gadis itu takut melihat wajah nya? Entahlah...

.........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!