Telah ternodai

Siapa nih yang greget sama Diana? 😤

komen?

Malam ini Sinta sudah siap dengan dress ketat berwarna merah dan Diana dengan dress berwarna hitam. Keduanya menaiki mobil menuju hotel mewah yang sudah Sinta booking.

Tepat tanggal hari ini adalah ulang tahun Ilbi, Sinta sudah merencanakan kejutan bertepatan dengan  suaminya yang akan pulang.

Di hotel suasana sudah sangat ramai, banyak rekan bisnis Ilbi dan para sahabat sosialita Sinta. Sinta bercipa- cepiki ramah pada setiap tamu. 

Tempat ini sudah ia dekor semenarik mungkin dan mewah tentunya. Bahkan Sinta juga mengundang dj terkenal ke pesta nya.

Di depan tempat pesta Ilbi turun dari mobil dengan mata yang tertutup oleh kain hitam, sedangkan Santi menuntun suaminya itu dengan mesra.

Sesampai di tempat tepatnya di lantai atas Sinta membuka penutup mata suaminya. 

SURPRISE...

DORR...

Suara tembakan membuat Ilbi terkejut sekaligus terharu senang, ia memeluk erat Sinta dan Diana. Dia merasa benar-benar bahagia, bahkan sekarang banyak rekan bisnis dan sahabat yang datang.

"Terimakasih sayang udah ngasih kejutan spesial ini buat aku." ujar tulus Ilbi mencium kening Sinta, lalu dilanjutkan dengan tepuk tangan yang meriah.

Sinta yang melihat itu merasa malu, dia pun memeluk suaminya saat semua tamu undangan menyoraki keromantisan mereka berdua.

Ilbi pun meniup lilin lalu menyuapi kue pertama kepada sang istri tercinta, lalu potongan kedua untuk anak sambung nya. 

Setelah itu Ilbi beranjak menemui sahabat nya bahkan pria itu sangking bahagianya dia sampai lupa jika ada anak kandung yang sedang menunggu nya pulang.

****

"Bangunin. Ganti bajunya dengan ini, CEPET!!" pintah kasar Diana yang membuat bi Yanti terlonjak kaget.

Bi Yanti melototkan mata saat melihat baju dress seksi dengan belahan dada sedikit terbuka."Tapi non, inikan baju h----"

"GUE BILANG GANTIIN YA, GANTIIN ANJINGG!! LO MAU YA, GUE ADUIN MAMA?!!" Ancam Diana menunjuk wajah bi Yanti tajam.

Bi Yanti yang bergetar ketakutan karena ancaman itu terpaksa memapah Azura yang setengah sadar ke dalam kamar mandi.

Keadaan Azura sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya, gadis itu sudah sadar, namun belum sepenuhnya, dia masih harus banyak beristirahat. Namun apalah daya bi Yanti yang tak bisa menolak akan perintah Diana, nyonya besar ke dua yang bi Yanti takuti.

Bi Yanti menggantikan baju Azura, wanita berumur 40 tahun itu menangis saat melihat tubuh Azura yang sudah berbalut baju terbuka. 

Azura yang setengah kesadaran hanya bisa mendengar bi Yanti menangis sambil berucap lirih ke telinganya."Maafin bibi ya non, bibi nggak bisa bantu non Azura, Hiks.... Maaf." 

Perasaan Azura seketika tak enak, ada apa sekarang dengan dirinya? Ia bahkan tak bisa menggerakkan tubuhnya.

Diana tersenyum smirk, dia melihat Azura yang baru keluar, baju yang dia pilih ternyata sangat pas di tubuh gadis itu.

Dengan ragu bi Yanti menyerahkan Azura, Diana yang melihat bi Yanti yang menahan lengan Azura membuat dia pun menarik paksa tubuh Azura.

Diana membawa Azura kedalam mobil. Sampai nya di tempat pesta, Diana memapah Azura menaiki lift, di lantai dua Diana menghempas tubuh Azura di sebuah kamar. Setelah itu Diana beranjak pergi meninggalkan Azura yang memukuli kepalanya yang masih pening berharap agar ia sadar.

"Yours is in room number thirty-two." lirih Diana tersenyum licik pada seseorang di earphone nya.

****

Seseorang gagah dengan setelan jas hitam menghampiri keluarga Andra. Andar memeluk sahabat nya dengan senyum. "Selamat broo, udah tua aja lo, bi?" ledek Andra yang membuat Vara memutar bola mata nya.

"Dih, lo juga sama kali, udah bangkotan." celetuk pedas Vara pada suaminya yang kini menatap dia tajam.

"Haha... Thanks broo." balas Ilbi tersenyum saat melihat kelucuan rumah tangga sahabatnya.

"Ini Reiga ya? Kok udah besar banget sih, mana gagah lagi kayak papa nya?" puji Ilbi dengan Reiga yang mencium punggung tangan nya.

"Haha... Keturunan gue gitu loh, siapa dulu dong bibitnya?" bangga Andra menepuk dadanya.

"Eh, siapa nih anak cantik?" tanya Ilbi pada Ica yang berada di samping Reiga, gadis itu tersenyum malu pada Ilbi.

"Saya Ica om." ujar Ica sopan mencium punggung tangan Ilbi.

"Pacar Reiga ya?" ucap Ilbi sebab yang ia lihat keduanya sangat cocok yang satu tampan dan yang satu cantik.

"Bukan." Sahut Vara cuek menatap arah lain. Hal itu membuat Ica seketika menunduk sedih. Sampai kapankah ia dapat melunturkan ketidaksukaan Vara padanya.

Melihat mata Ica yang ingin menangis, Reiga menggenggam erat tangan gadis itu hingga Ica mendongak menatap senyum simpul Reiga.

"Dia bukan pacar Reiga, tapi sahabat Reiga, om." lanjut Reiga, Ilbi mengangguk mengerti.

Setelah itu mereka pun mengobrol. Sedangkan Reiga dan Ica berkenalan dengan Diana.

****

Clekkkk

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan gadis cantik yang memegangi kepalanya, rasa sakit di kepala nya tak kunjung menghilang membuat Azura melihat samar- samar di depan pintu ada seorang pria dewasa berkemeja hitam sedang menatapnya dengan penuh nafsu.

Pria itu menutup pintu, Azura mundur ketakutan saat pria itu melangkah maju.

"Pergi!! Pergi kamu!!! Jangan dekat- dekat Azura, Hiks...!!!" jatuh sudah air mata Azura, pria itu menahan lengan Azura agar tak menjauhi nya. 

Di tarik lengan tangan putih itu hingga memerah, di hempaskan tubuh Azura kasar di atas ranjang.

Pria itu membuka kancing baju nya lalu mengurung tubuh kecil Azura, Azura semakin menangis, badan gadis itu gemetar ketakutan serta panas yang tiba-tiba menyengat ke dalam tubuhnya bagaikan listrik.

Dengan sisa tenaga Azura mendorong tubuh pria itu."Hahaha, kamu akan menjadi milikku malam ini gadis kecil." ujar pria itu dengan suara seraknya.

Azura semakin mendorong tubuh pria yang kini mau mencium bibirnya, dengan ide yang ia punya, Azura pun menendang aset pria itu hingga sang empu terjatuh kesakitan. 

Ada peluang Azura pun membuka pintu yang di kunci lalu berlari dengan sempoyongan, tubuhnya belum terlalu pulih di tambah lagi badan nya yang terasa sangat panas membuat Azura ingin menangis sekencang-kencang nya meminta pertolongan.

Brug!...

Terlalu lari terburu-buru Azura tak sengaja menyenggol bahu seorang pria berkemeja kotak hitam. Keduanya jatuh dengan Azura yang menimpah tubuh pria itu.

Azura menatap pria itu dengan sendu, bahkan sekarang mata, hidung Azura memerah."Tolongin Azura... Tolongg..." lirih Azura memohon penuh di mata gadis itu.

Reiga yang melihat sepertinya gadis ini butuh pertolongan, ia pun menggendong Azura ala bridal style.

Reiga? Ya, Reiga tadi berniat ke toilet, namun ia tak sengaja menabrak gadis yang berlari ketakutan ke arahnya, hingga akhirnya mereka bertabrakan dan jatuh berdua.

Reiga bingung akan membawa gadis ini kemana? Ingin meminta bantuan Ica juga tak mungkin sebab ponselnya yang tertinggal.

Reiga pun memutuskan membawa Azura ke apartemen nya. Kebetulan tadi ia mengendarai mobil sendiri dengan Ica. Sedangkan Ayah bersama Mommy.

****

Di apartemen Reiga menggendong kembali Azura menuju kamarnya, terlihat gelagat Azura yang aneh.

Reiga menaruh tubuh Azura di atas ranjang nya, Azura menggeliat saat tubuhnya semakin panas. Setelah itu Reiga beranjak untuk mengambil p3k untuk mengobati luka lebam di sudut bibir Azura akibat perbuatan pria bejat tadi.

Azura menahan lengan Reiga. "Hiks... Tolongg, tubuh Azura panas...." Azura kembali menangis sungguh tubuhnya sekarang terasa terbakar.

Reiga terdiam. Melihat gelagat Azura pria itu berdecak."Sial. lo minum apa tadi?" tanya Reiga pada Azura.

"T-tadi Azura di kasih minum air putih sama kak Diana." jawab Azura polos.

"Ck, bodoh. Itu bukan air putih, tapi obat perangsang." sedikit geram Reiga pada gadis yang ia temui ini, sungguh kelewatan polos.

Reiga mondar-mandir mencari jalan keluar, ia bingung harus apa sekarang, apalagi gadis itu juga merasa tersiksa hingga terus menangis.

Saat terdiam mencari ide, Azura langsung menarik tangan Reiga. Reiga yang belum siap dengan bobot tubuhnya sontak limbung dan jatuh di hadapan Azura.

Azura menatap sendu Reiga. Reiga linglung dan menegang secara bersamaan saat ada benda kenyal melumat bibir nya. 

Reiga ingin melepas pagutan itu, namun ia lalai akan mata polos gadis itu, hingga ia pun terbuai oleh permainan Azura.

****

Matahari menyinari gadis cantik yang menggeliat di dalam selimut, mata indah itu terbuka perlahan hingga ia pun terlonjak kaget saat melihat seorang pria yang tidur di sampingnya.

Azura menutup mulutnya. "Hiks… apa yang telah kau lakukan Azura, Hiks..." tangisan Azura kembali pecah, namun ia menangis dalam diam, Azura tak mau jika pria bertato serigala di lengan itu terbangun.

Azura pun terbangun lalu memunguti baju kemeja longgar dan celana jeans pria itu, Azura terpaksa memakai semua ini karena ia tak mau memakai baju haram itu.

Azura pun keluar, ia menatap sekilas pria yang masih tertidur lelap,"Maaf..." lirih nya lalu menutup pintu rapat.

Sebelum pergi Azura juga sudah meninggalkan sepucuk surat yang bertuliskan 'Makasih udah nolongin Azura, dan kita lupakan semua ini.'

*******

Jangan lupa Like nya onni....

next komen?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!