"Maaf pak, apa yang akan bapak lakukan selanjutnya?" Tanya Oki. Wanita ini sangat hawatir dengan kelanjutan hidup Nayla kedepannya.
"saya akan melakukan sesuai apa yang di wasiatkan neneknya" Jawab Devid singkat.
"Syukurlah kalau anda benar benar ingin bertanggung jawab"
"Hm" jawab Devid singkat.
Sekarang mereka sedang berada di ruang VIP di rumah sakit itu, menunggu Nayla sadarkan diri, gadis itu masih belum sadarkan diri akibat shock mendengar kepergian neneknya.
Mereka berencana mengantarkan Nek Elma ketempat peristirahatan terakhirnya di pagi hari sembari menunggu Nayla sadar.
Oki tidak henti hentinya melihat Nayla penuh rasa kasian. Hanya Nek Elma yang dia punya, tapi tuhan juga mengambilnya dari sisi Nayla, ia berharap orang bernama Devid itu benar benar akan bertanggung jawab atas semuanya.
Melihat kesabaran dan Empati Devid yang dari kemarin tetap setiap berada disana, bahkan sepertinya pria itu tidak tidur sama sekali dari kemarin, hanya terus menunggu kedatangan cucu yang di maksud Nek Elma. Sepertinya Devid memang orang yang sangat bertanggung jawab dan bisa di percaya.
"malang sekali kamu nak," Batin Oki.
"Eunghhhh," desah Nayla perlahan membuka matanya.
"Nayla, kamu sudah bangun nak," Oki membantu membenarkan duduk Nayla.
"Tante, hiks... nenek. gimana hiks," Nayla kembali menangis. Jujur saja, matanya kali ini benar benar sembab dan merah, karena sepanjang dia pingsan pun air matanya terus mengalir dan gadis itu terus terusan mengigau memanggil neneknya.
"Nayla yang sabar ya nak, nenek pasti engga suka liat Nayla kayak gini" Ucap Oki berusaha menenangkan Nayla.
"hiks.Nayla mau liat nenek Tante," Ucap Nayla masih dengan tangisnya.
"iya ayo, sekalian kita pulang, kita harus menyiapkan kepulangan nenek Nayla,"
"Sebaiknya bapak pulang dulu, sepertinya bapak belum istirahat dari kemarin, nanti bapak bisa balik lagi ketika sudah waktunya mengantar beliau ketempat peristirahatan," Ujar Oki ketika melewati Devid yang sedari tadi hanya berdiam diri di sofa yang ada di ruangan itu.
"Biarkan saya ikut,"Ucap Devid.
Nayla melihat sekejap ke arah Devid, iya baru menyadari ada orang lain di situ selain dirinya dan Tante Oki. Sedangkan Om Oji, pria itu sudah pulang lebih dulu untuk mengurus semua yang di perlukan oleh rumah duka.
*
*
( ini aku skip aja ya soal memproses jenazahnya, belum terlalu faham soalnya, kita singkat aja pas udah di pemakaman).
*
*
Sudah hampir seharian mata Nayla terus mengeluarkan air mata, matanya membengkak bahkan mungkin sudah kehabisan air mata, dilihat dari tangisannya yang hanya mengeluarkan suara yang sangat sesak.
"Nak Nayla, kita pulang yuk, biarkan nenek istirahat dengan tenang,"
Nayla meremat gundukan tanah yang sudah sempurna menutupi seluruh tubuh Neneknya, Sekarang tempat ini sudah menjadi rumah untuk selamanya, bagi Nek Elma, Bukan hanya Nek Elma, mungkin untuk semua umat manusia yang memang hakikatnya akan kembali ke asalnya.
Sekarang hanya tersisa Nayla, Oji dan Oki bersama Devid disana, pria itu tidak pulang hanya untuk memastikan keadaan cucu Nek Elma, Sebagai rasa empati dan tanggung jawabnya, karena telah menyebabkan kekacauan seperti sekarang.
"Nek. Hiks. nenek kenapa ninggalin Nayla sendirian," Gadis itu tidak berhenti menangis walaupun suaranya pun hampir habis.
"Uda yuk nak, kasian nenek pasti makin sedih liat Nayla seperti ini sekarang," Titah Oki berusaha memenangkan Nayla, Oki sangat paham betapa terpukulnya Nayla, tapi dia tidak ingin gadis itu terlalu larut dalam kesedihannya.
Bruuuukkkk.
Tubuh kecil itu kembali terkapar, mungkin karena kelelahan. Devid yang sedari tadi berada di belakang mereka langsung mengangkat tubuh mungil Nayla.
"Biarkan saya yang mengurus ini semua,"Ucap Devid langsung membawa Nayla kedalam mobilnya.
"Tunggu pak, apakah Nayla baik baik saja," Oki menahan Devid yang hendak menjalankan mobilnya.
Devid membuka setengah kaca jendela mobilnya.
"tolong jaga Nayla dengan baik pak" Ucap Oki penuh harapan.
"Jangan bicarakan soal apa yang diucapkan almarhumah, tunggu dulu sampai dia benar benar sudah pulih dan keadaanya sudah memungkinkan,"
"Iya saya mengerti," Jawab Devid singkat.
"Terima kasih pak, silahkan hubungi saya jika terjadi sesuatu," Oki dan Oji memberikan senyuman sebagai tanda perpisahan kemudian membiarkan Devid pergi membawa Nayla.
"apa kamu yakin dia akan memperlakukan Nayla dengan baik?" Tanya Oji kepada istrinya.
"Aku yakin mas, pak Devid pasti orang baik, Aku sudah menilainya dari kali pertama bertemu,"
"Tapi bagaimana jika orang itu tidak seperti apa yang kamu pikirkan, lagi pula dia orang asing yang baru kita kenal,"
"sudahlah, mas jangan terlalu berprasangka buruk, lagipula orang jahat mana yang rela tidak tidur dari kemarin demi tanggung jawabnya,"
"Mungkin saja dia hanya takut di laporkan ke polisi karena telah membuat nyawa seseorang tiada,"
Oki menghela nafasnya dalam dalam, suaminya benar benar membuatnya emosi, kenapa baru sekarang dia bicara seperti itu, sedangkan dari awal hanya berdiam diri mengiyakan semuanya.
"lagi pula kita bisa datang kapan saja menjenguk Nayla, tadi malam aku sudah meminta alamat rumah pak Devid,"
Mereka berdua terus berdiskusi tentang Nayla, karena tidak ada lagi yang Nayla punya selain mereka walaupun hanya tetangga, mereka sangat dekat satu sama lain.
Sebenarnya mereka ingin sekali mengangkat Nayla sebagai anak merek atau hanya sekedar merawat dan membiarkan Nayla tinggal bersama mereka, Tapi Sebelum Nek Elma pergi, almarhumah sudah meninggalkan wasiat agar orang yang menabraknya menikahi cucunya.
Entah apa yang membuat Nek Elma begitu percaya kepada Devid, saat kejadian tersebut Nek Elma melihat lekat netra Devid yang tampak sangat hawatir Karena secara tidak sengaja menabrak wanita paruh baya itu yang tiba tiba berjalan Ling Lung ke tengah jalan.
Saat itu, Devid sedang dalam perjalanan menuju sebuah proyek yang akan ia kerjakan di desa itu, pemandangan desa berhasil mengalihkan perhatiannya, udara yang segar, dedaunan yang hijau sangat memanjakan indranya.
Ketika melewati sebuah rumah, tiba tiba supir yang mengendarai mobilnya menginjak Rem mendadak, terdengar suara benturan di depan.
"Ada apa?," Tanya Devid singkat, tatapannya sangat mengintimidasi.
"Maaf tuan, sepertinya saya menabrak seseorang," Ucap Raga, supir pribadi Devid.
Mendengar itu Devid segera keluar dari dal mobil, raut wajahnya langsung berubah begitu melihat seorang wanita paruh baya tergeletak pas di depan mobilnya.
"Raga" Teriak Devid dengan suara tinggi. Orang yang di panggil Devid segera membantu Devid membawa wanita itu ke dalam mobilnya.
Sebelum mereka pergi, dari jauh tampak dua orang pria dan wanita berlari menghampiri mobil Devid. Merek tak lain adalah Oki dan Oji.
Melihat itu, Devid meminta Raga memundurkan mobilnya mendekat Oji dan Oki, kemudian meminta dua orang tersebut untuk ikut, Bukan Tanpa alasan, mungkin orang orang ini tau siapa nenek itu atau mungkin kerabatnya, itu yang dipikirkan Devid.
Sampai di rumah sakit, Nek Elma langsung dilarikan ke ruang operasi.
"Maaf pak apa yang terjadi," Tanya Oki.
Mereka tau kalau Nek Elma sedang terluka tapi tidak tau apa penyebabnya.
Raga maju ingin menjelaskan semuanya, Tapi Devid memberi isyarat biar dirinya saja yang menjelaskan, dan secara tidak terduga, David malah memberitahu kalau tadi dirinya tidak sengaja menyebabkan kecelakaan kepada nenek yang di sebut Nek Elma itu.
Devid memberi penjelasan palsu demi melindungi supirnya, tidak ada alasan bagi Devid untuk membuat supirnya dalam keadaan sulit, lagi pula Raga mengendarai mobil itu untuk kepentingan Devid juga.
Setelah berapa jam menunggu, dokter yang menangani Nek Elma keluar."Maaf apa ada keluarga dari pasien?"
"saya do..." Oki menatap Devid.
"Saya" Jawab Devid memotong.
"biarkan saya yang masuk," Mohon Devid lembut.
"Tidak apa apa, kalian berdua di perbolehkan masuk," Kata dokter itu.
"terima kasih," kemudian Devid langsung masuk kedalam yang diikuti Oki, sedangkan Oji. Oki meminta suaminya pulang terlebih dahulu karena ada urusan dirumahnya.
Selang beberapa waktu Nek Elma mulai siuman, sekarang mereka sudah berada di ruangan VIP yang di minta Devid, hal yang pertama Nek Elma ucapkan adalah nama Cucunya, Nayla.
Oki memegang lembut tangan Nek Elma, memberi tahu kalau Nayla Masi di sekolah, mendengar itu Nek Elma meremas kuat tangan Oki.
"jangan hubungi Nayla, nenek takut dia akan hawatir, biarkan dia pulang dulu,"
Oki mengikuti apa kata Nek Elma, lagi pula sepertinya Nek Elma sudah lumayan baik baik saja, tadi dokter bilang nenek hanya mengalami luka kecil di bagian kepalanya, tapi memang harus di operasi karena pendarahannya lumayan parah.
"Nak," Panggil Nek Elma, Netranya menatap wajah Devid.
Devid maju Tanpa ekspresi, tapi kali ini tidak terlihat mengintimidasi, mungkin ada sedikit seri dari garis wajahnya.
"Menikahlah dengan cucu nenek"
Oki mendengar itu menatap tidak percaya. bukan apa apa, tapi kenapa tiba tiba, dan yang lebih bikin kaget, Pria itu Tanpa ragu mengiyakan ucapan Nek Elma.
Detik berikutnya apa yang terjadi, genggaman Nek Elma di tangan Oki tiba tiba melemah, Nek Elma Tersenyum dengan satu kata terima kasih sebelum akhirnya menutup matanya dengan sempurna.
"Nek," Panggil Oki.
"Nek. Nenek," karena tidak ada respon, Devid langsung memanggil dokter.
Tak butuh waktu lama dokternya sampai diruangan itu, setelah di periksa dokter itu menggelengkan kepala seperti sebuah isyarat.
"Kenapa dok?" Tanya Devid dan Oki hampir bersamaan.
"Maaf, pasien sudah tidak ada,"
Oki melotot sempurna, ia memberontak membangunkan Nek Elma. Bagaimana bisa Nek Elma pergi, bukannya dokter bilang tadi Nek Elma baik baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments