Bab 020

Sedangkan di kantor, Bara terlihat sedang gelisah. Dia bahkan tidak fokus dengan pekerjaan yang menumpuk di depannya.

Entah kenapa pikirannya terus tertuju pada Krystal. Anehnya, meski sudah berusaha menepis semua perasaannya, bukannya menghilang, dia malah semakin tidak tenang.

Membayangkan tubuh seksi istrinya di tonton oleh banyak orang bahkan banyak pria, entah kenapa membuatnya kesal.

"Shiit! Sebenarnya apa yang terjadi padaku," gumamnya mengusap wajah kasar, menjatuhkan bolpoin yang ada di tangannya lalu menyandarkan kepalanya di kursi.

Sebelumnya Bara tidak pernah merasakan perasaan yang seperti ini pada wanita manapun. Termasuk istrinya.

Jika dulu, Bara akan bersikap masa bodoh jika Berlian keluar rumah atau pergi kemanapun tapi tidak dengan Krystal. Apalagi setelah mendengar semua ucapan Jimmy, rasanya dia ingin sekali menggurung istrinya itu di dalam kamar. Dan tidak akan pernah membiarkannya keluar meski hanya sebentar tanpa izin darinya.

"Apa sebaiknya aku pergi kesana saja," gumamnya. "Tapi jika aku kesana, alasan apa yang harus aku katakan padanya. Yang ada dia akan besar kepala dan berpikir macam-macam."

Cukup lama berpikir akhirnya Bara memutuskan untuk pergi. Pria itu meninggalkan pekerjaaanya begitu saja. Padahal selama ini Bara tidak pernah melakukan hal seperti ini.

Liam yang sejak tadi berada di sana memperhatikan gelagat aneh tuannya hanya berdecak kesal. Pasti setelah ini dirinyalah yang akan menjadi sasaran pria dingin itu.

"Liam!" teriak Bara.

"Ya, Tuan. Ada apa?" tanya Liam menghampiri Bara.

"Aku ingin keluar sebentar, bisakah kamu menyelesaikan itu?" ucap Bara sambil menunjuk berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya.

"Ma-maksud Anda, Tuan?"

"Cek dan laporkan padaku satu jam lagi! Aku harus segera pergi!" Bara melangkah menuju pintu keluar.

"Tapi, Tuan–"

"Tidak ada tapi-tapian kalau kamu tidak mau aku pecat! Satu jam, Liam. Ingat itu. Jangan lebih dan jangan kurang!" ucapnya lagi sebelum benar-benar meninggalkan ruangan itu dengan tergesa-gesa.

"Cih! Apa sekarang dia mulai menjadi budak cinta?" gerutu Liam karena sempat mendengar perdebatan Bara dan Rose dibalik telpon membahas Krystal.

Tidak butuh waktu lama, mobil yang Bara kendarai sudah sampai di depan halaman parkir. Pria itu melirik ke samping, mengambil bubur ayam dia beli saat dalam perjalanan kemari.

Juga obat Krystal yang tertinggal di kamar. Sejak semalam, gadis itu menolak untuk meminumnya. Bahkan, pagi tadi memilih kabur darinya dan hanya memakan beberapa sendok nasi goreng.

"Huh!" Bara menghela nafas dan bersiap turun.

Namun, langkahnya terhenti saat melihat Krystal sedang berjalan beriringan dengan seorang pria juga Rose. Mereka terlihat dekat, bahkan Krystal tersenyum pada pria itu.

Senyuman yang tidak pernah Krystal tunjukkan padanya selama mereka bersama.

"Siapa dia? Kenapa aku merasa tidak asing dengan pria itu."

*

*

"Terima kasih atas kerja samanya, Nona Rose dan Nona Krystal," ucap pria dengan lesung pipi di bagian kanan.

Pria blasteran Jerman-Indonesia itu mengulurkan tangannya lalu menjabat tangan Rose dan Krystal bergantian.

"Sama-sama, Tuan Nathan. Kami juga sangat senang bekerja sama dengan Anda," sahut Rose tersenyum menatap Nathan.

"Panggil saja Nathan. Sepertinya usia kita tidak terpaut jauh, Rose," ucap Nathan. Tatapan terus tertuju pada Krystal yang sejak tadi terlihat tidak fokus. "Apa dia sakit?" tanyanya pada Rose.

Rose mengangguk, menarik pundak Krystal dan memapahnya. Wajahnya masih terlihat pucat. "Ya, kemarin dia sakit. Karena hari ini ada pemotretan dia terpaksa datang. Iya 'kan, Krys!"

"Eh, iya," jawab Krystal.

Nathan tersenyum. "Bagaimana kalau aku mengantarmu ke dokter? Sekalian aku ingin bertemu dengan pamanku disana," tawarnya.

"Tidak perlu! Karena disini ada aku!" sahut Bara, menarik lengan Krystal dan langsung membopong istrinya ke dalam pelukannya. "Terima kasih atas perhatian yang Anda pada istri saya, Tuan Nathaniel!"

Bara langsung membawa Krystal menuju ke mobilnya tanpa mempedulikan kalimat protes dari bibir Krystal.

Sedangkan Rose terlihat malu karena kelakuan Bara yang tiba-tiba datang dan membawa kabur Krystal tanpa mengucapkan apapun pada mereka.

"Maafkan sepupuku, Nathan."

"Tidak apa-apa. Aku mengerti." Nathan menyunggingkan senyuman melihat kepergian mereka berdua.

Tolong ingatkan kalau banyak typo🤭

Visual Nathan, Foto hanya pemanis, sisanya haluin sendiri ya...

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

wuaahh thorr kerenan nathan dong, dahlah sama nathan aja krystalnya 😀😀

2024-03-15

2

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Hrusnya visual bara kaya nathan donkk,, yg brewok brewok gituuuu

2024-03-10

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Hrusnya visual bara kaya nathan donkk,, yg brewok brewok gituuuu

2024-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!