Bab 016

Sesampainya di butik, Bara sudah tidak menemukan siapapun. Tentu saja, karena butik sudah tutup karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

“Aku terlambat. Sekarang ada dimana dia.” raut khawatir terlihat di wajah tampan Bara. Tidak seperti biasanya yang dingin dan datar.

Bara merogoh ponselnya, kemudian menghubungi Krystal. “Tidak aktif?” gumamnya. “Atau jangan-jangan dia pergi dengan jin itu? Sudah kuduga, pasti bersamanya.”

“Lebih baik aku pulang. Menyesal aku menjemputnya kemari. Tidak ada gunanya sama sekali!” Bara akhirnya menyerah, dia putra balik dan pulang.

Kening Bara mengernyit bingung melihat sebuah mobil yang berhenti di depan kafe yang kemarin dia kunjungi bersama Liam.

Sosok pria yang begitu familiar membuat pandangannya teralihkan. “Si Jin bulukan itu kenapa ada disini?” matanya semakin menyipit melihat gadis yang duduk di depan Jimmy. “Kenapa bukan Krystal? Aku pikir dia bersama dengannya.”

Bara buru-buru menepikan mobilnya, kemudian mengambil payung dan turun. Masuk ke dalam kafe tersebut.

Dia duduk tidak jauh dari tempat Jimmy berada. Bara sempat mengumpat, kenapa dirinya harus berada disini dan untuk apa? Bukankah dalam perjanjian kontrak mereka tidak akan mencampuri privasi masing-masing.

“Bodoh! Seharunya aku tidak di sini sekarang.” Bara berdiri, hendak melangkah. Tiba-tiba saja, langkahnya terhenti saat mendengar Jimmy menyebut nama Krystal.

“Sayang, jangan marah. Aku akan segera mengakhiri hubunganku dengan Krystal. Tapi setelah aku mendapatkan hartanya,” ucap Jimmy meraih jemari wanita itu dan mengusap wajahnya.

Wanita itu terlihat kesal. “Sampai kapan? Kita bahkan sudah menjalin hubungan sebelum kamu bersama dengannya. Aku tidak peduli dengan hartanya, Jim! Aku hanya mau kamu bertanggung jawab dengan bayiku! Aku hamil!” ucap wanita itu.

Jimmy berdecak kesal dan mengusap wajahnya. Dia benar-benar tidak menyangka kalau wanita yang ada di depannya ini sedang mengandung anaknya. Bahkan Jimmy sangat membenci anak-anak.

“Kenapa diam? Jangan bilang kamu mau lari dari tanggung jawab dan lebih memilih Krystal. Ingat Jim, kartu as mu ada bersamaku. Aku bisa menyebarkannya ke publik sekarang juga,” ancam wanita itu lagi membuat Jimmy gelagapan.

“Tenanglah, aku janji akan bertanggung jawab. Tapi tidak sekarang. Apa kamu mau kita menikah dan hidup kere! Mau dikasih makan apa anak kita?” ucap Jimmy dan wanita itu hanya diam.

“Pokoknya, aku mau kamu bersabar. Setelah Krystal menjadi milikku dan membuatnya mengandung benihku aku akan meninggalkannya. Tapi, sebelum itu aku akan memintanya mengalihkan semua harta warisannya padaku. Bagaimana?” Jimmy mengecup punggung tangan wanita itu.

“Kamu tidak sedang membohongi dan membodohi ku ‘kan Jim?” tanya wanita itu.

“Percayalah, di hatiku hanya ada kamu, sayang. Kita akan menikah dan pergi ke luar negeri. Aku rela meninggalkan pekerjaanku demi kamu,” jawab Jimmy, berharap jika wanita itu percaya padanya.

Wanita itupun mengangguk dan tersenyum.

Sedangkan Bara, pria itu geram dengan tangan terkepal erat mendengar ucapan Jimmy. Dia bangkit lalu menghampirinya.

Tanpa basa basi, Bara melayangkan pukulan ke wajah Jimmy. Tidak hanya sekali namun berulang kali. Membuat pria itu hampir tidak sadarkan diri karena ulahnya.

“Mimpi kamu ingin menyentuh istriku! Sebelum kamu melakukannya, aku akan lebih dulu melenyapkan mu, brengsek!” ucap Bara menunjuk wajah Jimmy. Dadanya naik turun, wajahnya memerah karena emosi. “Sekali lagi kamu berani mendekati istriku, jangan harap kamu masih bisa bernafas!”

Setelah mengatakan itu, Bara langsung pergi dari sana. Menyambar jaketnya, tak mempedulikan banyak pasang mata yang menatap bingung ke arah mereka bertiga.

“Sayang, kamu gapapa ‘kan?” wanita itu terlihat khawatir dan memapah Jimmy. “Siapa dia, kenapa dia memukulmu?”

“Dia pria gila yang mengaku jadi suami Krystal,” jawab Jimmy mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

“Suami? Kamu bilang Krystal belum menikah, gimana, sih!”

Jimmy melirik tajam wanita itu. “Sudahlah, semua gara-gara kamu. Sekarang jadi kacau. Bagaimana kalau dia mengatakan semuanya pada Krystal.”

“Tidak, aku harus menemui Krystal dulu sebelum pria itu menceritakan semuanya. Aku tidak mau kehilangan Krystal,” gumamnya dalam hati.

*

*

“Sayang, astaga! Apa yang terjadi?” Anaya dan Abian menghampiri Krystal, gadis itu terlihat tidak baik-baik saja. Seluruh tubuhnya basah kuyup, dia menggigil kedinginan.

“Dingin, Ma...” lirih Krystal.

“Dimana Bara. Apa dia tidak menjemputmu?” tanya Anaya penasaran. Bukankah dia meminta Bara menjemputnya.

Krystal menggeleng. Jangankan menjemput, Bara malah meninggalkannya tanpa mengatakan apapun padanya.

“Sudahlah sayang, tanyakan nanti saja. Sekarang bawa menantu kita ke kamarnya,” sahut Abian yang juga nampak khawatir.

“Iya, Pa.” Anaya memapah Krystal, membawa menantunya itu menuju ke kamar.

“Dasar anak sialan itu. Tidak becus menjaga istrinya!” Abian berjalan keluar, menunggu putranya yang sampai saat ini belum terlihat.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

anakmu memang kebangetan...

2024-04-26

1

Ai Yunita

Ai Yunita

bara bere ....nih mah dak berperasaan

2024-03-30

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Jin ?? Haha

2024-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!