Bab 015

Krystal berdiri seorang diri di halte bus. Kebetulan sore ini turun hujan dan ponselnya pun mati. Hari paling sial bagi Krystal karena setelah keluar dari butik Bara benar-benar meninggalkannya.

Pria itu bahkan tidak mengatakan apapun. Entah sengaja atau memang ingin mengerjainya.

“Dasar menyebalkan. Dia benar-benar pria yang tidak punya perasaan,” gerutu Krystal menyeka air hujan yang membasahi wajahnya. “Tidak bisakah sedikit saja dia memiliki rasa kasihan padaku?”

Krystal menundukkan wajahnya. Menangis, ya hanya itu yang bisa dia lakukan. Ingin rasanya dia berteriak. Namun, dia masih memikirkan kewarasannya.

Apa kata orang jika dia berteriak seperti orang gila di depan halte bus.

Hampir satu jam, hujan tak kunjung reda. Tubuh Krystal mulai menggigil kedinginan. Wajahnya nampak pucat. Ditambah lagi seluruh tubuhnya rasanya sakit semua karena ulah Bara.

Mengerjainya habis-habisan dengan alasan gaun pesta yang tidak cocok di pakai untuknya.

Krystal menyesal karena tadi sempat menolak saat Anaya memintanya untuk membawa sweater dan mengatakan kalau hari ini akan turun hujan.

“Sial, kenapa tidak ada taksi dan juga angkutan umum yang lewat. Apa mereka tidak butuh uang!” keluhnya.

Petir menyambar dan angin semakin kencang. Krystal hanya berdoa supaya hujannya cepat reda dan dia bisa pulang.

Sedangkan di kediaman keluarga Alfredo, Bara tengah duduk dengan tenangnya di ruang kerjanya. Seakan tidak memikirkan keadaan Krystal di luar sana padahal hujan semakin deras dan malam menjelang.

Bara terlihat sedang memandangi sebuah bingkai foto. Entah bingkai foto siapa, yang jelas Bara tidak pernah berpaling dari itu.

“Maaf, kalau bukan karena aku mungkin kamu masih ada di sisiku.” Bara mengusap foto tersebut. Raut wajahnya masih nampak datar tanpa ekspresi sama sekali.

Ingatan satu tahun lalu masih terlihat jelas di matanya. Saat dimana kecelakaan itu terjadi dan merenggut nyawa wanita yang paling dia cintai, Berlian.

Malam itu, keadaannya sama seperti sekarang. Hujan turun membasahi jalanan kota. Bara berada di perjalanan bersama Berlian.

Saat itu, usia kandungan Berlian sudah menginjak delapan bulan. Entah siapa yang memulainya, mereka terlibat pertengkaran kecil.

Bara yang sedang pusing dengan urusan kantor tidak mau mendengarkan semua keluhan Berlian. Bara hanya ingin, mereka menyelesaikan urusan itu ketika sudah sampai di rumah.

Siapa sangka, Berlian yang awalnya selalu bersikap lembut dan penurut, sejak hamil menjadi sedikit keras kepala dan tidak mau mendengarkan penjelasan Bara.

Akhirnya, selama dalam perjalanan mereka saling menyalahkan satu sama lain. Mengakibatkan Bara yang tidak fokus menyetir dan hampir menabrak kendaraan lain. Bara banting stik hingga mobil mereka menabrak pohon besar.

Akibat kecelakaan itu, Berlian mengalami pendarahan hebat dan harus dilarikan ke rumah sakit.

“Shit!” umpatnya.

Bara mengusap wajah frustasi. Penyesalan dan rasa bersalah terus menghampirinya. Bahkan, semua perasaan itu hampir hilang karena rasa kecewanya.

Dengan begitu mudahnya Berlian meminta dirinya untuk menikah dengan Krystal.

“Kenapa harus dia? Gadis yang memiliki wajah hampir serupa denganmu. Hanya saja sikap kalian berbanding terbalik. Dia bar-bar dan gampangan!”

Bara masih terus mengumpat Krystal, kesal saat mengingat malam itu Jimmy hampir memper-kosanya dan Krystal hanya diam tak memberikan perlawanan.

“Gadis bodoh itu memang polos atau hanya berpura-pura. Apa dia sengaja berpakaian seksi seperti itu untuk menggoda semua pria. Lalu, setelah berhasil menidurinya dia mencari pria lain lagi?”

Pikiran Bara benar-benar kacau. Sampai terdengar suara pintu di ketuk dari luar. Tak lama, wanita paruh baya masuk dan menghampirinya.

“Ma? Belum tidur?” tanya Bara menoleh ke belakang dimana Anaya sedang berdiri menggendong Lio.

“Dimana menantu Mama? Kenapa belum pulang? Ini sudah hampir pukul delapan malam, Bara!” pekik Anaya kesal, pasalnya dialah yang menyuruh mereka pergi ke butik. Bukankah seharusnya mereka kembali bersama.

Kenapa malah Bara pulang seorang diri?

“Dia ada di–” Bara beranjak dari tempat duduknya, menyambar jaket dan kunci mobil.

“Mau kemana? Mama tanya dimana Krystal kenapa malah bawa kunci mobil?” teriak Anaya.

“Jemput Krystal, Ma! Bara lupa, dia ketinggalan di butik,” sahut Bara melangkah keluar menuju ke mobil.

“A-apa? Ketinggalan di butik? Gimana bisa istri sendiri ketinggalan?” gerutu Anaya ikut keluar mengejar Bara.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

ngakak tapi kezelll bisa2 nya istri ditinggal in

2024-04-26

1

sharvik

sharvik

thor bisa gk buat kristal menjadi dingin dg bara. . biar tdak trlalu skit hati

2024-03-04

0

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

kalo aq yg jdi si krystal, ngapain menggerutu...dia cuek aq lebih cuek bodo amat😡😡ngga usah lemahh

2024-03-04

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!