Bab 009

Selesai menaruh beberapa pakaiannya di lemari, Krystal turun ke bawah. Ia melangkahkan kakinya, Menghampiri Anaya yang tengah sibuk di dapur.

Wanita paruh baya itu sepertinya sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk keluarganya.

Dibantu oleh beberapa pelayan, Krystal ikut menyela. “Ma, apa boleh aku bantu Mama?” tanya Krystal yang kini sudah berdiri di samping Anaya.

Beberapa pelayan tersenyum dan menyapa Krystal kemudian mereka kembali mengerjakan pekerjaannya.

Anaya menoleh dan tersenyum. “Tentu saja, sayang. Kamu boleh bantu Mama. Mama malah seneng ada yang bantu. Biasanya pelayan yang masak. Tapi karena hari ini kamu datang, Mama berniat membuatkan masakan spesial untuk kamu dan Bara."

Anaya sengaja memasak banyak, selain untuk menyambut kedatangan mereka berdua, juga sebagai permintaan maaf karena Krystal dan Bara harus menikah dengan cara seperti ini.

Tidak ada pesta, tidak ada acara lamaran dan juga perkenalan lebih dalam dari kedua belah pihak. Tentu Anaya sudah memikirkan resikonya mengambil keputusan seperti ini.

Bukan tanpa alasan, selain karena surat wasiat, kedua keluarga terpaksa melakukannya. Mengingat Krystal pasti akan menolak dan kabur jika tahu dirinya akan dinikahkan dengan Bara.

”Maaf, sayang. Maafkan juga mama dan papa kamu, sudah mengambil keputusan sepihak tanpa bicara lebih dulu padamu.” Anaya memeluk Krystal, berharap semoga menantunya itu mau mengerti dengan keadaannya.

Krystal diam tanpa menjawab ucapan Anaya. Dan Anaya bisa mengerti itu. Karena dulu dia dan Abian juga menikah karena sebuah perjodohan.

“Kamu boleh marah sama Mama, kamu boleh hukum Mama tapi Mama minta satu hal. Jangan pernah membenci Bara. Dia tidak bersalah sayang. Apalagi Lio, disini dialah yang paling menderita.”

Anaya menarik kursi yang ada disebelahnya, kemudian duduk dan menundukkan wajahnya. Ingatannya kembali dimana satu tahun lalu Berlian meninggal saat melahirkan Lio.

Dan saat itu pula, Bara mulai bersikap acuh dan tidak peduli pada Lio. Bara menganggap kalau Lio adalah penyebab kematian Berlian–wanita yang paling Bara cintai.

Anaya sudah berusaha menjelaskan pada Bara, namun sikap keras kepalanya yang mirip Abian membuat pria itu susah untuk di dekati. Padahal, sebelumnya Bara ada pria yang hangat dan juga penyayang pada keluarganya.

Mendengar semua cerita Anaya, Krystal tanpa sadar menitihkan air matanya. Ternyata selama ini bukan hanya dirinya saja yang menderita tapi juga Lio–putra sambungnya.

Anaya menghapus air matanya. “Sudahlah, tidak perlu terlalu dipikirkan. Mama yakin kamu bisa menjadi ibu yang baik untuk Lio,” ucapnya lalu memberikan sebuah pisau pada Krystal.

Krystal kaget menerima benda tajam itu. “I-ini buat apa, Ma?”

“Potong wortel itu, sayang. Biar Mama yang menggoreng ayamnya.”

Krystal mengangguk seraya meneguk ludahnya kasar. Seumur hidupnya baru kali ini gadis itu berada di dapur dan memegang sebuah pisau. Karena selama berada di luar neger, Krystal lebih memilih memakan makanan siap saji dari pada memasak.

Krystal memakai sarung tangan plastik yang ada di depannya dan mulai memotong wortel tersebut. Ia cukup kesusahan, namun tidak menyerah begitu saja.

Krystal masih mengingat perjanjiannya dengan Bara. Selama berada di kediaman Alfredo, mereka harus berpura-pura menjadi suami dan istri sebenarnya.

“Apa begini caranya memotong wortel? Ya, pasti seperti ini caranya.” Krystal sesekali melirik Anaya yang berada tidak jauh darinya. “Astaga kenapa susah sekali, sih. Kalau bukan karena pria dingin itu, mana mau aku menginjakkan kaki di dapur,” gumamnya.

Krystal terus berusaha sampai beberapa wortel yang ada di depannya selesai ia potong.

“Sayang, apa kamu sudah selesai memotongnya?” Anaya berjalan mendekati Krystal, wajahnya nampak terkejut melihat potongan-potongan wortel cukup besar di atas meja.

“Sudah, Ma.” Krystal menggaruk tengkuk lehernya. Sungguh, ingin rasanya ia menjerit saat ini juga melihat ekspresi wajah ibu mertuanya itu.

“Apa kamu berniat membuat seisi rumah mati tersedak karena potongan wortel mu itu?” sahut Bara berjalan melewati Krystal, membuka kulkas dan mengambil satu botol air kemudian meminumnya.

“Wajar saja, istri kamu masih belajar.” Anaya menyahuti.

Bara sudah mengira kalau ibunya pasti akan membela Krystal.

“Ya, terserah Mama.” tak ingin berdebat dengan wanita yang sangat ia cintai dalam hidupnya itu, Bara memilih untuk mengalah. Ia mendekati Krystal dan sedikit membungkukkan badannya. “Dan satu lagi, aku benci wortel juga makanan yang sudah disentuh olehmu!” Bara berbisik lirih tepat di samping telinga Krystal lalu mengecup pipinya.

Sontak perlakuan Bara yang tiba-tiba itu membuat kedua bola mata Krystal membuat sempurna. “Kamu–” geramnya tertahan.

“Istriku benar-benar terlihat sangat cantik ketika sedang memasak. Iya ‘kan, Ma,” ucap Bara dan Anaya pun mengangguk.

Krystal berdecak kesal. Kalau saja saat ini Anaya tidak berada di sana, mungkin saja Krystal sudah memberikan pelajaran pada Bara karena sudah berani menciumnya.

“Setidaknya istri kamu mau belajar memasak dan membantu Mama. Itu yang paling penting dan kamu cepat pergi sana! Kenapa masih ada di sini.” Anaya menjewer telinga Bara, membuat Bara meringis kesakitan dan minta untuk di lepaskan.

“Ampun, Ma, sakit.” Bara merengek seperti anak kecil.

“Masuk sana, temani papa kamu dan juga Lio. Mama hanya meminjam istri kamu sebentar. Nanti malam kalian juga bisa bebas tidur bareng,” ucap Anaya lagi menjauhkan tangannya dari telinga Bara lalu mengusirnya dari sana.

Tolong ingatkan kalau ada typo ya🤭

Terpopuler

Comments

anypuji

anypuji

bara bikin gak asyi

2024-05-02

0

Bzaa

Bzaa

ati2 bucin bar...

2024-04-26

0

girl bos💐🌹

girl bos💐🌹

dihh

2024-04-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!