Tak Habis Pikir

..."Aku hanya ingin hidup tenang, tanpa ada gangguan sedikitpun. Tetapi permasalahan terus menghampiri, namun sekarang gadis kecil tiba tiba menjadi istriku menambah beban pikiran, apakah aku akan bertahan atau membuangnya?."...

...~Jaevano Bagaskara~...

...****************...

"Aku berjanji, jika saatnya tiba akan ku tutup semua mulut yang sudah merendahkan diriku." Jaevano mengepalkan tangannya erat, sorot matanya sangat tajam.

Bukan tanpa hal, dia berucap seperti itu. Karena selama ini Jaevano di kenal sebagai pria sampah tak berguna di dalam keluarga Bagaskara.

Meskipun perusahaan kecil yang telah di berikan oleh ayahnya, sudah berkembang pesat. Namun citra buruk tak berguna, masih melekat kepada Jaevano sebagai sampah Bagaskara.

Padahal mereka sama sekali tidak tau, jika Jaevano adalah pemimpin NK Group, yang sebenarnya. Bagaimana jika mereka semua mengetahui, bahwa sampah keluarga Bagaskara adalah pemimpin perusahaan besar itu. Sudah dapat di pastikan, akan banyak yang datang menjilat.

Karena pekerjaannya sudah selesai, dan aman terkendali. Jaevano langsung pergi menuju suatu tempat, untuk membereskan tikus kecil pengganggu.

*

"Sayang kamu membeli apa, sehingga menghabiskan uang 2,5 miliar?." tanya Satria kepada istrinya. Dia sungguh terkejut melihat notifikasi mengeluarkan uang sebanyak itu.

Selama ini Clara memang sering berbelanja, paling tidak menghabiskan uang 700 juta. Itu masih wajar pikir satria, namun sekarang istrinya menghabiskan uang sebanyak itu.

Masalahnya, Satria hanya bekerja menjadi manager bukan direktur. Entahlah dia sungguh tidak terima, mendapatkan jabatan itu, ayah tirinya sungguh tidak ingin menempatkan dirinya di posisi pemimpin.

Padahal banyak upaya yang dia lakukan, agar bisa mendapatkan posisi itu. Dari menyingkirkan Jaevano dari ahli waris dan banyak lagi, rencananya hampir sempurna namun untuk mendapatkan posisi CEO, sama sekali tidak berhasil.

"Ah aku hanya membeli kalung berlian terbaru sayang, apa kamu marah?." Clara, mengelus bahu Satria dengan perasaan cemas. Bukan apa apa, baru kali ini dia membeli barang itu.

Karena Clara selalu di ledek temannya, tidak memiliki kalung berlian yang mahal. Jadi Clara sampai nekat membelinya.

Satria menghela nafas, "Ah sudahlah itu jugs sudah telanjur, tidak bisa di kembalikan. Lain kali jika ingin membeli sesuatu kamu bilang dulu sama aku!."

Clara tersenyum sumringah. "Baik sayang, aku akan mengingatnya." ucap Clara lembut, bersorak di dalam hatinya.

Satria kembali melanjutkan pekerjaannya, sempat terhenti Clara mendatanginya di kantor.

Wanita berpakaian modis dan makeup tebal itu, mengalihkan pandangannya melihat ruangan tempat suaminya bekerja. "Sayang, kapan kamu akan memiliki perusahaan ini?."

Satria menghentikan aktifitasnya sejenak, melirik ke arah sang istri yang tengah menatap ke luar kaca. Saat ini mereka berada di lantai 10, dimana ruangannya berada.

"Sungguh saatnya tiba." jawab Satria dingin.

"Hem, aku akan menantikan waktu itu tiba. Aku sama sekali tidak menyesal telah menikah denganmu, daripada bersama sampah tak berguna seperti Jaevano!." timpalnya dengan mata berkilat kilat.

Pria itu menyeringai, berdiri menghampiri istrinya.

"Cup."

"Kamu telah memilih hal tang benar sayang!." Satria mengecup bibir Clara melumatnya sebentar, lalu menarik pinggang ramping istrinya. Sejenak tatapan mereka berdua terkunci.

"Ah aku sama sekali tidak menyesali honey!." suara Clara mendayu, lalu menempelkan bibirnya kembali. Adegan ciuman panas akhirnya terjadi di ruangan itu.

*

"Apa yang kau lakukan?." Jaevano mengerutkan dahinya, melihat gadis kecil tengah mondar mandir sambil menggigit kuku.

Shasa terlonjak mendengar suara Jaevano, berdecak pelan dia menatap suaminya malas. "Aku lapar!."

Shasa menatap penuh permohonan kepada Jaevano.

Pria itu memicing, bagaimana bisa Shasa kelaparan di rumahnya?. Padahal pelayan selalu menyajikan makanan dan bahkan ada chef yang khusus membuat makanan di dalam keluarga Bagaskara.

"Kau tidak makan?."

"Hais, jika aku makan maka aku tidak akan merasa kelaparan bodoh." gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. Bagaimana Jaevano sama sekali tidak peka, ya jelas jelas lapar berati tidak makan.

Jaevano menatap dingin, ia mengendurkan dasi yang bertengger di lehernya. "Makanan banyak di bawah, kenapa kau tidak pergi ke sana?."

Shasa mengacak rambutnya frustasi. "Argh, ini semua gara gara Eca kenapa dia tidak pergi menghampiri ku maka aku tidak akan kelaparan seperti ini." rutuk nya dalam hati.

"Aku nggak mau bertemu nenek lampir di bawah, wanita tua itu sangat menyebalkan. Apa lagi suara lengkingannya itu membuat telingaku kebas." sungutnya menghempaskan tubuh di atas ranjang dengan posisi terlentang.

Jaevano menghela nafas, tanpa membalas ucapan istrinya, dia berjalan memasuki walk Closet untuk mengganti baju.

"Hah dia berlalu seperti itu saja, sungguh suami macam apa dia. Istrinya kelaparan sama sekali tidak peduli, sangat kejam demi apa aku menikah dengan pria seperti dia. Sudah spesies batu, mana tua jangan jangan tidak punya uang buat memberi nafkah. Apa dia semiskin itu?."

Shasa bersungut panjang lebar. "Kruuk kruuk."

"Aha, ternyata ngomel ngomel juga butuh tenaga woy. Sabar ya cacing sebentar lagi mama akan cari makanan, suami mamamu ini sungguh pelit tidak memberi makanan sangat kejam kan!."

Shasa menatap miris sembari mengelus perut laparnya. Cacing di dalam perutnya sudah berdisko, minta di isi.

"Apa gadis yang aku nikahi ini tidak waras?." batin Jaevano, dia tak habis pikir mendengar ucapan Shasa.

"Cepat bersiap siap, kita akan makan di luar." titahnya berjalan menghampiri gadis itu. Jaevano berganti pakaian menggunakan kaos hitam, dan celana jeans sangat tampan seperti pemuda yang masih sekolah, padahal, usianya sudah berumur 35 tahun.

Demi apa dia menikah dengan seorang gadis, yang umurnya terpaut 18 tahun darinya, sehingga Dirga sering meledeknya pedofil, menikahi gadis di bawa umur. Ya mau bagaimana lagi, itu bukan kehendak dirinya.

"Benarkah?." tanya Shasa sumringah, dia langsung mendudukkan diri di atas ranjang.

"Hem cepat tidak pakai lama!." ucapnya dingin.

"Ah baiklah 2 menit, tunggu sebentar." Gadis itu langsung beranjak mengambil tas selempang dan ponsel, setelah itu dia kembali menghampiri Jaevano.

Pria itu mengangkat kepalanya, mengalihkan pandangan dari ponsel. Mengerutkan dahi melihat gadis itu sama sekali tak mengganti pakaian.

"Apa kamu akan pergi menggunakan pakaian itu?, ganti lebih baik lagi." dia menatap datar, kembali melihat ponselnya memantau pekerjaan.

"Aku rasa ini sudah baik." Shasa melihat penampilan nya, yang menggunakan stelan biasa seperti Jaevano. Namun bedanya pria itu limited edition, barang yang ia kenakan harganya fantastis.

"Ck menyebalkan, baiklah aku akan mengganti baju. Daripada tidak jadi makan enak, kasihan anak anakku tidak makan." gerutunya berjalan memasuki Walk In Closet.

Gadis itu memang aneh, sehingga Jaevano pun tidak percaya dengan kelakuan istrinya.

"Aku yakin, ada banyak hal yang tidak terduga dari gadis itu." Jaevano memandang belakang punggung Shasa.

Beberapa menit kemudian. Shasa sudah selesai mengganti pakaian, setelah menghabiskan waktu memilih pakaian. Dia akhirnya menggunakan dress hitam di atas lutut menutup dada.

Memakai anting dan kalung, rambutnya tergerai indah. Tak lupa di situ Shasa sedikit memoles wajahnya.

"Setidaknya aku tidak akan mempermalukan pria batu itu, seharusnya dia beruntung mendapat istri cantik muda dan bidadari seperti ku. Cantik sekali demi apa coba." batinnya terkekeh, lalu berjalan anggun menghampiri Jaevano.

Mencium bau mawar yang menguar, Jaevano mengangkat wajahnya. Seketika wajah tampan itu terpaku, melihat penampilan Shasa yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Terkesan anggun dan dewasa. Satu kata yang pasti, "Cantik, sangat cantik." itulah yang Jaevano dapat Jaevano ungkapkan, namun hanya sebatas dalam hati.

"Aha sudah ku duga, siapa yang tidak bisa terpesona dengan penampilanku yang cetar membahana ini. sehingga pria batu itu pun bisa bertekuk lutut, tunggu saja." gumamnya tersenyum manis, merasa bangga dengan wajah yang di wariskan oleh ibunya.

"Peletak."

_To Be Continue_

Terpopuler

Comments

Febby Fadila

Febby Fadila

gimana vano penampilan istri kecilmu

2024-11-20

0

Triestya Mayliena

Triestya Mayliena

ngeselin tp lucu.../Grin/

2025-02-10

0

Yani

Yani

Jangan di jitak dong Vano di sayang istrinya

2024-06-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!