Keluarga Bagaskara

"Eh, kenapa kamu menarik ku."

"Shut, diam. Kau ingin mengetahui tentang keluarga ini kan?." Shasa langsung mengangguk cepat.

"Hem aku akan memberitahumu, tapi jangan bilang ke siapa siapa." bisik Eca, ia menarik Shasa ke tempat yang sepi. Setelah melihat keadaan aman, dan memastikan agar tidak ada orang yang mendengarkan mereka.

"Cepat ceritakan, aku sangat penasaran!." desaknya penasaran, apalagi ia menilai keluarga ini terlihat berantakan.

Eca mengangguk, "Dari yang pernah aku dengar dari ibuku dulu....

"Waktu itu nyonya Naula bersama tuan Jaevano kecil, menghadiri resepsi pernikahan sahabat nyonya Naula. namun tuan Emran tidak ikut karena ada perjalanan bisnis ke luar kota.

Nah, sekitar pukul 11 malam mobil yang di kendarai nyonya Naula kecelakaan di jembatan, karena rem blong. Kecelakaan itu, membuat mobil rusak parah nyonya Naula langsung meninggal di tempat, sedangkan tuan Jaevano kecil masih bisa selamat namun koma selama 2 minggu.

Ibu ku bilang, waktu pemakaman mendiang nyonya Naula, tuan Emran di dampingi oleh Ameera. Semenjak kematian nyonya Naula, Ameera terus berkunjung ke rumah dan menemani Jaevano di rumah sakit. "

"Tunggu tunggu, ibu kamu siapa?." sela Shasa.

"Nama ibuku Ina, namun beliau meninggal tiga tahun yang lalu, jadi aku yang menggantikannya."

"Hem maaf, lanjut cerita."

"Tidak apa, selanjutnya setelah tuan Jaevano kecil sadar dari koma. Tuan Emran menikahi nyonya Ameera, dengan alasan untuk membesarkan tuan Jaevano. Waktu itu nyonya Ameera membawa anak kecil yang bernama Satria."

"Stop, aku tidak mau mendengar cerita nenek lampir itu." usap Shasa ketus.

"Bagaimana ceritanya Emran bisa seperti itu?."

"Kalau itu aku kurang tahu, namun yang aku tahu semua gara gara nyonya Ameera ingin menguasai semua hak waris keluarga Bagaskara. Namun tuan Emran menyembunyikan semua berkas berkas itu.

dua tahun yang lalu tuan Emran kecelakaan, beliau lumpuh. Awalnya dia masih bisa berbicara namun, entah bagaimana ceritanya tuan Emran juga terkena stroke."

Eca menjelaskan semuanya dengan nada sedih, iba dengan kondisi tuan Emran. Dia tau dari ibunya, jika keluarga ini sangat baik namun semuanya berubah semenjak Ameera menikah dengan tuan Emran.

"Stop!." sela Shasa, kepalanya pusing mendengar cerita Eca yang belum ia pahami.

"Setelah menikah dengan Ameera, apakah Jaevano hidup dengan baik?."

Eca menggelengkan, "Aku rasa tidak, Jaevano terus di di caci maki dan ia selalu di marahi oleh tuan Emran."

"Ah sudahlah aku kurang paham." desis Shasa, ia keluar dari persembunyian melihat ayah mertuanya yang masih duduk di tempat yang sama. Dia tidak mengerti dengan masalah keluarga ini, rumit dia tidak bisa mencernanya.

Masalah keluarganya saja dia tidak peduli, namun tetap saja dia penasaran dengan kisah hidup tuan Emran. Keluarga ini sepertinya menyimpan masalah yang sangat besar.

Eca menggaruk kepalanya tak gatal, "Tadi dia yang bertanya!." gumamnya.

*

Jaevano termenung di sela sela jam kerjanya, ia menatap foto di saat ia kecil bersama ibunya. "Mah, Vano sudah besar." lirihnya pelan, dia menerawang jauh di mana ia bersama ibunya terakhir kalinya.

#Flash Back

25 tahun yang lalu, Naula Kartala istri tuan Emran Bagaskara. Malam itu dia menghadiri acara resepsi pernikahan sahabatnya, bersama Jaevano kecil yang baru berusia lima tahun.

Mereka pergi hanya berdua tanpa suaminya, karena Emran melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.

"Sayang kamu hati hati ya nyetirnya, kenapa kamu tidak memakai sopir saja?." ucap Emran mewanti wanti istrinya.

"Tidak usah sayang, aku ingin menyetir sendiri." jawab Naula.

"Ya sudah terserah kamu saja, pokoknya kamu harus hati hati jangan ngebut karena kamu membawa Jaevano." ucap Emran, ia menggendong Jaevano kecil lalu mengecup wajahnya bertubi tubi, sehingga Vano kecil tertawa.

"Stop papa, geli." rengek Jaevano.

"Hem papa berangkat ya, kamu jaga mama oky son."

"Siap papa." jawab Jaevano.

"Hati hati mas, kalau sudah sampai hubungi aku." kata Naula, setelah mengecup kening istrinya Emran langsung berangkat ke luar kota.

"Bi ina dan bi Ranti, tolong jaga rumah ya. Saya berangkat dulu."

"Iya nya, hati hati." ucap mereka.

Sesampainya di acara resepsi pernikahan yang di laksanakan, di ballroom hotel.

"Huaaa Bella, happy Wedding." ujar Naula antusias, ia memeluk sahabatnya erat, seraya memanjatkan doa untuk sahabatnya itu.

"Terimakasih Naula, makin sayang deh." ucap Bella.

"Kamu cantik banget malam ini!."

"Tentu dong, bidadari baru turun dari surga nih." kekeh Bella.

"Ck kamu selalu narsis." ucap Naula mendelik.

"Biarin, suami kamu kemana?."

"Tidak bisa datang dia." kata Naula, di sambut oh oleh Bella.

"Hey sayang, kamu tampan sekali. Andai tante ada anak perempuan tante nikahkan kamu." ucap Bella mencubit pipi chubby Jaevano kecil.

"Boleh juga tuh, pokoknya anak kamu harus perempuan maka nanti kita akan jadi besan." kekeh Naula.

"Semoga deh, kamu juga jangan nikahkan Vano sama siapa siapa, harusnya sama anakku titik."

"Pemaksa." gerutu Naula.

"Hadiahku mana?." tanya Bella menyodorkan telapak tangannya.

"Wah kalungnya cantik sekali." ucap Bella, menerima kalung berbandul setengah hati.

"Hem aku juga punya satu, di sana ada inisial nama kita masing masing."

"Aahhh terima kasih Nana." Bella langsung memeluk sahabatnya erat, hubungan mereka layaknya saudara kandung.

"Sama sama Lala." jawab Naula mengelus punggung Bella, mereka berdua memiliki panggilan sayang masing masing.

Singkat cerita, sepulangnya dari pesta.

"Sayang, kamu nanti mau ya nikah sama anaknya tante Bella." ucap Naula melirik anaknya.

Vano kecil mengedipkan matanya. "Mau."

Naula terkekeh pelan, "Yang benar, kamu tau tidak nikah itu seperti apa?."

"Tau, seperti mama sama papa kan." jawabnya polos, di sambut tawa renyah oleh Naula.

"Mama kalung mam cantik sekali." ucap Jaevano menatap kalung yang di pakai ibunya.

"Kamu suka sayang?, pengen coba pakai."

"Boleh." jawab Jaevano antusias. Naula tersenyum, dia melepaskan kalungnya.

"Ini sayang, kamu jaga baik baik yah kalung itu tanda persahabatan mama sama tante Bella." ucap Naula sembari mengemudi mobil. Jaevano mengangguk, ia terus menatap bandul kalung yang di pegangnya.Suara petir menggelegar beserta kilatan cahayanya,

"Mama." pekik Jaevano.

"Mama Vano takut petir." ucap Jaevano menangis.

"Jangan takut sayang, di sini ada mama yah." Naula mengelus rambut anaknya, tangan satunya mengemudi. Namun di tikungan tajam ia tidak bisa mengerem mobil.

"Lah kenapa remnya tidak berfungsi." Naula menggeram frustasi.

"Sayang kamu tenang yah, apapun yang terjadi nanti mama tetap sayang Vano."

"Mama." lirih Vano menangis sesenggukan.

"Braakkkkkk."

"Mamaaaaaa." pekik Jaevano, mobil itu menabrak pembatas jalan, sehingga terbalik. Bertepatan dengan itu suara petir kencang, di tambah hujan deras.

"Mama." pekik Vano menangis kencang.

"Vano, jaga diri baik baik. Mama sayang Vano." ucap Naula terbata bata lalu ia memejamkan matanya.

#Flash Back

_To Be Continue_

Terpopuler

Comments

Febby Fadila

Febby Fadila

pasti ameera yg buat rem moil mm vano blong

2024-11-20

0

Yani

Yani

Jangan " mmhnya sahabatan sama mmhnya Shasa

2024-06-03

1

Nova

Nova

kyknya itu kerjaan si nenek sihir Ameera dech

2024-03-25

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!