Gadis Ini Sangat Berani

"Apaaaaaaa?."

"Hahaha, kau jangan bercanda Jaevano. Itu sangat lucu sekali!."

Satria tertawa keras mendengar ucapan saudara tirinya itu, istri? sungguh menggelikan sekali bagaimana mungkin, sejak kapan Jaevano dekat dengan perempuan.

"Ck, tidak usah membual. Bagaimana mungkin seorang perempuan mau dengan pria macam kamu."

Cibir Ameera pedas, ucapannya sangat menohok. Namun Jaevano seakan menulikan telinganya, tidak merasa terpancing sedikitpun, emosi pria itu sangat stabil.

"Apa istri? bagaimana mungkin. Apa selera Jaevano sudah berubah sehingga membawa gadis muda itu."

Batin Clara, wanita itu menatap gadis yang baru ia ketahui bernama Shasa itu. Entah mengapa ada perasaan tidak rela di hati Clara, jika Jaevano memang menikahi gadis itu.

"Prang." bunyi pecahan gelas, yang di jatuhkan oleh pria paruh baya yang duduk di kursi roda itu.

"Diam kamu, bangka tua tidak berguna!." pekik Ameera, suara wanita itu sangat menggelegar. Shasa menatap kasihan kepada pria paruh baya itu

Jaevano yang sedari tadi makan dalam diam. Sontak pria itu langsung menghempaskan sendok makan, sehingga menimbulkan suara dentingan yang keras.

"Bibi Ranti, bawa ayahku kembali ke kamarnya. Jangan lupa memberikan obat." perintah Jaevano kepada bi Ranti wanita yang sudah berkepala lima tersebut, yang menjadi pengasuhnya sedari kecil.

"Baik tuan." ucap Ranti, lalu segera mendorong kursi roda menjauhi meja makan.

"Cih, memuakkan. Kenapa tidak kamu saja yang mengurus ayahmu yang lumpuh tidak berguna itu." cetus Ameera.

Namun Jaevano sama sekali yang menggubris sedikitpun. Shasa melirik ke arah suaminya, gadis itu mengerutkan dahi sungguh belum mengerti dengan permasalahan di dalam keluarga ini.

"Keluarga membingungkan." batin Shasa, dia menatap tak suka Ameera. Apalagi sosok Jaevano yang sangat misterius di matanya.

"Astaga, nenek. Kau sangat tidak sopan kepada suami, anda istrinya seharusnya anda yang mengurusnya dengan baik." celetuk Shasa, semua mata langsung menatap ke arah gadis itu.

"Hey selow dong, jangan menatap ku seperti itu kalian ingin menelanku hidup hidup?."

Jangan di tanya bagaimana wajah Ameera saat ini. Dia sangat marah dengan gadis yang tak tau aturan dan sopan santun.

"Brak."

Ameera berdiri menggebrak meja. "Diam kamu jalang, beraninya kamu mengatur ku. Apa aku setua itu, apa mata kamu buta ha, seenaknya memanggil nenek." bentak Ameera.

"Gadis ini sangat berani!." batin Clara.

"Heh, situ yang tidak tau diri....

"Cukup." bentak Jaevano. Dia sangat muak mendengar perdebatan ini. Ia langsung berdiri, lalu menyeret Shasa.

"Argh, gadis tengil sialan." pekik Ameera. Terdengar sayup sayup suara pecahan kaca dari kejauhan.

"Hey lepaskan, tanganku sakit." gerutu Shasa, dia menatap kesal punggung Jaevano. Pria itu menyeretnya kasar, membuat pergelangan tangan Shasa sangat sakit.

"Jaevano sakit, lepasin." bentaknya tak sabaran, Shasa terus meronta-ronta agar tangannya di lepaskan, namun apalah daya tenaganya yang tak seberapa di bandingkan dengan pria itu.

"Diam." ucap Jaevano, penuh penekanan. Mereka memasuki lift, pria itu menatap tajam gadis di sampingnya. Mendapat tatapan yang sangat horor dari Jaevano, membuat nyali Shasa langsung ciut.

Gadis itu mengerucut kan bibirnya, "Aaaaa, jika seperti ini terus aku bisa stres, apa lagi pria ini sangat menyebalkan!." pekik nya di dalam hati.

Sesampainya di dalam kamar Jaevano mendorong tubuh Shasa, hampir saja gadis itu terjerembab ke lantai. Namun ia memiliki keseimbangan tubuh yang bagus, sehingga masih bisa berdiri.

Shasa melebarkan matanya, ia langsung berbalik badan menatap Jaevano. "Sialan kau, jangan main dorong dorong, kasar sekali." Gadis itu menghentakkan kakinya kesal.

Jaevano menatap datar, "Gadis ini sangat berani dan keras kepala, aku tidak perlu takut jika wanita itu menindas nya." batinnya, ia langsung berbalik badan meninggalkan kamar.

"Hey hey, batu bernafas, kau mau kemana?." panggil Shasa dengan suara cemprengnya. Jaevano sama sekali tak menjawab ataupun membalikkan badan.

"Ckckck, lahir dari mana pria batu itu wajahnya sangat datar."

Shasa tak ambil pusing, gadis itu langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang empuk dua kali lipat empuk dati ranjang miliknya.

"Seberapa kaya sih suamiku!." gumam Shasa menerka nerka, dan masih banyak lagi pikiran di dalam otak kecilnya itu.

"Auh ah pusing, ck ck aku rasa tidak akan tenang jika tinggal di rumah ini. Apa lagi nenek lampir itu sangat menyebalkan, lebih menyebalkan dari peliharaan bangka tua yang tinggal di rumah." gerutu Shasa, lalu gadis itu terlelap dalam sekejap.

*

"Kau sudah melaksanakan apa yang aku minta?."

"Hem." ucap Dirga dari seberang telpon.

"Besok saja Vano, aku ingin istirahat. Aku harap malam ini kau tidak menggangguku."

Tanpa berucap apapun Jaevano langsung memutus sambungan telpon.

"Hais pria itu semaunya saja." gerutu dirga.

Dia langsung melemparkan benda pipih miliknya di samping ranjang, lalu kembali melanjutkan tidurnya dia akan beristirahat full tidak ingin mendapat gangguan apapun. Karena biasanya Jaevano selalu mengajaknya begadang.

_To Be Continue_

Terpopuler

Comments

Febby Fadila

Febby Fadila

kok vano nggak kasihan sama ayahnya siii

2024-11-20

0

Anonymous

Anonymous

Nenek lampir 😮‍💨

2024-12-27

0

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

keluarga aneh

2024-10-06

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!