Apakah Kita Melewatkan Sesuatu?

Hari sudah menunjukkan pukul lima sore, sebentar lagi matahari akan tenggelam dari barat. Namun Shasa masih tertidur nyaman bergelung di dalam selimut saking nyamannya bahkan senja akan segera berakhir.

"Hem tidurku nyaman sekali." gumamnya setengah sadar, matanya tiba tiba terbuka mengingat ia baru saja di usir.

"Hah, ini di mana?." tanya Shasa membulatkan matanya melihat ke sekeliling kamar. Bagaimana dia tidak terkejut karena berada di dalam kamar yang tiga kali lipat lebih luas dari kamar miliknya sendiri.

"Kamar siapa ini, bagus sekali!." gumam Shasa dengan mata berbinar, dia langsung menyibak selimut, bangkit melihat lihat isi kamar tersebut. Kamar itu terkesan mewah dengan nuansa putih abu abu, dan bersih barang barang pun tertata rapih.

"Bagus sekali, kamar siapa ini?." tanyanya dengan mata berbinar. Tiba tiba mata itu tertuju ke arah jam dinding.

"What?, aku tidur selama itu." Shasa membulatkan matanya. Sekarang sudah jam sembilan malam.

"Di mana ini, apakah aku di culik?." gumamnya mondar mandir seraya menggigit telunjuknya. Tiba tiba dia teringat, tadi bertemu dengan suami dadakannya.

"Apa ini kamar pria itu?" Shasa menggaruk kepalanya bingung

"Apa yang kamu lakukan?."

Suara bariton itu membuat Shasa terkejut.

_____

"Ini tidak bisa di biarkan, bagaimana bisa anak itu membawa seorang gadis? sejak kapan dia berhubungan dengan seorang wanita?." wanita itu terus mondar mandir sembari menggigit kukunya.

"Ada apa ma? kenapa mama terlihat gusar." tanya seorang pria, yang di ketahui bernama Satria Jhonson.

Satria Jhonson, adalah anak kandung Ameera Jhonson. Pria itu selaku saudara tiri Jaevano Bagaskara umur mereka tidak jauh beda, namun Satria lebih tua satu tahun daripada Jaevano.

Kenapa nama ibu dan anak itu masih bermarga Jhonson tidak beralih dengan marga Bagaskara?, sedangkan Ameera telah menikahi Emran Bagaskara selama dua puluh lima tahun. Entahlah tidak ada yang tahu apa alasannya, hal itu juga membuat Ameera sangat marah sampai saat ini.

"Hah." Ameera langsung mendudukkan diri di kursi balkon dekat dengan kamarnya. Dada wanita itu naik turun karena menahan amarah, karena kedatangan gadis yang di bawah oleh anak tirinya.

"Cih kamu tidak tahu, anak itu membawa seorang gadis ke rumah ini!."

Satria mengerutkan dahinya, lalu duduk di samping ibunya. "Maksud mama, Jaevano?."

"Siapa lagi." cetus wanita paruh baya itu.

"Hahaha, mama jangan ngadi ngadi. Bagaimana mungkin dia membawa seorang gadis, sejak kapan pria sombong itu dekat dengan seorang wanita?, desas desus dia penyuka sesama jenis masih melekat di dalam dirinya sampai saat ini." kekeh Satria menaikan sudut bibirnya.

Ameera menatap anaknya tajam "Cih, kalau kamu tidak percaya lihat sendiri." ujarnya lalu memalingkan wajah dingin.

Melihat ekspresi wajah ibunya yang serius Satria terdiam. "Apa kita melewatkan sesuatu?." lirihnya dingin. Namun Ameera tak menjawab apapun.

"Sayang, kamu di sini, aku cari kemana mana ternyata kamu bersama mama." panggil seorang wanita dengan nada lembut.

"Iya sayang, kamu kenapa belum beristirahat?." ucap Satria kepada istrinya, Clara Amelia.

"Aku menunggu kamu." ucap Clara manja.

"Cih, kalian kapan sih punya anak?, sudah lima tahun menikah kalian sama sekali belum memberikan aku cucu. Clara apa kamu mandul hah?." ucap Ameera tegas.

Pertanyaan itu membuat Clara muak, tiada satu hari pun tidak mendengar desakan untuk memiliki anak dari mulut mertuanya itu.

"Ma, yang sabar dong mau bagaimana lagi namanya juga belum di beri kepercayaan untuk memiliki anak." tegas Satria.

"Kalian yang tidak berusaha, jika kalian belum memiliki anak bagaimana kalian bisa menguasai semua warisan keluarga ini." bentak Ameera menatap jengah anak dan menantunya itu.

"Dan kamu Clara, seharusnya kamu jaga kesehatan supaya bisa cepat cepat hamil." sarkas Ameera dengan nada tinggi.

"Mama, jangan bentak bentak Clara. Tidak puas mama terus menyakiti hati istriku, mama jangan mendesak dong." ujar Satria menatap ibunya tak suka, pria itu langsung memeluk istrinya.

"Terserah Kalian!." pekik Ameera, lalu melangkah lebar meninggalkan sepasang suami istri yang tak lagi muda itu.

"Dasar mertua menyebalkan mati saja kamu. Jika ada maunya pasti bersikap manis." gerutu Clara kesal di dalam hatinya.

Dia juga sangat muak terus berpura-pura lemah lembut di depan mertuanya. "Mas, kenapa mama terus mendesak ku?." lirih Clara di dalam dekapan suaminya.

"Sabar sayang, jangan di dengarkan ucapan mama. Yuk masuk kedalam kamu harus istirahat." Satria mengelus lembut surai panjang milik istrinya itu.

"Aku sudah tidak tahan lagi." gerutu Clara.

_To Be Continue_

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Siapa tu?

2024-06-03

1

Nova

Nova

duchhhh si ibu tiri...kelewat kepo dech

2024-03-25

1

Elena Sirregar

Elena Sirregar

kenapa tak banyak Luke ya. kita dulu g karyanya author

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!