Hizashi masih terlihat mengumpulkan item-item yang dijatuhkan oleh anjing monster yang menyerangnya itu. Sekitar ada sebelas jumlahnya.
Karena kepenuhan, sebuah batu dari tumpukan itu jatuh menimpa buku yang masih terbuka itu. Hizashi khawatir apabila bukunya rusak.
"Ah! Batunya menimpa buku?"
Kemudian, kembali buku itu bersinar dan batu yang menimpa halaman buku itu mulai hilang. Sedangkan ia merasa ada sesuatu yang lewat seperti cahaya dalam dirinya — seperti dirinya diperbaharui.
Dan pada halaman buku itu kembali tertulis di bagian Bab II "Luminous Fang (A) – Level 1" dan "High Speed (C) – Level 1". Sehingga menambah bagian "skill"-nya.
"Eh?"
Kemudian buku itu kembali membuka pada halaman pertama. Lalu tertulis "Pencapaian : Menghabisi Anjing Cades dalam Waktu
"E—eh?!" Hizashi terkejut.
Skillnya bertambah dua dalam sekejap dan ia mendapatkan pencapaian barunya di sana. Untuk seukuran orang yang baru masuk dunia lain, itu sudah luar biasa.
"Buku ini bisa menyerap item apapun?"
Sekali lagi, buku itu kemudian membuka kepada halaman belakang, yaitu yang berisikan tentang panduan. Kemudian kembali tertulis "Buku ini adalah Alatmu."
"Alat? Jadi Buku ini akan kupakai selama aku di dunia ini? Hebat sekali!" ujar Hizashi kagum.
Matahari semakin terik dan menyilaukan. Sementara ia harus mencari tempat tinggal dan informasi tentang dunia itu. Buku itu kembali memandunya dengan melayangkan satu kertas padanya.
"Kertasnya melayang?"
Kertas itu kemudian berisikan peta yang muncul secara perlahan, yang memberi tahu lokasinya dan tempat yang dituju. Kebetulan, peta itu menunjukkan arah ke Dynoseus, Kota Para Petualang.
"Dynoseus? Apa yang bisa kulakukan di sana?" tanya Hizashi.
Sementara itu Hizashi masih melihat-lihat peta. Jarak dari Reruntuhan Kastil ke Kota Dynoseus adalah dua kilometer.
"Lagipula itu kota petualang bukan? Lebih baik aku ke sana dahulu." lanjut Hizashi
Kemudian Hizashi bangkit dari duduknya lalu ia membawa bebatuan hasil buruannya dengan tas kain yang ia buat sendiri dari kulit anjing monster itu.
***
— Kota Petualang Dynoseus, Rehobot, Kerajaan Narcius.
Hizashi akhirnya sampai di kota itu dengan menghabiskan waktu sekitar satu jam berjalan kaki. Ia sampai tepat di gerbang depan kota.
Kota itu terlihat besar. Bahkan sangatlah megah, apabila dilihat baik dari luar maupun dalam. Gaya bangunan abad pertengahan, para petualang dan pedagang ramai berkunjung ke sana.
Dynoseus adalah Ibukota Teritori Rehobot, Kerajaan Narcius. Kota itu awalnya sempat hancur karena Perang Besar ribuan tahun yang lalu. Namun, kini kota itu berubah menjadi pusat para petualang.
"Besar sekali.." gumam Hizashi.
Tanpa berlama-lama Hizashi segera masuk ke kota itu melewati gerbang. Tampak beberapa penjaga kota, dan salah satu dari mereka menghentikan langkah Hizashi.
"Tunggu dulu. Aku belum pernah melihatmu. Rasanya kau orang asing," kata penjaga itu.
Badannya tegap dan sikap sempurna, itulah yang terlihat dari penjaga itu. Layaknya seorang laki-laki yang siap menghadapi orang yang melawannya.
"Yah—begitulah.." jawab Hizashi.
"Dari mana kau dan untuk apa engkau ke sini?" tanya penjaga itu.
"A—ah, aku ingin menjadi petualang dan setahuku di sini tempatnya..."
Penjaga itu menatapnya dengan penuh curiga, seakan-akan ia adalah seorang penjahat kelas kakap atau buronan kerajaan. Ia merasa agak risih.
"Kalau begitu, baiklah. Kau boleh masuk." kata penjaga itu sedikit tersenyum.
"Benarkah? Terima kasih!" ujar Hizashi sambil membungkuk.
Kemudian ia pergi dari wilayah gerbang kota meninggalkan penjaga itu. Betapa banyaknya orang yang mengantre untuk masuk ke dalam kota itu.
Ia berjalan melintasi daerah pasar yang dikerumuni banyak orang sehingga ia tertutup oleh kerumunan. Pedagang-pedagang menjajakan dagangannya.
Seperti biasa, kalau di dunia fantasi, maka pedagang menjual mulai dari makanan dan buah hingga permata dan alat pendukung perlengkapan bagi petualang.
"Ramai sekali! Bahkan ini lebih ramai dari pada Akibahara!"
Ia mencari bangku umum di mana ia bisa duduk dan bersantai. Kemudian ia sampai di alun-alun menara, tempat di mana terdapat air mancur buatan.
Ia kemudian duduk di bangku terdekat, lalu membuka kembali bukunya.
"Em, di mana panduan petualang?.." ujarnya sambil membolak-balik halaman buku.
Ia sampai pada Bab III, di mana masih kosong pula dan belum tertulis apa-apa pada halamannya. Setelah itu, halaman itu kembali bersinar dan tertulis "Panduan Petualang" dan di bawahnya tertulis "Untuk menjadi petualang, ia harus pergi ke Balai Serikat."
"Balai serikat, ya? Baiklah aku akan ke sana."
Ia bangkit dari tempat duduknya dan kemudian pergi menuju tempat yang dituju dipandu oleh peta melayang dari bukunya.
Ia menempuh sekitar lima belas menit perjalanan dari tempatnya ke Balai Serikat. Seketika ia sampai di sana, terlihat bangunan yang bentuknya juga lumayan megah – dan ada papan tulisan "HALL OF GUILDS AND ADVENTURER" yang berarti Balai Guild dan Petualang.
"Ini tempatnya ya? Sebaiknya aku masuk saja.."
Ia masuk di tengah-tengah arus lalu lalang para petualang yang sedang melaporkan dan mengirim hasil buruannya, lalu kemudian di bayar. Hasil buruan yang dibeli oleh Balai Serikat atau petualang, nantinya akan dikirim ke para pedagang yang sudah menjalin kontrak.
Ia sampai di ruangan utama, di mana para petualang berkumpul. Ia mencari-cari loket registrasi dan kemudian ikut mengantre bersama petualang lain di sana.
"Sebentar, hanya aku saja yang menggunakan buku?"
Ia melihat sekitarnya dan melayangkan pandangannya kepada petualang lain yang membawa tongkat, pisau, tombak, panah, bahkan ada yang membawa pedang.
"...dari tadi yang kulihat hanyalah pedang dan tombak.."
"Selanjutnya."
Petugas registrasi itu kemudian mempersilahkan Hizashi untuk mendaftar. Tak disangka, petugas itu adalah seorang wanita. Ia kelihatan cantik, rambut hitamnya yang panjang dan berkacamata.
Terlihat dari name tag yang terpasang di dadanya kirinya, namanya ialah "Erine Iodea". Walaupun hanya memakai seragam seperti orang kantoran, tetapi ia tetap kelihatan cantik — begitulah pandangan Hizashi.
"Sebutkan keperluanmu." kata Erine.
"Ah—iya, aku mau mendaftar menjadi petualang..."
"Ara, rupanya kau ingin menjadi petualang? Tunggu sebentar, ya." kata Erine sambil tersenyum, lalu meninggalkan tempat duduknya.
Kata "ara" membuatnya terkesan seperti perempuan yang sangat dewasa. Hizashi bahkan tak bisa melepaskan pandanganya dari Erine.
Beberapa menit kemudian, Erine kembali dengan sebuah kertas. Lalu ia menyiapkan pena bulunya dan menyodorkan kertas itu pula kepada Hizashi. Tampaknya itu adalah sebuah formulir.
"Silahkan keluar dari barisan dan mengisi formulir ini. Kalau sudah, kembalilah ke sini." katanya.
"Oh—baiklah."
Hizashi keluar dari barisan, lalu mencari kursi kosong di sektor perpustakaan untuk mengisi formulirnya. Ia meletakkan formulir dan pena bulu itu di mejanya.
"Awalnya aku khawatir dengan masalah bahasa, tetapi akhirnya aku bisa mengatasinya." gumam Hizashi tersenyum.
Kemudian ia mengisi formulir itu sebagaimana layaknya. Ditanyakan pada formulir itu tentang data dirinya. Namun sejauh ini ia merasa tidak ada kesulitan.
(TO BE CONTINUED)
--------------------------------------------
STORY BY : JOHN GEVAR
JANGAN LUPA LIKE DAN FAVORITE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments