DIJODOHKAN!

Sontak ucapan Hanan membuat kirai langsung membulatkan matanya menatap lekat manik hitam Hanan, gadis itu seolah menunggu Hanan mengatakan jika ini hanya sebuah candaan.

Sementara Hasna yang berada di sana langsung terkejut dengan ucapan sang suami, manik hitamnya langsung menatap kirai yang terkejut dengan ucapan Hanan.

“Tapi Da kita belum membicarakan ini,” sahut Hasna yang langsung duduk di samping kirai.

“Aku tau yang terbaik untuk anak keponakan ku, ingat perjanjian ini juga sudah kita putuskan sebelum Tan Malaka dan Arifin meninggal. Aku sudah menyetujui perjodohan ini begitupun ayah dan ibumu, tidak ada kata untuk menolak, sekali ini kau harus mengikuti ucapanku, karna baik atau buruknya aku mengetahui semuanya, asal usul pria itu dan kau juga sudah mengenalnya dari pada harus pergi ke kota, tanah yang kau pijak belum tentu bisa menjagamu jika kau pergi sendirian, keputusan sudah bulat tidak ada yang bisa mengubahnya.” Hanan mengatakan semuanya dengan tegas dan tanpa ragu menatap lekat manik hitam kirai yang juga menatapnya.

“Maaf sebelumnya Mak, tapi ini pernikahan bukan sebuah permainan yang bisa di kendalikan dengan orang lain, pernikahan akan terjadi jika aku sendiri yang menginginkannya, bagaimana mamak bisa memaksaku untuk menikah dengan pria yang tidak aku kenali, aku hanya mengenal da Fatih di sini. Apa aku…”

“Aku sudah mendengarkan segalanya tentang kau dah Fatih, aku tidak menginginkan anak keponakanku menjadi bahan gunjingan orang kampung, pria yang akan menjadi suamimu harus tau asal usulnya, bibit bobotnya, dan aku tidak ingin kau menjadi sengsara setelah menikah, aku ingin kau hidup berkecukupan tidak seperti aku bahkan seperti kehidupan ayah dan ibumu, hanya bisa mencari uang dari pagi ke pagi,” tukas Hanan membuat Hasna langsung menatap sang suami.

“Sudah Da, jangan memaksa kirai seperti ini,” ucap Hasna memeluk kirai yang mulai berkaca- kaca.

“Tapi mak, aku ingin melanjutkan pendidikanku aku ingin bekerja, aku tidak ingin menikah di usia muda dan jika itu benar-benar akan terjadi aku akan menikah dengan da Fatih orang yang aku kenal, aku mengenalnya dengan baik bahkan kami tumbuh bersama.”

“Aku sudah mendengarkan semuanya, kau dan Fatih sering bertemu di rumah ibumu, aku bahkan tidak menginginkan hal buruk terjadi bahkan kabar- kabar buruk yang dibawa burung padaku, kau tinggal di desa bahkan setiap langkah dan tingkah lakumu menjadi sorotan, kau keponakanku anak dari adikku Tan Malaka dan Arifin.” Hanan mulai menaikkan suaranya pertanda pria paruh baya itu mulai terpancing emosi.

“Sudah Da, kita akan bicarakan ini nanti saja,” sahut Hasna mencoba menenangkan situasi yang mulai panas.

“Tapi kami tidak melanggar sopan dan santun Mak,” ucap kirai dengan suara yang mulai bergetar.

“Jangan kau bandingkan keadaan kampung kita dengan cerita- cerita yang sudah kau baca, cinta hanya lah khayalan dongeng dalam cerita saja, kau limpapeh rumah Nan gadang (kamu sebuah kebanggaan) , Fatih bukanlah orang yang berasal dari Minang dia pendatang yang tiba- tiba menjadi bagian dari kita, itu sama saja menjatuhkan harga diriku bahkan mencemarkan nama baikku, jan lupo, gunuang marapi masih Koko tagak badiri, adaik masih badiri kuaik, Indak lapuak dek hujan indak langkang dek paneh ( jangan lupa gunung merapi masih koko berdiri, adat masih berdiri kuat, tidak bisa di rubah oleh siapa pun),” sarkas Hanan yang tak ingin di patahkan oleh kirai.

“Tapi Da Fatih berniat padaku Mak, dia ingin meminang ku, menjadikan aku sebagai istrinya.” Suara Kirai bergetar bersaman dengan air mata yang membasahi pipinya.

“Tidak bisa!!! Orang sepertinya tidak bisa di jadikan sandaran hidup, zaman sekarang mencari calon suami harus tau asal usul keluarganya, jelas mata pencahariannya bisa di jadikan sandaran hidup, jika kau menikah dengan Fatih, hidupmu akan sama seperti Ibumu. Malaraik, (miskin), ” ujar Hanan dengan suara lantangnya. “Sakali kini kau harus Manuruik jo kato mamak, Alek akan tatap bajalan dengan kau sebagai anak Daro nyo, kini kau manangih tapi Isuak kau akan batarimo kasih ka mamak (sekali ini kamu harus mengikuti mamak, pernikahan akan tetap berlangsung kamu menjadi pengantin nya),” sahut Hanan menatap kirai yang menangis tersedu- sedu.

“Tapi kirai tidak ingin menikah Mak,” ucap kirai dengan nada suara yang meninggi air matanya mulai mengalir dengan deras.

Sontak itu membuat Hasna langsung menatap sang suami yang terlihat marah.

“Tidak ada penolakan, aku tau yang terbaik untuk mu.”

“Bagaimana mamak bisa mengambil keputusan seperti ini sedangkan aku tidak menerima pernikahan ini.”

“kana gunonyo baju kalo Indak Ado sarawanyo, Kana Gunonyo ilmu kalo indak Ado adabnyo, bakcando mamanggang aia, Minyak abih api tak nampak (maknanya tidak ada gunanya ilmu jika tidak ada adabnya),” Ucap Hanan seraya membakar rokok yang berada di atas meja.

“Tapi…”

“Sudah nak, masuklah ke kamarmu. Aku akan bicara pada mamakmu,” cegah Hasna seraya menyeka air mata kirai.

Tidak ada jawaban kirai langsung berdiri berjalan cepat masuk ke dalam kamarnya dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

Sementara Hasna ia menatap Hanan yang tengah menghisap rokok, asap rokok mengelilingi wajahnya membuat Hasna mengurungkan niat untuk berbicara pada suaminya.

Kirai gadis itu kini duduk di tepi ranjang menangis tersedu- sedu memukul pelan dadanya yang terasa begitu sesak.

“ayahhh……” gumam kirai sembari menatap langit gelap dari jendela kaca di kamarnya. “Ibuuuuuu…. Aku sangat merindukan kalian. Aku tidak bisa hidup seperti ini, rasanya seperti terkurung dalam sangkar emas, sampai hati urang mengubuah cito- cito kirai Yah,( sampai hati orang mengubur cita- kita kirai ayah),” Isak tangis gadis itu menatap langit hitam yang mulai menurunkan rintikan hujan. “Ibu sakali sajo jampuik anak ibu kamari, Latiah Sagalo pasandian, hiduik anak ayah Jo ibu alah di tangan urang bak Jawi diirik kalawan Manuruik sajo kato urang, Batua kato urang, Indak kasado urang nio mancaliak awak gagal tapi ampiang kasado urang Indak nio awak balabiah darinyo, Iyo kironyo Bu, tinggi langik taraso kalau awak Indak pandai manga- manga ko, kalo tingga Jo amak, berang na Amak nasi masih bisa tasuok tapi kok jo urang tingga indk ka tasuok nasi tu do. (sakali saja jemput aku, hidupku sudah di atur oleh orang lain, seperti sapi yang di tarik dengan talinya, hanya bisa mengikuti sang pengembala, betul kata mu Bu, tidak semua orang bisa melihat kita bahagia, tinggal bersama kedua orang tua jauh berbeda dengan tinggal bersama orang lain,)" Kirai menangis tersedu- sedu meringkuk di tepi ranjang merindukan sosok kedua orang tuanya, kepergian ayah dan ibu membuat jalan hidup gadis itu berubah jalan takdir seolah berbalik arah. Hidup mempermainkan perasaannya. “saumpamo nyalo sakam alah hanguih Denai di dalamnya, rinaikanlah oh tuhan nak-nyo padam nyalo di badan. (maknanya keputus asaan seseorang terhadap hidupnya, hancur namun tak bisa berbuat apa-apa.)

Tok.. tok… tok…

Suara ketuka pintu membuat kirai langsung menyeka air matanya dengan cepat duduk di tepi ranjang dengan mata yang tertuju pada rintikan hujan yang turun di malam ini.

“Kau belum tidur nak?” Suara itu berasal dari Hasna yang baru saja masuk ke dalam kamar.

“...” Tidak ada jawaban kirai hanya menggelengkan kepalanya.

Wanita paruh baya itu tersenyum tipis seraya mengambil kursi dan duduk di depan kirai.

“Setiap malam sekarang turun hujan, aku boleh menutup jendelanya?” Tanya Hasna menatap kirai. Jangankan menjawab gadis itu hanya menganggukkan kepala. Hasna mengerti dengan situasi hati sang keponakan.

“Bukannyo itu rancak Tek? Satidaknyo aia hujan bisa mambuek Denai karam, Talitak badan ko jiko tabayang ayah Jo ibu, satiok melangkah kaki tasangkuik, tangan nan tak sampai manjangkau kandak di hati samakin batahan samakin sansai Juo, Ba'a ndak ibu Jo ayah manjapuik kirai bia nak hilang seso badan… (setidaknya hujan bisa membuatku tenggelam, aku lelah merindukan kedua orang tua, setiap melangkah aku tersandung, tidak bisa mewujudkan keinginan ku sendiri, ayah ibu tolong jemput aku agar tidak lagi merasakan penderitaan ini ..)”

“Nakk…” potong Hasna langsung menutup mulut gadis berdarah Minang itu, air matanya mulai berkumpul di pelupuk mata yang mulai keriput.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

permisi thor... berhubung msh 20 episode jd masih awal y... tp koq gk ada hubunganny dg sinopsi shanum y... apa salah ketik gt...

sempat terbaca sblm masuk episode1

2024-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 KIRAI CHANIA ARIFIN
2 RUMAH MAMAK
3 PERTENGKARAN
4 MARAWI
5 LONGSOR
6 KAIN HITAM
7 RUMAH KAYU BERDUKA
8 KEINGINAN HANAN DAN HASNA
9 TUJUH HARI
10 TAMU ISTIMEWA
11 BERTEMU FATIH
12 UNGKAPAN PERASAAN
13 KUNJUNGAN CHARLES
14 MAKAN SIANG BERSAMA
15 KAU MENYUKAINYA?
16 AKU MENYUKAIMU RAI ...
17 JAWABAN KIRAI
18 URANG MINANG
19 LAMARAN?
20 DIJODOHKAN!
21 SAYA MINTA MAAF...
22 BASUNTIANG DINAGARI URANG
23 MEMINANG KIRAI
24 LUPAKAN KIRAI!!
25 PINGIT
26 MALAM BAINAI
27 IJAB KABUL
28 ARAK BAKO
29 KELELAHAN
30 BARALEK GADANG
31 NAMA PANGGILAN
32 PERSIAPAN KE KOTA
33 KE RUMAH KAYU
34 NURBAYA ATAU HAYATI?
35 AKAN KU BUAT KAU MENCINTAI KU
36 FITTING BAJU PENGANTIN
37 ABANG CANTIK?
38 RESEPSI PERNIKAHAN
39 KE RUMAH KAKEK
40 MARALIS
41 LIONTIN
42 TEMAN CHARLES
43 RUANG GYM
44 PELAN-PELAN ABANG
45 LINGERIE
46 ABANG JANJI?
47 PEMBALUT
48 KAMPUS
49 MULAI CEMBURU
50 LUPA DENGAN STATUS?
51 ANU.... ABANGGG
52 INI PERINTAH TUAN
53 CEMBURU
54 KEMARAHAN CHARLES
55 MARI SALING MENGENAL
56 KESEPAKATAN
57 INI CINTA
58 KEHEBOHAN KAMPUS
59 SIMBOL CINTA
60 MALU
61 TAMU TAK DIUNDANG
62 BERHENTI MEMASAK
63 MULAI POSESIF
64 KEDATANGAN MARALIS
65 DUNIAKU ADALAH KIRAI
66 GARA-GARA MARTABAK
67 SULIT DI TEBAK
68 FATIH?
69 AKU IKHLAS...
70 KEKECEWAAN CHARLES
71 CHARLES MENGHILANG
72 MELEPASKAN ATAU MERELAKAN
73 DEMAM
74 CINTA YANG SUDAH ADA PEMILIKNYA
75 MALL
76 DIRAMPOK
77 APA AKU CANTIK?
78 DUA KABAR BAIK
79 JANTUNGKU BERDEBAR
80 PESTA TENDER
81 PENGUNTIT
82 PRIA YANG TIDAK DIKENAL
83 NYONYA MENGHILANG
84 PETUNJUK
85 DALANG PENCULIKAN
86 PUTRA ANGKAT
87 PERMAINAN BELUM USAI
88 TERTEMBAK
89 TUAN SUDAH TIADA...
90 AKU MENCINTAIMU...
Episodes

Updated 90 Episodes

1
KIRAI CHANIA ARIFIN
2
RUMAH MAMAK
3
PERTENGKARAN
4
MARAWI
5
LONGSOR
6
KAIN HITAM
7
RUMAH KAYU BERDUKA
8
KEINGINAN HANAN DAN HASNA
9
TUJUH HARI
10
TAMU ISTIMEWA
11
BERTEMU FATIH
12
UNGKAPAN PERASAAN
13
KUNJUNGAN CHARLES
14
MAKAN SIANG BERSAMA
15
KAU MENYUKAINYA?
16
AKU MENYUKAIMU RAI ...
17
JAWABAN KIRAI
18
URANG MINANG
19
LAMARAN?
20
DIJODOHKAN!
21
SAYA MINTA MAAF...
22
BASUNTIANG DINAGARI URANG
23
MEMINANG KIRAI
24
LUPAKAN KIRAI!!
25
PINGIT
26
MALAM BAINAI
27
IJAB KABUL
28
ARAK BAKO
29
KELELAHAN
30
BARALEK GADANG
31
NAMA PANGGILAN
32
PERSIAPAN KE KOTA
33
KE RUMAH KAYU
34
NURBAYA ATAU HAYATI?
35
AKAN KU BUAT KAU MENCINTAI KU
36
FITTING BAJU PENGANTIN
37
ABANG CANTIK?
38
RESEPSI PERNIKAHAN
39
KE RUMAH KAKEK
40
MARALIS
41
LIONTIN
42
TEMAN CHARLES
43
RUANG GYM
44
PELAN-PELAN ABANG
45
LINGERIE
46
ABANG JANJI?
47
PEMBALUT
48
KAMPUS
49
MULAI CEMBURU
50
LUPA DENGAN STATUS?
51
ANU.... ABANGGG
52
INI PERINTAH TUAN
53
CEMBURU
54
KEMARAHAN CHARLES
55
MARI SALING MENGENAL
56
KESEPAKATAN
57
INI CINTA
58
KEHEBOHAN KAMPUS
59
SIMBOL CINTA
60
MALU
61
TAMU TAK DIUNDANG
62
BERHENTI MEMASAK
63
MULAI POSESIF
64
KEDATANGAN MARALIS
65
DUNIAKU ADALAH KIRAI
66
GARA-GARA MARTABAK
67
SULIT DI TEBAK
68
FATIH?
69
AKU IKHLAS...
70
KEKECEWAAN CHARLES
71
CHARLES MENGHILANG
72
MELEPASKAN ATAU MERELAKAN
73
DEMAM
74
CINTA YANG SUDAH ADA PEMILIKNYA
75
MALL
76
DIRAMPOK
77
APA AKU CANTIK?
78
DUA KABAR BAIK
79
JANTUNGKU BERDEBAR
80
PESTA TENDER
81
PENGUNTIT
82
PRIA YANG TIDAK DIKENAL
83
NYONYA MENGHILANG
84
PETUNJUK
85
DALANG PENCULIKAN
86
PUTRA ANGKAT
87
PERMAINAN BELUM USAI
88
TERTEMBAK
89
TUAN SUDAH TIADA...
90
AKU MENCINTAIMU...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!