016

Ning Nong

Pintu bel terus berbunyi membuat Resta sedikit berdecak , karena orang itu tak sabaran sekali , dengan perasaan jengkel ia membuka pintu , menampakkan sosok pria bertumbuh tinggi dan berpakaian serba putih.

"Masuk "ucap Resta dingin ,lalu ia berbalik meninggalkan pria itu dan berjalan ke dapur.

Pria itu hanya membuang nafas secara kasar , mendapatkan perlakuan seperti ini.

"Bro ! Bisakah kau itu tersenyum sedikit ,gak usah masang wajah so cool "ucap pria itu sambil mengikuti langkah Resta.

"Dan satu hal lagi ,gue liat lo baik-baik aja tuh gak ada keliatan sakit sama sekali !"pria itu memperhatikan tubuh Resta dari atas hingga ke bawah .

Resta tidak menanggapi ucapan pria itu ,ia hanya mengambil gelas ,lalu berjalan lagi .

"Ck! Kalau lo gak sakit bro kenapa nyuruh gue ke sini ! Lo harus tau gue ini masih banyak pasien tapi gue bela-belain kesini dulu buat ngecek kondisi lo"ucap pria itu kesal ,ia mengikuti langkah Resta.

Cklek

Resta membuka pintu kamar milik Yuli ,ia melihat ke ranjang ternyata Yuli sudah berbaring.

Pria itu yang sejak tadi mengikuti langkah Resta sedikit terbelalak dan terdiam saat melihat seorang gadis cantik yang berada di tempat tidur.

Bahkan tubuhnya sedikit merinding saat melihat Resta mendekat ke gadis itu .

"Taa ini siapa?"pria itu masih setengah terkejut .

"Istri"ucap Resta berhasil membuat teman nya tambah shock .

"Yul bangun dulu yu "Resta menyentuh pipi Yuli perlahan .

"Emmm om sana "Yuli di buat sedikit kesal ,lalu ia menutup tubuh dan wajah nya dengan selimut.

Resta hanya bisa membuang nafas secara kasar .

"Dia ini "setelah mengatakan itu Resta melihat ke arah temanya malah terbengong , bukan nya mendekat tapi malah terdiam .

"Hei kemari lah dan periksa istri gue "ucap Resta cukup keras membuat pria itu terkejut , dengan setengah berlari ia mendekat ke Resta .

"Iyan periksa dia ,tadi ia bulak-balik terus ke kamar mandi"Resta duduk di tepi ranjang ,ia juga dengan paksa menarik selimut gadis ini .

Menarik selimut yang melekat di tubuh Yuli secara paksa ,membuat Yuli sedikit tersentak dan terbangun .

"Tck om bisa gak gausah ganggu gue , udah tau gue ini lemes banget dan mau tidur malah ganggu terus sih "dengan raut wajah bete Yuli menatap pria itu ,dan ia belum sadar ada orang yang sejak tadi menganga memperhatikan mereka.

" Gak usah membantah disini saya bawain dokter buat meriksa kondisi kamu ,jadi tolong kerja sama nya "ucap Resta tanpa ekspresi.

Mendengar itu Yuli langsung melihat kesamping ,dan benar saja ternyata ada orang di samping nya yang menatap nya dengan penuh tanda tanya .

"Om aku gak mau di suntik "ucap Yuli yang langsung memeluk Resta saat melihat tas pria itu .

Deg deg

Resta di buat senam jantung saat Yuli menghempaskan tubuhnya dan memeluknya secara tiba-tiba.

"Om usir pria itu "ucap Yuli setengah berbisik , serta mengeratkan pelukannya

"Sial jantung gue "batin Resta saat di peluk secara mendadak oleh Yuli ,namun disini Yuli seakan tak sadar apa yang di lakukan ia malah mengeratkan pelukannya .

Karena ia benar takut isi tas adalah suntikkan yang mematikan,ia sangat trauma dengan nama nya suntikan .

"Khemmm.....tenang saja cantik aku gak bakalan suntik kamu kok , sekarang aku cuman mau ngecek kondisi kamu saja dan tidak ada suntik -suntik jadi kamu gak perlu khawatir ya cantik!!"ucap Rian dokter pribadi nya Resta yang tiba-tiba menyaut .

Resta menatap kesal saat telinga nya mendengar kalau teman nya ini menyebut Yuli dengan kata cantik .

Entah kenapa ia sangat tidak lela sekali kalau ada yang mengatakan hal itu pada gadis nya .

"Tunggu gadis nya ??"Resta langsung menggelengkan kepalanya lagi saat menyebut Yuli dengan gadis nya .

Resta menarik tubuh Yuli agar menatapnya "Dengerin saya kamu harus di cek dulu , biar gak bulak-balik ke kamar mandi dan berak di celana "ucap Resta sambil menangkup pipi gadis itu agar menatapnya.

Yuli melotot kan matanya saat mendengar kata terakhir dari pria menyebalkan ini .

Bahkan ia ingin sekali mengubur dirinya sendiri karena pria ini mengetahui kalau ia berak di celana .

Tapi yang membuat nya tambah kesal adalah kenapa harus mengatakan itu di depan orang sih kan dia malu .

"Iiihh..... nyebelin banget sih! !!"Yuli mendorong tubuh Resta membuat pria itu sedikit terhuyung ke samping .

"Haaa... ternyata dia memang gak bisa di tebak "batin Resta ,ia berdiri dan menatap temannya yang dari tadi tak ada suara nya malah asik menonton adegan perkelahian antar suami istri itu dengan nyaman.

"Tck ...cepat periksa dia "ucap Resta cukup keras membuat orang yang di panggil iyan tersadar dari lamunannya .

"Hei cantik yuuu , periksa dulu nanti om nya gigit loh "ucap pria yang di panggil iyan dengan nada menyebalkan untuk Resta yang mendengar nya , seakan pria ini mengejeknya dirinya.

"Tapi Aaa gak akan suntik neng kan "ucap Yuli dengan muka polos nya dan ia menunjuk dirinya sendiri.

"Kamu panggil aku Aaa ! Astaga hati Aaa jadi meronta-ronta "ucap Iyan salting ,namun disini Resta sudah tak tahan lagi ia menatap Yuli tajam ,tak lupa ia juga menatap tajam temannya itu seakan ingin membunuhnya.

"Khemm... maaf bro itu cuman bencanda "ucap Iyan merasa kalau di samping nya sudah mengeluarkan asap hitam di sekeliling nya yang akan siap menerkamnya.

Iyan jadi gugup di tatap tajam oleh teman nya itu ,ia langsung mengeluarkan peralatan dokter nya "Mari saya cek detak jantungnya terlebih dahulu "ucap Iyan ia mengeluarkan stethoscope dan mengarahkan nya ke dada Yuli .

Yuli disini hanya terdiam dan tidak ngereog lagi atau pun memberontak.Ia hanya diam di periksa oleh pria tak di kenalnya , karena jujur saja ia sangat lemas sekali saat ini.

"Hmm kamu harus kurangilah makanan pedas dan juga asam ,ini bisa menyebabkan kamu jadi seperti ini ,dan juga kamu harus makan yang teratur ya "ucap Iyan setelah selesai meriksa kondisi Yuli .

"Apa ada gejala yang parah gak !"ucap Resta ia masih belum puas dengan hasilnya.

"Gak bro , istri lo gak kenapa-kenapa cuman pola makan nya aja kurang baik ,itu bisa jadi kaya gini dan dia kebanyakan makan pedas dan makanan instan "ucap Iyan panjang lebar sebari membereskan peralatan nya .

"Cukup jaga pola makannya , terlebih lagi harus makan teratur dan jangan kebanyakan makan pedas ya "terang Iyan lagi ,ia berdiri dan menatap Resta seakan beri isyarat untuk keluar dulu dari sini karena jujur banyak hal yang ia katakan pada temannya ini .

"Lo gak kasih obat gitu "ucap Resta sedikit ngegas.

"Nanti gue kirimin , sekarang gue gak bawa perobatan "terang Iyan .

"Dia benar baik-baik aja bro "ucap Resta ia masih tetap khawatir dengan kondisi Yuli , namun disini Iyan mengangguk mantap .

"Cukup istirahat dulu aja terus nanti gue kirim min obat nya , saat ini cukup tidur dan istirahat ,jika terus berlanjut sakit perut nya nanti langsung makan obat nya dan periksa lebih lanjut lagi "Ucap Iyan lagi ,agar teman ini tidak berlebihan .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!