Langitku Berbeda
"Bu, ayah kok belum pulang ya?" tanya Ayunda cemas.
"Ibu tidak tahu nak, tidak biasanya ayahmu sampai hari gelap begini belum pulang ke rumah" Ibu Anggi menyahuti anaknya, raut cemas ta luput kelihatan di wajah ayu ibunya.
Ayunda tampak bolak balik menatap ke jalan yang gelap sembari sibuk merajut helai demi helai jerami ditangannya. "Apa Ayu susul aja ayah ya Bu ?" tanya Ayunda lagi.
"kita tunggu sejenak lagi nak, jika ayahmu masih belum tiba juga coba kamu jalan perlahan nanti hingga ke tikungan situ" ujar ibu Anggi.
" baik Bu" jawab Ayunda.
" ini ibu siapkan lampu buat kamu bawa nanti mencari ayahmu, jangan terlalu jauh singgahkan ke rumah mak Ayub coba tanya barangkali Wahyu atau Dina bisa menemanimu" ujar ibu Anggi.
" iya Bu" sakit Ayunda.
Ditempat lain, Pak Hermawan yang tengah asik mencari kayu bakar dan beberapa obat-obatan tak sengaja tanpa disadarinya masuk jauh ke dalam hutan, jauh dari area yang biasa ia lewati.
Sehari-hari Pak Hermawan beserta keluarga yang berprofesi sebagai Petani bersama beberapa warga menggarap lahan yang dimiliki oleh Kepala Desa. Jika hari lain Pak Hermawan bertani, pada hari liburnya iya akan menyempatkan ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar dan beberapa tanaman obat untuk tambahan berjualan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Astagfirullah, dimana ini" ujar pak Hermawan " maka sudah menjelang malam, aku harus segera balik agar Anggi dan anak-anak tidak cemas".
Srek.. Srek.. sambil menyambitkan aritnya. Pak Hermawan coba membuka jalan untuk mencari jalan kembali pulang sambil mengingat kembali arah datangnya sebelumnya.
Srek.. Srek.. Srek.. "too..long.. tolong!" sayup sayup terdengar suara rintihan. "tooo.. Long !".
"siapa.. siapa itu" kata Pak Hermawan rada takut karena area ini tidak cukup dikenalinya.
" Tolong saya.. tolong!" suara lirih itu terdengar lagi. Srek.. Srek.. Pak Hermawan coba menyabit rumput ke area bebatuan mencoba mengikuti arah suara tersebut.
" tooloong!" kembali suara itu terdengar.
Segera Pak Hermawan agak cepat berjalan menuju bebatuan. "Astagfirullah..!" ujarnya sambil bergegas berlari dan berusaha menurunkan tumpukan kayu bakar di punggungnya setelah ia samar-samar melihat sesosok pria yang tengah terbaring tampak terluka parah di antara bebatuan.
"Astagfirullah.. Siapa kamu nak?" tanyanya cemas "tolong saya pak!" ujar pria itu
"apakah kamu bisa bergerak ?" tanyanya.
"akrghhh.. Hhh!" rintih pria itu yang mencoba menggerakkan badannya. "akhhh..!" sangking sakitnya iapun kembali tak sadarkan diri.
"Astagfirullah.. Bagaimana ini?" panik Pak Hermawan.
"Assalamualaikum.. Mak Ayub! Mak Ayub!" terdengar suara Ayunda sambil mengetok rumah Mak Ayub tetangga terdekat dari rumah Ayunda. Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum!" tok.. Tok.. Tok.. "waalaikumsalam!" terdengar suara jawaban dari dalam. Dina gadis manis seusia Ayunda merupakan sahabat dan satu-satunya teman bermain Ayunda sejak kecil. Krettt.. Terdengar derit pintu kayu tua. "ekh Ayunda ada apa?" tanya Dina.
"Din, apakah kak Wahyu ada ataukah barangkali kamu bisa untuk menemaniku ke tikungan jalan desa situ untuk membantu mencari Ayah? Tanya Ayunda lirih. "ayah belum pulang dari siang hari, tak biasanya ayah begitu" ujarnya lagi.
"sebentar aku tanyakan ke kak Wahyu dan emak dulu ya Ayunda" jawab Dina. Ayunda cuma menjawab dengan anggukan kepalanya .
Tak.. Tak.. Tak.. tak berapa lama terdengar suara langkah kaki ayunda dan wahyu di gelapnya malam dengan hanya diterangi oleh cahaya lampu teplok ditangan mereka.
"ga biasanya ayah kamu jam segini belum pulang Ayunda" ujar Wahyu."iya kak. Makanya aku sama ibu sangat cemas sekali".
Sesampainya di tikungan jalan desa yang sisi satunya arah menuju hutan dan satunya lagi menuju arah pusat desa dimana terdapat lebih banyak rumah penduduk dibanding area dekat rumah Ayunda yang lebih jarang-jarang dan jarak antar rumah satu dengan lainnya agak berjauhan.
"kamu tunggu disini Ayunda!" ujar wahyu. "aku akan coba berjalan tidak terlalu jauh masuk kedalam situ" tunjuk Wahyu ke arah hutan. "iya kalo hati-hati jangan terlalu jauh dan lekas balik kak" sahut Ayunda.
Tak berapa lama Ayunda melihat dibalik gelapnya hutan. Sosok Wahyu yang kembali tengah menggendong seseorang.
"Astagfirullah kak, apakah itu ayah.. Ayahhh!" teriak Ayunda ketakutan berlari menghampiri Wahyu yang mendekat kearahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fitray Uni
mampir di sini juga, langsung subscribe Kaka
2024-03-04
0
$@T
/Heart//Heart//Heart//Good/
2024-02-23
0
Amelia
❤️❤️❤️👍
2024-02-21
0