Bab 4

Mobil yang di tumpangi Hugo masuk ke gerbang mansion Martinez bersamaan dengan mobil Tuan Martinez yang baru pulang dari perusahaannya .

'' Selamat malam Ayah '' . Sapa Hugo sedikit canggung .

'' Hem,, malam '' . Sahut Tuan Martinez datar , namun matanya melirik sebentar pada paperbag berukuran mini yang di tenteng oleh Hugo .

Tapi Tuan Martinez langsung masuk begitu saja , tanpa bertanya apa isi dalam paperbag yang di bawa oleh Hugo .

'' Ayah , sudah pulang '' . Sambut Nina yang berdiri di ambang pintu .

'' Iya '' . Sahut Tuan Martinez mencium kedua pipi dan dahi istrinya dengan lembut .

'' Sini , Ibu yang bawa '' . Ucap Nina mengambil alih tas kerja dan jas yang di bawa oleh Tuan Martinez .

Dan saat itulah Nina baru menyadari keberadaan Hugo yang berdiri di belakang suaminya .

'' Hugo '' .

Hugo yang termenung langsung tersentak ,saat mertuanya memanggilnya .

'' Ah,, Ibu iya '' .

'' Ayo masuk , sekalian ikut malam bersama '' . Ucap Nina tanpa bertanya tujuan kedatangan Hugo ke mansion Martinez , membuat Hugo sedikit tidak nyaman .

Hugo berjalan masuk ke dalam mansion , dia melihat bagaimana ibu mertuanya menyambut Ayah mertuanya , membuat Hugo teringat saat Neva menyambut kedatangannya dari kantor , namun dirinya mengaacuhkannnya , bahkan saat Neva membuatkannya makan malam , dirinya sama sekali tidak pernah menyentuhnya .

" Apa Neva setiap malam menyambut kedatanganku , itu karna mengikuti kedua orang tuanya " . Batin Hogo.

'' Ibu , apa Neva ada ?''. Tanya Hugo .

'' Ada , dia belum sembuh total , jadi ibu tidak memperbolehkannya untuk kemana mana dulu '' . Jawab Nina tersenyum .

'' Bolehkah saya ke atas ?'' . Tanya Hugo entah kenapa sekarang dirinya merasa takut jika tiba tiba langsung pergi ke kamar istrinya .

'' Naiklah , sekalian kamu ajak dia turun untuk makan malam '' . Sahut Nina .

'' Baik '' . Hugo langsung bergegas naik ke lantai dua dimana kamar istrinya berada .

'' Ibu , apa kamu tidak marah dengan apa yang telah di lakukan oleh Hugo pada putri kita ?'' . Tanya Tuan Martinez .

'' Mungkin sebenarnya iya , tapi ibu sadar di sini yang salah putri kita , bukan Hugo '' . Jawab Nina .

'' Maksud Ibu ?'' .

'' Apa Ayah lupa , kalau dari dulu putri kita yang selalu mengejar ngejar Hugo , padahal Hugo juga selalu menolaknya ,tapi apa yang di lakukan oleh putri kita , dia meminta Caludia dan Om Willson untuk di nikahkan dengan Hugo , tanpa bertanya pada Hugo bersedia apa tidak '' . Jawab Nina panjang lebar . Membuat Tuan Martinez terdiam, dia juga teringat saat itu Hugo baru pulang dari perjalanan bisnis , dan dia di buat terkajut saat tiba di mansion Willson , yang tiba tiba di paksa oleh Tuan besar Willson untuk mengucapkan janji suci pernikahan dengan putrinya , membuat Hugo tidak bisa menolaknya dan hanya menurutinya walau terlihat jelas di wajahnya penuh kebencian pada putrinya , namun putrinya yang memiliki obsesi besar pada Hugo sama sekali tidak perduli dengan itu semua , baginya apapun yang terjadi dia harus tetap bisa menikah dengan Hugo , tanpa memikirkan konsekuensinya .

'' Ibu benar , di sini sebenarnya putri kita yang salah , dan Hugo hanya korban obsesinya ,jadi jika Hugo memperlakukan putri kita seperti itu , itu memang yang harus di terima oleh putri kita ,karna sudah memaksa Hugo untuk mau menikah dengannya , padahal sudah jelas jelas kalau Hugo tidak mencintainya '' . Ujar Tuan Martinez yang kini baru menyadari , kenapa selama mereka berdua menikah Hugo tidak pernah memperdulikan dan selalu bersikap dingin pada Neva .

Sedangkan Hugo yang baru masuk ke dalam kamar Neva , dia melihat istrinya yang baru menutup pintu balkon kamarnya .

'' Neva ''.

'' Ada apa kak '' . Sahut Neva membalikkan badannya , dia sama sekali tidak terkejut melihat keberadaan Hugo di kamarnya , karna dia sempat melihat pantulan Hugo dari pintu balkon kamarnya yang berbahan kaca .

'' Ini untukmu '' . Hugo menyodorkan paperbag yang di bawanya pada Neva .

'' Apa Itu ?'' . Tanya Neva menaikkan satu alisnya .

'' Kamu lihat saja sendiri '' . Jawab Hugo .

Neva mau tak mau mengambil paperbag mini itu lalu membukanya .

'' Ini ponsel '' .

'' Iya '' . Sahut Hugo .

Neva perlahan membuka box ponsel itu , tidak bohong jika jiwa miskin Kalila sekarang ingin berteriak jingkrak jingkrak melihat ponsel mahal keluaran terbaru .

'' Kenapa memberiku ponsel ?'' . Tanya Neva merubah raut wajahnya yang terlihat biasa biasa saja , saat menerima ponsel pemberian Hugo .

'' Tidak apa apa , bukannya ponselmu hancur saat kecelakaan , jadi aku menggantinya dengan yang baru '' . Jawan Hugo .

'' Kenapa harus kak Hugo yang menggantikannya , aku bisa kok minta sama Ayah '' . Tukas Neva .

'' Itu sudah menjadi kewajibanku sebagai suamimu '' .

Jawaban Hugo sukses membuat Neva tertawa terbahak bahak , lalu dia duduk di pinggir ranjang king sizenya .

'' Kenapa kamu tertawa ?'' . Tanya Hugo , membuat Neva langsung mendongakkan kepalanya menatap datar Hugo .

'' Kak Hugo , kita cerai saja '' .

Hugo langsung terkejut , dan entah tiba tiba hatinya merasa tidak terima jika Neva meminta cerai , padahal syarat dari Kakeknya dia boleh bercerai dengan Neva kalau Neva yang memintanya , dan sekarang Neva memintanya bukankah seharusnya dia sangat senang , tapi kenapa sekarang dia merasa hati kecilnya tidak siap jika harus pisah dengan Neva .

'' Kenapa kak Hugo diam ?, bukankah ini yang di nantikan oleh kak Hugo selama ini ?'' . Tanya Neva melihat Hugo yang hanya menatapnya .

'' Cepatlah turun , Ibu menunggumu untuk makan malam '' . Ucap Hugo datar lalu membalikkan tubuhnya dan pergi , namun saat baru satu langkah Hugo kembali berhenti .

'' Tunggu kekasihku sadar dari komanya , setelah itu kita akan bercerai '' . Ucap Hugo dan langsung pergi begitu saja dengan langkah cepat .

'' Heh, orang koma tidak bisa di prediksi kapan sadarnya kali '' . Grutu Neva yang sudah jelas tidak akan di dengar oleh Hugo yang sudah pergi , lalu Neva beranjak berdiri dan keluar dari dalam kamarnya untuk turun ke lantai satu dimana Ayah , Ibu dan Hugo sudah duduk di meja makan .

'' Malam Ayah , malam Ibu '' . Sapa Neva , meskipun sedikit kaku Neva atau Kalila terus berusaha untuk bisa bersikap layaknya Neva asli pada kedua orang tua pemilik tubuh asli , apa lagi dia juga akan memanfaatkan kasih sayang kedua orang tua Neva , yang selama ini belum pernah ia dapatkan selama hidupnya.

'' Malam juga sayang '' .Balas Tuan Martinez dan Nina bersamaan .

Sedangkan Hugo dia terus menatap gerak gerik Neva , dia ingat biasanya saat dirinya ikut makan malam bersama begini , pasti Neva akan menawrakan semua yang ada di meja makan . Kak Hugo mau ini, Kak Hugo mau itu dan masih banyak lagi , tapi sekarang Neva benar benar bersikap seperti tak mengenalnya .

'' Neva , apa kamu ingat dengan Hugo ?'' . Tanya Tuan Martinez , karna jika di rasakan Hugo naik ke kamar Neva lebih dari lima menit , apa saja yang mereka bicarakan pikirnya , apa mungkin putrinya sudah mengingat Hugo , apa lagi dia melihat wajah muram Hugo saat turun dari lantai dua .

'' Tidak , tapi Ibu bilang kalu kak Hugo putra Tante Caludia '' . Jawab Neva .

Hugo hanya diam saja , dia membiarkan Neva yang berpura pura amnesia di depan orang tuanya dan keluarganya .

Terpopuler

Comments

aphrodite

aphrodite

mantaaap..bagus..dilanjut pun pasti menyakitkan apalagi sang kekasih yg koma masih dalam lindungan Hugo..siapa tau di siuman..kan repot nantinya..mending ganti suami😁

2025-01-09

0

Yeni Aryani

Yeni Aryani

jd inget film nya barbie yg ada naga namanya hugo...udah tingglin aja si hugo biar tau rasa ntuh orang...

2024-01-20

5

Anie Haruto

Anie Haruto

klo gw jd neva jga psti akn bersikap kya gtu, ngpain perjuangin org yg hatinya bukan was kita😏

2024-01-18

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!