episode 4

Setelah Jie menjelaskan maksud kedatangannya maka wanita itu mengantarkan mereka.

Setelah sampai di Desa itu mereka langsung membaginya kepada penduduk Desa.

Karena tugasnya telah selesai mereka berniat untuk segera kembali ke pusat wilayah pulau Song.

Akan tetapi mereka menundanya karena pada saat itu hari sudah mulai gelap, mengetahui hal ini dengan senang hati penduduk Desa menyediakan tempat bermalam untuk mereka.

Ketika agak malam Jie berjalan-jalan disekitar Desa dan Jie melihat ada sebuah rumah yang di terasnya ada seorang laki-laki dan wanita.

Karena merasa penasaran kemudian Jie melintas di depan rumah itu. Pada saat sudah di depan rumah, Jie melihat wanita itu dan wanita itupun juga melihat Jie.

Wanita itu terlihat sangat begitu cantik yang membuat Jie terpana melihatnya.

Mereka disaat itu hanya saling menatap dan merasa mengagumi, setelah itu Jie segera pergi tanpa mengucapkan salam kepadanya.

Ketika telah sampai di penginapannya Jie hanya merenung memikirkan kecantikan wanita yang dilihatnya.

Soni yang tidak sengaja memperhatikan Jie yang sedang merenung maka mendatanginya dan bertanya kepada Jie " mengapa kamu merenung?, apakah sedang terjadi sesuatu? ".

Setelah menceritakannya, Soni kemudian memberikan suatu saran untuk menetap beberapa hari di Desa.

Jie tersenyum dan menyetujui pendapat Soni.

Ternyata sosok wanita itu merupakan seorang putri kepala suku dari sebuah pulau.

Sebuah pulau itu bernama pulau Rinjani yang ketika itu penduduknya sedang terserang sebuah wabah penyakit.

Sedangkan laki-laki yang bersamanya adalah pengawal khusus yang ditugaskan untuk melindunginya.

Pada saat malam harinya Soni mengajak Jie untuk bertemu dengan wanita itu, ketika mereka sudah sampai di rumahnya, Jie tidak berani langsung menemuinya.

Hal ini karena kecantikannya membuat Jie masih merasa tidak percaya diri untuk bertemu dengannya.

Jie kemudian meminta Soni untuk menemui wanita itu terlebih dahulu, sedangkan Jie hanya mengamatinya di balik pohon yang tidak begitu jauh dari tempat itu.

Soni lalu memanggil dengan mengucapkan salam di depan rumah, kemudian seorang wanita keluar dengan menggunakan baju yang agak besar dan agak kotor serta menggunakan topi layaknya seorang pencari kayu bakar.

Ternyata wanita itu baru pulang dari mencari kayu bakar dan masih belum sempat mengganti bajunya.

Sebenarnya kegiatan untuk mencari kayu bakar hanya dilakukannya sebagai penyamarannya untuk mencari mata air yang berada di lembah pulau Song.

Soni hanya tersenyum ketika melihat wanita itu dihadapannya dan dalam hatinya berkata " seorang wanita ini merupakan wanita pencari kayu bakar yang di kemarin " ,

Dan masih dalam hatinya Soni tertawa lepas, dengan berkata dalam hati " selera putra kepala suku Song memang sangat sederhana sekali ".

Akan tetapi disisi lain hati Soni juga terharu melihat sikap putra kepala sukunya bisa mengagumi seseorang wanita yang hanya pencari kayu bakar.

Setelah itu Soni dipersilahkan duduk dan diminta untuk menunggunya, karena wanita itu akan membersihkan dirinya.

Di saat menunggu wanita itu, Soni langsung menghampiri Jie dan berkata " tenang saja, semuanya lancar dan baik-baik saja ".

Setelah mendengar ucapannya, Jie kemudian dengan percaya diri mengikuti Soni kembali lagi menuju ke rumah wanita itu.

Ketika wanita itu keluar dengan membawa minuman, Soni langsung terkejut bukan main karena kecantikan wanita itu.

Jie kemudian menyapa wanita itu " maaf saya adalah temannya ", dan Jie menggeser-geser kakinya ke arah kaki Soni yang merupakan sebuah isyarat untuk mengenal dirinya kepada wanita itu.

Akan tetapi Soni hanya diam saja, dan ketika Jie melihat kakinya Soni ternyata kakinya terlihat gemetaran.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***