20

"Ini yang bayar tuan kan?" tanya Flora dengan mainan matanya.

"Kamu." jawab Veekit semakin datar mendengar apa yang dipanikkan oleh flora. Dia pikir entah apa yang lebih penting, ternyata?

Flora melotot.

"Saya tuan?" tanya Flora tidak percaya. Veekit mengangguk pelan.

"Yasudah kita pulang saja tuan, saya tidak ada uang membeli satu pakaian saja di dalam toko ini." ujar flora bergegas keluar cepat namun tangannya ditahan oleh Veekit.

"Cepat pilih, saya yang akan bayar." ujarnya dingin.

Flora mendengus kesal.

"Tuan sialan!" gumamnya kesal namun samar masih terdengar.

"Apa yang kau katakan?" tanya Veekit menatap tajam flora.

"Hehe, tidak ada tuan. Saya pilih dulu ya tuan." ujar flora mengelak dan langsung menghindar untuk memilih sesuatu yang menarik di matanya.

"Yang mana ya?" gumam flora melihat lihat pakaian yang paling menarik di matanya. Sebenarnya, baginya ini semua menarik namun dia hanya boleh memilih satu saja kan? Syukur syukur masih dibelikan oleh bosnya.

"Jika kau hanya melihat lihat, kita akan tidur disini saja." ujar Veekit kesal mengikuti langkah Flora yang sedari tadi mondar mandir.

"Iya tuan, sabar."

Flora memasuki ruangan terpisah dari itu dan betapa kagumnya dia melihat pakaian penari dan aksesoris yang lengkap yang terlihat anggun dan sangat menarik. Sampai akhirnya matanya yang terpaku pada pakaian penari yang berwarna merah tua dengan aksesorisnya yang terlihat menawan.

"Saya memilih ini tuan." ujar flora dengan cepat mendekati pakaian itu dengan mata berbinar menatap Veekit.

Veekit menatap apa yang dipilih oleh flora dan mengamatinya. Berwarna merah tua dengan manik manik putih yang sangat membuat anggun dan menawan serta corak tradisional dan belahan yang cukup lebar di dada.

"Kamu yakin memilih ini?" tanya Veekit menatap flora dengan satu alisnya terangkat.

"Iya, sangat yakin tuan." jawab flora mengangguk yakin.

"Kamu mau menggoda siapa?" tanya Veekit dingin. Flora menjadi bingung.

"Maksudnya tuan?" tanya Flora.

"Kamu lihat belahannya, kamu mau menggoda siapa?" tanya kembali Veekit sembari melirik belahan pakaian penari itu.

Flora ikut menatap apa yang dilirik Veekit. Dia tersenyum menatap itu.

"Tuan tenang saja, ketika saya memakainya, itu akan terlihat biasa saja. Tuan tidak lihat betapa cocoknya ini dengan tubuh saya?" tanya Flora tersenyum lebar menatap apa yang dia pilih. Veekit dengan santainya menggeleng membuat Flora kembali mendengus kesal.

"Kamu pilih yang lain saja." ujar Veekit menatap pakaian lain. Dia merasa tidak nyaman dengan apa yang dipilih oleh flora.

"Tidak mau tuan, saya mau yang ini. Saya sedari dulu ingin memilih pakaian penari bercorak seperti ini namun saya tidak memiliki cukup uang, dan tuan akan mengabulkan keinginan saya kan?" tanya lagi flora menatap Veekit penuh harap. Veekit yang melihatnya menjadi tidak tega.

"Yasudah jika begitu." ujar Veekit membuang muka.

"Tapi saya rasa ini mahal tuan."

"Kamu meragukan kekayaan saya?" tanya Veekit menatap Flora dengan tatapan tidak senang.

"Bu..bukan begitu tuan." sambung flora cepat. Padahal di dalam hatinya, dia mengumpati Veekit yang terlihat sombong. Tapi, benar juga ya? Kekayaannya tidak akan habis habis jika diamati.

Setelah membayarnya, mereka bergegas keluar dari pusat perbelanjaan itu dengan beberapa bungkusan yang dibeli. Flora keluar dengan senyuman lebar sementara Veekit yang disampingnya hanya diam dengan wajah datar.

Banyak pasang mata yang menatapi mereka dengan arti tatapan yang berbeda beda. Ada tatapan iri, kagum, berbinar, dan lain sebagainya. Flora yang melirik orang orang yang menatapi mereka tepatnya Veekit menjadi diam dengan sedikit gugup. Sampai akhirnya, seorang wanita cantik dan mulus menghampiri mereka.

"Bolehkah saya berkenalan denganmu?" tanyanya menatap Veekit. Flora menganga tidak percaya. Mereka tidak tau saja jika bosnya ini sangat dingin, cuek, dan kejam.

Veekit yang kebetulan memakai kacamata hitam sehingga membuatnya terlihat sangat keren hanya diam menatap wanita itu dengan datar dibalik kacamata hitamnya. Tanpa membukanya, Veekit menarik lengan flora dan merangkul pinggangnya dengan romantis.

"Saya sudah memiliki kekasih, saya hanya ingin menjaga perasaannya, maaf." ujarnya dengan tegas lalu segera pergi setelah tangannya yang sekarang menggenggam tangan flora. Flora hanya diam dengan linglung. Matanya bahkan beberapa kali berkedip karena tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Veekit kepadanya.

Masih dengan posisi itu sampai mereka benar benar keluar dari pusat perbelanjaan, ternyata ada seorang wanita lagi yang menghampiri mereka dengan seorang pria yang menemaninya. Wanita muda yang cantik dengan perut membesar. Ya, dia kelihatannya sedang hamil.

"Maaf, bolehkah istri saya berfoto sekali saja dengan anda, istri saya sedang mengidam." ujar pria itu dan diangguki dengan wanita itu yang mengelus perutnya lembut.

Veekit dan flora saling tatap dengan bingung. Veekit hanya diam tidak tau ingin menjawab apa. Sampai akhirnya, Flora yang menjawab.

"Tentu saja, tuan saya akan berfoto dengan nyonya sampai Nyonya terpuaskan." jawab Flora tersenyum ramah sembari mendorong tubuh Veekit mendekat dengan wanita itu. Veekit menatap Flora dengan kaget tapi dia tidak bisa bereaksi apapun di hadapan orang lain. Akhirnya, Veekit hanya pasrah saja. Ternyata, bukan satu foto yang diambil, tapi hampir 10 foto dengan gaya yang berbeda beda.

"Foto yang terakhir nyonya. Gaya yang bagus seperti ini, tuan menyentuh perut nyonya ini." ujar flora dengan satu tangannya memegang kamera dan satunya lagi membantu gaya yang dia katakan tadi. Veekit benar benar menahan emosi dibuatnya. Sabar saja dulu! Ingatkan dia untuk memberi pelajaran kepada Flora ya!

Selesai dengan itu, pria dan wanita itu tersenyum senang menatap mereka.

"Terimakasih, istri saya sangat senang sekarang." ujar pria itu dengan sopan. Flora mengangguk dengan ramah sementara Veekit yang diam saja dengan datar.

"Semoga anak saya nanti setampan kamu." ujar wanita itu tersenyum senang menatap Veekit. Veekit hanya diam saja dengan senyuman tipis.

"Amin. Saya doakan semoga anak nyonya sehat dan lahir dengan baik, dan semoga dia setampan tuan saya" ujar Flora dengan polosnya. Pasangan suami istri itu tersenyum senang dan mengangguk yakin mendengar ucapan Flora.

Setelah selesai dengan itu dan pasangan suami istri itu sudah pergi, Veekit dengan cepat menarik flora keluar dari pusat perbelanjaan. Flora yang meringis dengan kesal tidak dihiraukan sama sekali oleh Veekit. Veekit baru melepaskan Flora saat mereka sudah berada di luar pusat perbelanjaan.

"Tuan, ada apa?!" tanya Flora kesal memegang pergelangan tangannya yang merah dan cukup sakit karena tarikan dari Veekit.

"Kamu masih bisa bilang kenapa?" tanya balik Veekit menggeleng tidak percaya.

"Saya tidak tau, makanya tuan jelaskan dulu agar saya tau." ujar Flora dengan polosnya.

"Yang jadi bos disini itu saya atau kamu?" tanya Veekit melipat tangannya di dada.

"Ya tuan, itu saja mengapa harus bertanya." jawab Flora malah menjadi kesal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!