Bab 19

Rumah tahanan dipinggiran Ibu kota

Eno yang mengetahui jika Haris mendekam di penjara beberapa jam yang lalu, lantas langsung meluncur ke tempat tersebut untuk memastikan segalanya.

Sebuah langkah kaki seseorang terdengar jelas mendekat ke arah dimana Eno berada, membuat Pria bertubuh tinggi tegap itu lantas mendongak menatap ke arah sumber suara.

"Siapa kau?" ucap Haris begitu melihat sosok Pria asing di hadapannya saat ini.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, yang jelas katakan apa yang kamu ketahui tentang Daniel maupun HA Company!" ucap Eno dengan tersenyum tipis.

Mendengar hal tersebut tentu saja cukup membuat Haris terkejut karenanya. Sambil menatap lekat penampilan Eno, Haris mulai mengambil posisi duduk tepat dihadapan Eno.

"Kau... Eno Levian Darren bukan?" ucap Haris yang lantas membuat tawa kecil terdengar di sana.

"Bagus jika kau sudah mengetahuinya, aku rasa jika sudah seperti ini saatnya untuk membuat kesepakatan." ucap Eno namun kali ini dengan raut wajah yang lebih serius.

Haris tentu tahu siapa yang sedang berada di hadapannya saat ini, membuat Pria yang sudah menaruh dendam kepada Saga dan juga anak cucunya, tanpa berpikir panjang langsung mengiyakan tawaran Eno apapun itu. Lagi pula ketika ada kesempatan secara cuma-cuma dihadapannya, bukankah sayang untuk dilewatkan begitu saja?

"Tentu saja, dengan senang hati Tuan." jawab Haris pada akhirnya, dengan senyuman tipis mengembang di mulutnya.

***

HA Company

Kalaya menarik napasnya dalam-dalam sebelum melangkahkan kakinya keluar dari area lift. Suara riuh gemuruh beberapa orang terdengar jelas di telinganya saat ini. Iya, sepertinya ia akan segera kembali ke rutinitas kesehariannya yang belakangan ini terasa sangat damai, karena ia tak bisa mendengar suara hati milik Daniel. Yang tentu saja sama halnya membuat pikirannya menjadi lebih jernih, sekaligus istirahat sejenak dari berjuta-juta kebisingan kata hati seseorang.

"Aku bisa, lagi pula aku sudah melewatinya selama bertahun-tahun bukan?" ucap Kalaya meyakinkan dirinya sendiri.

Sambil melangkahkan kakinya perlahan, Kalaya mulai mengambil earphone kecil di tas dan hendak memasangnya satu persatu.

Ketika satu bagian earphone hampir mendarat di telinganya, sebuah suara seseorang lantas terdengar menggema di sana, yang tentu saja kali ini bukan bersumber dari suara hati seseorang.

"Apakah kalian tahu hubungan antara Pak Daniel dan juga Kalaya?" ucap sebuah suara yang lantas membuat tubuhnya mematung dengan seketika.

Langkah kaki Kalaya terhenti detik itu juga, jantungnya berdetak dengan kencang seakan beradu dengan keheningan yang kian menyeruak menyapa dirinya.

"Jangan bercanda, bukankah hubungan keduanya hanya sebatas sekertaris dan juga atasan. Ayolah.. Lagipula selera Pak Daniel bukanlah sekelas Kalaya ataupun sejenisnya." ucap seorang lagi yang seakan berusaha menimpali pertanyaan tersebut.

"Apanya yang tidak mungkin di dunia ini, lagi pula bisa saja Kalaya menggoda pak Daniel ataupun sejenisnya bukan?" ucapnya lagi dengan nada yang kekeh.

"Lagi pula apa yang membuat mu begitu kekeh Rani? Hingga mengatakan jika keduanya memiliki hubungan yang khusus?" ucap yang lainnya.

"Tentu saja, aku bahakan memergoki keduanya dalam satu mobil, bukankah itu aneh...?" ucap Rani kembali yang semakin membuat Kalaya terdiam ditempatnya saat itu.

Entah apa yang tengah dirasakan oleh Kalaya, namun yang jelas desas-desus ini sama sekali tidak baik untuknya.

Kalaya yang seakan tak ingin muncul diantara pembicaraan buruk tentangnya saat ini. Memilih untuk melangkahkan kakinya mundur secara perlahan seakan hendak melarikan diri dari sana.

Disaat langkah kakinya baru beberapa kali mundur, sebuah cengkraman tangan kekar lantas menghentikan langkah kakinya dengan seketika.

"Pak... Daniel..." ucap Kalaya dengan spontan.

"Mau kemana kamu? Ikut dengan ku sekarang juga!" ucap Daniel dengan nada yang terdengar tegas, tanpa ingin dibantah sama s.

"Tapi... Saya..." ucap Kalaya bingung hendak mengatakan kepada Daniel bagaimana.

"Sekarang juga!" ucap Daniel sambil mulai melangkahkan kakinya melangkah melewati Kalaya.

Kalaya yang tahu perintah Daniel kali ini tidak bisa ia tolak, pada akhirnya hanya bisa untuk mengikuti langkah kaki Daniel yang mulai membelah kerumunan orang-orang di sana.

"Apa kalian tidak ada kerjaan selain menggunjing seseorang? Aku bahkan tidak pernah membayar kalian untuk hal yang tidak penting di sini!" pekik Daniel yang lantas mengejutkan semua orang di sana.

"Maafkan kami Pak..." ucap salah seorang karyawan dengan posisi setengah menunduk dan takut.

Daniel menghentikan langkah kakinya tepat di hadapan Rani begitu juga diikuti dengan Kalaya dibelakangnya..

"Aku tidak suka jika mendengar sesuatu yang belum jelas asal usulnya. Jika kamu sebegitu ingin tahunya tentang hubungan ku dan Kalaya, aku mempersilahkan dirimu datang ke ruangan ku untuk memperjelas segalanya!" ucap Daniel sambil menatap tajam ke arah Rani, sebelum pada akhirnya berlalu pergi dari sana diikuti oleh Kalaya.

"Sial!" pekik Rani dalam hati yang tentu saja bisa Kalaya dengar dengan jelas.

***

Ruangan CEO

Bruk

Suara pintu yang tertutup dengan rapat, membuat Kalaya lantas bergegas mendekat ke arah kursi kebesaran Daniel saat itu.

"Apa yang anda lakukan tadi? Apa anda kira.. Anda hebat dengan melakukan hal tersebut?" ucap Kalaya dengan nada yang kesal.

"Setidaknya aku tidak kabur, bukan?" ucap Daniel sambil tersenyum tipis.

"Kabur? Wah.. Asal anda tahu! Dengan anda melakukan tindakan tadi, sama halnya dengan anda memperjelas segala kondisinya! Saya bahkan sudah mengatakan kepada anda untuk tidak membuat kegaduhan dengan hal-hal konyol yang menurut anda tidak penting sama sekali namun berarti bagi saya!" ucap Kalaya panjang kali lebar seakan berusaha untuk meluapkan isi hatinya.

Daniel yang mendengar hal tersebut hanya bisa tersenyum tipis, kemudian mulai bangkit dari tempat duduknya.

Ditariknya tangan Kalaya dengan tiba-tiba dan membawanya hingga tubuh Kalaya jatuh tepat di kursi kebesaran CEO.

Kalaya tersudut dengan posisi yang sama sekali tidak menguntungkan untuknya, namun Daniel malah semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Kalaya saat itu. Membuat posisi aneh tercipta antara Kalaya dan juga Daniel, yang seakan terlihat seperti hendak berciuman.

"Apapun yang ku lakukan itu demi dirimu! Setidaknya cobalah untuk berpikir logis dan pahami segalanya! Hilangkan sifat egois dan juga keras kepala milik mu. Apa kau pikir kau bisa berdiri dengan kedua kaki mu seorang diri selama ini? Ada sesuatu yang tidak kamu ketahui dan ada sesuatu yang tak sepatutnya kamu cari tahu. Dua hal ini lakukan dan pahami maknanya, jika kamu ingin semuanya berjalan baik-baik saja." ucap Daniel dengan nada penuh penekanan, membuat Kalaya langsung terdiam dengan seketika.

"Ap...a maksud anda sebenarnya?" ucap Kalaya dengan nada yang tergagap.

Cklek....

"Tuan saya sudah melakukan investigasi pada...." ucap Fandi yang terhenti tepat disaat manik matanya melihat Kalaya dan juga Daniel saat ini.

"Maafkan saya!" pekik Dandi dengan manik mata membelalak

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!