Bab 4

Di sebuah ruangan

Terlihat Daniel tengah mondar -andir sedari tadi dengan raut wajah yang kesal. Tamparan Kalaya benar-benar telak dan terasa begitu kebas. Bukan soal rasa sakit yang sedang dipikirkan oleh Daniel saat ini, melainkan harga dirinya yang seakan ternodai oleh tindakan impulsif seorang wanita yang baru saja ia temui.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu yang terdengar saat itu, lantas membuyarkan segala pemikiran Daniel.

"Tuan.. Saya sudah berusaha mencoba mencari wanita itu ke segala penjuru mansion, hanya saja saya tidak berhasil menemukannya." ucap Fandi dengan raut wajah yang tertunduk, seakan tak berani menatap ke arah manik mata milik Daniel saat itu.

"Bagaimana bisa? Mengurus satu wanita saja kau tak becus, bagaimana mengurus yang lainnya?" teriak Daniel dengan nada yang kesal.

Keheningan terjadi sepersekian detik di sana, sampai kemudian sebuah suara yang berasal dari Fandi lantas membuat manik mata Daniel tertuju kepadanya.

"Saya benar-benar minta maaf atas kecerobohan saya Tuan, ini adalah beberapa data yang saya kumpulkan tentang wanita itu dan saya harap bisa menebus kesalahan saya. Namun jika anda tidak berkenang saya akan..." ucap Fandi dengan nada yang terdengar begitu ragu.

Mendengar hal tersebut, sebelum Fandi meneruskan perkataannya saat itu. Daniel sudah lebih dulu merebut kasar sebuah iPad yang diberikan oleh Fandi.

"Aku harap informasi ini penting, jika apa yang kau temukan tak sesuai dengan ku maka kau tahu apa konsekuensinya, bukan?" ucap Daniel dengan raut wajah yang datar.

"Tentu saja Tuan, anda bisa lakukan apa saja untuk menghukum saya... Saya permisi..." ucap Fandi dengan nada yang begitu yakin, sebelum pada akhirnya berlalu pergi dari ruangan Daniel.

Setelah kepergian Fandi dari sana, Daniel nampak membawa langkah kakinya menuju ke arah kursi kebesarannya dan duduk dengan tenang.

Ditatapnya layar iPad pemberian Fandi dengan seksama. Sampai kemudian manik matanya membulat seketika, disaat ia mendapati satu informasi yang tak pernah ia bayangkan.

"Bagaimana mungkin? Bukankah Papa mengatakan jika tidak ada korban yang selamat dari kecelakaan itu?" ucap Daniel dengan raut wajah yang terkejut.

***

Ruangan CEO

Dengan langkah kaki yang perlahan, setelah mendapat seruan untuk masuk Kalaya terus membawa langkah kakinya mendekat ke arah kursi CEO.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?" ucap Kalaya dengan hormat.

Mendengar suara Kalaya, perlahan-lahan kursi kebesaran CEO di ruangan tersebut nampak memutar dan memperlihatkan Tuannya.

Manik mata Kalaya lantas membulat dengan seketika, disaat seseorang yang tidak asing duduk dengan angkuhnya di sana.

"Tentu saja, bahkan lebih tepatnya banyak yang harus kau kerjakan." ucapnya dengan nada yang terdengar begitu dingin.

"Kamu... Bagaimana kamu bisa ada di sini? Dimana pak Haris? Aku datang atas panggilannya." ucap Kalaya dengan tegas ketika mendapati sosok tersebut adalah Daniel, Pria mesum aneh yang ia temui kemarin.

"Mulai hari ini akulah CEO HA Company, Haris ya? Dia bahkan tidak lagi memikirkan nasib karyawannya dan memilih pergi dengan uang penjualan perusahaan yang hampir kolaps dan kau masih bertanya tentangnya? Ck ck ck sungguh bawahan yang setia kepada Tuannya ...." ucap Daniel dengan nada menyindir.

"Jaga cara bicara anda, saya bahkan yang menemani pak Haris selama ini dan saya rasa perusahaan ini baik-baik saja. Bukankah tuduhan anda sama sekali tidak berdasar?" ucap Kalaya yang seakan tidak percaya dengan perkataan Daniel barusan.

Daniel yang mendengar penyangkalan tersebut, terlihat dengan santainya berjalan sambil membawa sebuah dokumen ke arah Kalaya.

"Baca ini baik-baik, aku memberi mu waktu 5 menit untuk mencermatinya Nona Kalaya!" ucap Daniel sambil mendorong dokumen tersebut ke arah Kalaya.

Kalaya yang menerima dokumen tersebut, mau tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Daniel barusan. Satu persatu lembar mulai ia baca dengan tergesa namun tanpa terlewat sedikitpun.

"Ba...bagaimana bisa? Aku bahkan selalu menemani pak Haris.. Bagaimana aku tidak tahu akan hal ini?" ucap Kalaya yang tak percaya akan fakta apa saja yang baru ia temukan.

"Jadi.. Apa kau sudah percaya sekarang?" ucap Daniel dengan tawa kecil menyertai perkataannya.

"..."

"Em... Karena mulai hari ini aku adalah atasan mu yang sah, maka untuk tugas pertama mu yaitu.. Buatkan aku secangkir kopi dengan satu sendok teh gula pasir dan air mendidih dengan suhu 99°C tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih, pasti kan kopi itu murni dan bukan campuran. Jangan coba-coba untuk memberi ku kopi instan karena aku tidak menyukainya." ucap Daniel dengan santainya, namun berhasil membuat manik mata Kalaya melotot dengan seketika.

"A...pa" ucap Kalaya tanpa sadar.

"Tidak ada pengulangan kata karena aku benci hal itu, kau sudah disini selama 5 tahun. Dan kinerja mu cukup bagus ketimbang karyawan lainnya, jadi aku harap jangan sampai kau membuat kesalahan sekecil apapun ketika bersama ku." ucap Daniel dengan tegas.

Kalaya yang mendengar penuturan Daniel barusan hanya bisa mendengus dengan kesal, tanpa mengatakan sepatah kata apapun Kalaya lantas melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut dan melaksanakan tugas dari Daniel.

***

Pantry

Sambil mengingat-ingat pesanan Daniel sebelumnya, Kalaya nampak menatap kosong ke arah depan. Pikirannya benar-benar melayang membayangkan sesuatu yang janggal dipikirannya saat itu.

Pikirannya saat ini bahkan benar-benar melayang membayangkan kejadian semalam yang tiba-tiba terjadi kepadanya. Ada sesuatu yang aneh dalam diri Daniel dan membuat Kalaya penasaran akan hal tersebut.

"Saat itu ketika aku bangun di tempat yang aneh, aku bahkan terkejut karena bertemu orang asing mesum yang tak tahu datang dari mana dan langsung menyentuh ku... Hanya saja... Mengapa aku tidak bisa membaca pikirannya? Apa yang membuat ku tak bisa melakukan hal itu kepadanya?" ucap Kalaya dengan nada yang lirih.

Kalaya terdiam sejenak memikirkan segala hal yang mungkin saja terjadi dan dapat menjawab segala pertanyaannya saat ini. Hanya saja, entah mengapa rasanya semakin dipikirkan, semakin Kalaya tak bisa menemukan jawabannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang membuatnya berbeda..." ucap Kalaya namun kali ini tanpa sadar ia ucapkan dengan begitu keras.

"Siapa yang berbeda?" ucap sebuah suara yang lantas mengejutkan Kalaya saat itu.

"Aku.. Anda siapa?" ucap Kalaya yang terkejut akan kehadiran orang asing di area pantry.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!