5. Mengingkarinya

Usia kehamilan Adis saat ini sudah mencapai dua bulan. Atas bantuan sahabatnya Dina, mereka akhirnya bisa menemukan artikel tentang seorang pengusaha muda yaitu Satria Panji Anggra.

"Hei lihatlah...! Aku menemukan perusahaan suamimu. Lihatlah....! Bukankah ini suamimu?" tanya Dina mengarahkan ponselnya ke Adis.

"Ya Allah. Ini benar suamiku..!" lirih Adis dengan bibir bergetar menahan haru.

Ia sangat merindukan suaminya. Setiap hari ia menanti kepulangan suaminya atau ada kabar baik dari suaminya itu. Namun sayang, Panji seakan hilang ditelan bumi.

"Apakah kamu ingin menengoknya ke Jakarta?" tanya Dina antusias.

"Iya Dina. Dia harus tahu kalau aku sedang mengandung anaknya," gumam Adis tanpa melepaskan pandangannya dari ponselnya Dina.

"Ponselku bisa retak di pegang seperti itu. Baiklah. Kalau begitu aku akan antar kamu ke Jakarta. Kita naik kereta saja biar cepat tiba di Jakarta," ucap Dina.

"Lebih baik aku sendiri saja Dina. Aku tidak punya uang lebih untuk membelikan kamu tiket maupun akomodasi lainnya untukmu," ucap Adis.

"Sudah lama aku ingin ke Jakarta. Aku punya simpanan lebih. Sudahlah...! Tidak usah kuatir. Yang penting kamu harus menemui suamimu demi anakmu," ucap Dina seorang gadis tomboi itu.

Dina memang berasal dari keluarga menengah. Ia tidak terlalu dibebankan dengan keadaan karena kedua orangtuanya merupakan ASN.

Ia mencari uang untuk dirinya sendiri walau ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dua saudaranya juga perempuan yang saat ini sedang kuliah. Sementara Dina hanya ingin sekolah akademi perawat dan sekarang bekerja di klinik yang sama dengan Adis.

"Terimakasih Dina. Semoga orangtuamu mengijinkan kamu untuk ikut aku ke Jakarta."

"Tenang saja. Kalau sama kamu perginya, kedua orangtuaku pasti mengijinkannya karena kamu anak baik. Itu yang dikatakan mereka," timpal Dina.

"Ok. Kita pesan tiket kereta api untuk hari malam Sabtu. Biar hari Minggu kita balik lagi ke Bandung dan hari Senin bisa masuk kerja," ucap Adis.

"Tidak begitu ceritanya. Aku ingin keliling Jakarta. Kita harus ambil cuti dua hari. Lagian kita menginap di motel murah. Jadi, uangnya kita bisa simpan untuk kepentingan yang lainnya," timpal Dina.

"Baiklah. Terserah kamu saja...! Lagi pula selama tiga tahun kita bekerja di klinik itu, kita belum pernah ambil cuti satu kalipun," ujar Adis.

"Nah gitu dong...! Sekali-kali kita me time dengan diri sendiri itu penting. Nanti kita akan ke Ancol. Tenang saja...! Aku tidak akan mengajak kamu mengunjungi wahana permainan ekstrim," ucap Dina yang tahu Adis sedang hamil muda.

Jumat malam Sabtu mereka menuju stasiun kereta untuk tujuan Bandung -Jakarta. Tidak lama menunggu kereta mereka siap membawa mereka ke Jakarta. Karena berangkat malam hari memudahkan mereka untuk rehat. Selama hamil, justru Adis tidak mengalami ngidam berat. Bahkan tubuhnya terlihat sangat energik.

Wanita bertubuh jenjang bak model itu memang sangat cantik. Pembawaannya yang sederhana membuat ia tidak menjadi pusat perhatian laki-laki di tambah ke manapun ia pergi, ia selalu menggunakan masker.

Namun kecantikan hatinya yang terpancar dari aura tubuhnya yang membuat orang selalu penasaran dengan wajah cantik tertutup masker itu.

...----------------...

Tiba di Jakarta, keduanya menuju motel. Tempat yang sangat murah menurut mereka namun tidak sedikit orang mengira mereka pasangan sesama jenis.

Adis yang sudah tahu pandangan orang terhadap mereka, terlihat cuek. Yang penting bagi Adis cukup Allah menjadi saksi persahabatan mereka. Penilaian orang lain di anggap angin lalu.

"Wah. Kamarnya bagus juga. Lumayan untuk rehat," ucap Dina menghempaskan tubuhnya lebih dulu dalam posisi tiarap.

"Aku harus mandi dan bersiap-siap bertemu dengan suamiku Dina," ucap Adis seraya mengeluarkan peralatan mandi dan baju ganti.

"Sepagi ini? Mana mungkin si bos datang sepagi ini. Kalau karyawannya pasti iya," ucap Dina.

"Jangan salah. Bos itu harus memberikan tauladan yang baik untuk karyawannya. Aku ingin menunggunya datang di pagi hari bak mentari menyapa bumi," ucap Adis sok romantis.

"Cih...! Kenapa tidak jadi penulis saja sekalian," gerutu Dina lalu memejamkan matanya.

Adis masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Dalam sepuluh menit ia sudah berpakaian tinggal dandan cantik untuk menemui suaminya. Namun sang sahabat rupanya kelelahan malah terdengar ngorok.

"Katanya mau keliling Jakarta, malah molor. Tunggu kamu bangun bisa-bisa aku kesiangan bertemu suamiku. Baby. Kita akan bertemu papamu sebentar lagi. Semoga papamu menyambut kita dengan baik," ucap Adis begitu semangat pada janin dalam kandungannya.

Tanpa ingin membangunkan sang sahabat, Adis memesan ojek online untuk mengantarkannya ke perusahaan suaminya. Adis meninggalkan pesan untuk sahabatnya itu. Ojek online tiba depan motel dan Adis bergegas menghampiri tukang ojeknya.

Tidak ada percakapan berarti diantara Adis dan tukang ojek karena perusahaan milik Panji sangat terkenal di ibukota Jakarta.

Tiba di perusahaan itu, Adis sedikit gugup. Ia juga tidak berani masuk ke dalam karena tidak punya tanda pengenal. Namun ia hanya punya foto bersama suaminya itu.

Ia hanya menunjukkan kepada satpam dan satpam tidak meragukan pengakuan Adis. Melihat penampilan Adis yang begitu modis hari itu di tambah dengan wajahnya yang sangat cantik.

"Apakah pak Panji selalu datang pagi?" tanya Adis pada satpam itu.

"Biasanya si bos tiba jam delapan pagi. Tunggu saja neng," jawab satpam itu.

"Terimakasih pak. Tapi saya mau buat kejutan untuknya. Jangan bilang-bilang kalau saya ada di sini ya pak..!" ucap Adis tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya akan bertemu lagi dengan suaminya.

"Baik. Tunggu saja bos di dalam lobi dekat dengan pintu lift. Nanti neng bisa mencegatnya dari situ. Jadi, lebih sedikit privasi," ucap satpam yang tidak ingin mendapatkan masalah juga dari sang bos.

"Baik pak."

Adis menuruti apa kata satpam. Benar saja, tidak lama Adis bersembunyi di bagian terdalam lobi itu, Panji datang bersama dengan asistennya Rendi dan sebelahnya ada wanita cantik mungkin sekertarisnya Panji. Itu yang dipikirkan Adis.

Saat menunggu lift terbuka, Adis langsung menghampiri tubuh suaminya dan memeluk erat dari balik punggungnya Panji.

"Aa...!" panggilan sayang Adis pada Panji sambil menangis haru.

Rendi dan Anggun tertegun melihat pemandangan tak biasa itu. Keduanya saling menatap lalu kembali melihat pasangan suami-isteri itu.

Panji yang sudah familiar dengan suara istrinya sempat sok namun sedetik kemudian ia melepaskan kedua tangannya Adis dari pinggangnya.

Tidak ingin mempermalukan Adis di tempat umum, Panji membawa Adis masuk ke dalam lift begitu lift terbuka.

"Kalian bisa menggunakan lift yang lain. Aku ada urusan dengan wanita gila ini," ucap Panji terdengar dingin membuat hati Adis begitu sakit. Namun gadis cantik ini menahan dirinya untuk tidak terpancing emosi.

"Panji. Maafkan aku kalau aku lancang datang ke perusahaanmu. Itu karena aku putus asa menunggu kamu pulang."

"Apakah uang yang diberikan kedua orangtuaku sudah habis hingga kamu tidak sabar menunggu aku pulang setelah kamu tahu siapa aku?" bentak Panji membuat Adis tercengang.

"Astaghfirullah halaziiim Panji. Aku bahkan tidak menerima...-"

"Tidak usah banyak alasan. Sekarang katakan kepadaku...! Apa yang kamu inginkan dariku...?" pekik Panji membuat Adis meremang ketakutan.

"Aku hanya mau bilang kalau saat ini aku sedang hamil anak kita. Aku hamil dua bulan, Panji," ucap Adis apa adanya.

"Hamil...? Anak siapa? Apa benar kalau itu anakku?" ragu Panji membuat hati Adis makin sakit.

"Kau ini bicara apa Panji?" jerit Adis tidak terima dengan keraguan Panji pada anak yang dikandungnya.

"Sampai kapanpun aku tidak akan mengakui anak yang kamu kandung itu adalah anakku. Bisa saja kamu berzina dengan orang lain dan lalu datang padaku untuk mengaku kalau janin haram itu adalah anakku.

Sekarang kamu turun lagi dengan lift ini dan pergi dari hadapanku...! Keluarrrr....!" bentak Panji dengan amarah yang menggebu-gebu.

Visual Adis

Terpopuler

Comments

Diah Elmawati

Diah Elmawati

Sebenarnya yang gila itu Panji suami Adis.... Nantikan karma atasmu

2024-02-17

2

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

kasihan bgt sama Adis dikatai org gila oleh suami sendiri.... apa setega itu Panji membuang istrinya...setelah kesenangan dan kekayaan dimiliki oleh Panji dari ortunya..manusia mudah lupa diri...

2023-12-27

1

Ririn Endang S

Ririn Endang S

cantik banget yg jadi Adis.

2023-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Masa Lalu
2 2. Mengenang Kembali
3 3. Anak Sultan
4 4. Perpisahan
5 5. Mengingkarinya
6 6. Berusaha Tegar
7 7. Selalu Optimis
8 8. Malaikat Tak Bersayap
9 9. Terharu
10 10. Butuh Perhatian
11 11. Gagal Semuanya
12 12. Happy
13 13. Pindah
14 14. Terpukau
15 15. Dinas Pertama
16 16. Identitas Diganti
17 17. Butuh Model Iklan
18 18. Tidak Mengenali
19 19. Balas Dendam
20 20. Janji
21 21. Gagal Move On
22 22. Kisah Adis
23 23. Tawaran Iklan
24 24. Takut Untuk Mencitai
25 25. Keberatan
26 26. Model Iklan
27 27. Terimakasih Om
28 28. Menuai Pujian
29 29. Aku Bukan Dia...!
30 30. Dijodohkan
31 31. Tampilan Rian
32 32. Terpukau
33 33. Gugup
34 34. Apa Istimewanya Aku..?
35 35. Kondisi Rian
36 36. Perayaan Yang Tertunda
37 37. Aku Datang Untuk Putraku
38 38. Dia Adalah Milikku...!
39 39. Menyelidiki
40 40. Rumah Baru
41 41. Ulah Celine
42 42. Apakah Kamu Mencintaiku..?
43 43. Tak Disangka
44 44. Belum Siap
45 45. Minta Ijin
46 46. Tak Sesuai Harapan
47 47. Mencintaimu Tanpa Syarat
48 48. Merenung
49 49. Tanpa Restu
50 50. Rencana Nyonya Santi
51 51. Dua Pernikahan
52 52. Apakah Masih Ada Cinta...?
53 53. Misi Rian
54 54. Mulai Rekaman
55 55. Jangan Ambil Anakku...!
56 56. Rumah Baru
57 57. Mengukir Kenangan Bersama
58 58. Hadiah Terindah
59 59. Harapannya Sangat Tipis
60 60. Raut Kesedihan
61 61. Ketegangan
62 62. Kehangatan Keluarga
63 63. Arti Hadirmu
64 64. Ending Ceritanya
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Masa Lalu
2
2. Mengenang Kembali
3
3. Anak Sultan
4
4. Perpisahan
5
5. Mengingkarinya
6
6. Berusaha Tegar
7
7. Selalu Optimis
8
8. Malaikat Tak Bersayap
9
9. Terharu
10
10. Butuh Perhatian
11
11. Gagal Semuanya
12
12. Happy
13
13. Pindah
14
14. Terpukau
15
15. Dinas Pertama
16
16. Identitas Diganti
17
17. Butuh Model Iklan
18
18. Tidak Mengenali
19
19. Balas Dendam
20
20. Janji
21
21. Gagal Move On
22
22. Kisah Adis
23
23. Tawaran Iklan
24
24. Takut Untuk Mencitai
25
25. Keberatan
26
26. Model Iklan
27
27. Terimakasih Om
28
28. Menuai Pujian
29
29. Aku Bukan Dia...!
30
30. Dijodohkan
31
31. Tampilan Rian
32
32. Terpukau
33
33. Gugup
34
34. Apa Istimewanya Aku..?
35
35. Kondisi Rian
36
36. Perayaan Yang Tertunda
37
37. Aku Datang Untuk Putraku
38
38. Dia Adalah Milikku...!
39
39. Menyelidiki
40
40. Rumah Baru
41
41. Ulah Celine
42
42. Apakah Kamu Mencintaiku..?
43
43. Tak Disangka
44
44. Belum Siap
45
45. Minta Ijin
46
46. Tak Sesuai Harapan
47
47. Mencintaimu Tanpa Syarat
48
48. Merenung
49
49. Tanpa Restu
50
50. Rencana Nyonya Santi
51
51. Dua Pernikahan
52
52. Apakah Masih Ada Cinta...?
53
53. Misi Rian
54
54. Mulai Rekaman
55
55. Jangan Ambil Anakku...!
56
56. Rumah Baru
57
57. Mengukir Kenangan Bersama
58
58. Hadiah Terindah
59
59. Harapannya Sangat Tipis
60
60. Raut Kesedihan
61
61. Ketegangan
62
62. Kehangatan Keluarga
63
63. Arti Hadirmu
64
64. Ending Ceritanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!