Berlalunya waktu usai pernikahan singkat dan terkesan memaksa, Adis dan Panji hidup bersama di kontrakannya Adis.
Panji yang saat itu masih menjadi pemadat membuat Adis merasa tidak nyaman hidup dengan pria tampan tapi sangat berengsek.
Ia menggauli Adis setiap kali usai menghisap sabu. Adis merasa tersiksa dan hampir putus asa. Namun, sebagai seorang perawat, ia dilatih untuk bersabar dalam mengurus para pasiennya.
Dan ia menganggap suaminya juga adalah bagian dari pasiennya yang harus ia hadapi dan ia rawat penuh kesabaran. Itu yang menjadi prinsip Adis saat itu.
"Apakah kamu tidak bisa berhenti untuk sebentar saja agar tidak menyentuh barang haram itu?" tanya Adis usai mereka bercinta penuh kepuasan.
"Aku tidak bisa. Aku ingin melupakan keluargaku. Mereka telah membuangku. Aku hanya putra yang tidak berguna," ucap Panji sambil sesekali bertingkah seperti orang pecandu.
"Jika kamu ingin disayang, setidaknya kamu rubah sikapmu. Mulailah mengenal Tuhan kita, Allah. Cukup mencintai Allah, setelah itu semuanya akan beres. Bahkan dalam sekejap," nasehat Adis begitu sabar.
Panji tersenyum getir menatap wajah cantik istrinya." Apa katamu? MengenalNya setelah itu kekacauan ini akan beres? Bukankah mendekatiNya malah terlihat melelahkan? Sholat lima waktu. Tidak boleh berbuat hal-hal yang kita sukai seperti minum alkohol, main judi bahkan bercinta," keluh Panji.
"Justru lebih melelahkan kalau kamu menjauhi Allah. Lihatlah dirimu sekarang. Ketampananmu terkikis oleh benda haram itu. Wajahmu cenderung pucat dan matamu cekung dan tubuhmu kurus.
Kamu bahkan tidak mengenali dirimu sendiri. Karena setan sudah menguasai mu. Menjadikan kamu budaknya dengan menikmati semua yang berbau haram hingga kamu akan berakhir di liang lahat," imbuh Adis.
"Apakah kamu jamin kalau aku bisa berubah menjadi orang yang lebih baik dan keluargaku akan menyayangiku?" tanya Panji ragu.
"Bukan aku. Tapi Allah. Bisaku hanya menasehati kebaikan kepadamu. Mungkin aku yang dituntun Allah untuk memperbaiki dirimu.
Itu berarti masih ada setitik cahaya iman dihatimu yang akan masuk kembali ke seluruh jiwa ragamu untuk mengejar kebaikan. Insya Allah kamu bisa," ucap Adis meyakinkan suaminya.
"Bagaimana kalau itu tidak berhasil dan aku gagal?"
"Setiap kali kalau kamu akan merasa gagal, ingat Allah. Cukup ingat namaNya saja dan jangan pernah memikirkan hal lainnya agar tidak tergoda. Setelah itu biarkan Allah yang membolak-balikkan hatimu."
"Baiklah. Akan aku coba. Apakah semudah perkataanmu itu? Lantas doa apa yang kira-kira cepat terkabul dalam ikhtiar kita?"
"Tergantung pada tekadmu. Mau berubah atau mau hancur. Keputusan ada di tanganmu. Aku hanya mendukungmu dengan doa. Baca saja surah Al-fatihah dan dua ayat terakhir surah Al-Baqarah.
Insya Allah langsung di jamin kalau doamu akan dikabulkan oleh Allah selama doamu itu tidak diselimuti maksiat. Jika masih ada maksiat dalam dirimu maka doa itu akan terpental kembali."
"Tapi bagaimana caraku untuk bertahan jika aku tiba-tiba menginginkannya?"
"Banyak-banyaklah mengucapkan istighfar."
"Apakah Allah akan mengampuni dosaku?"
"Allah akan menerima tobatnya orang yang merasa dirinya hina dari pada orang yang berzikir nama Allah namun menyombongkan ibadahnya.
Dan seperti yang aku katakan tadi kalau kamu sering membaca surah alfatihah dan dua ayat terakhir surah Al-Baqarah, insya Allah, setiap hurufnya saja sudah mengugurkan dosamu," timpal Adis penuh kelembutan.
"Mengapa kamu begitu sabar? Padahal kamu tidak memiliki apapun kecuali dirimu sendiri," tanya Panji yang kagum pada ketegaran istrinya.
"Aku hidup dalam serba keterbatasan dan itu membuatku cukup menikmati kehidupanku dan pandai bersyukur. Aku merasa lebih kaya karena Allah bersamaku setiap saat yang menenangkan aku saat aku mulai melihat ke atas dan membuatku sedikit iri," imbuh Adis.
"Ok baby. Aku sangat mencintaimu. Setelah aku berhasil melewati ini semua, kita akan kembali ke Jakarta dan aku akan memperkenalkan mu pada keluargaku sebagai istriku," janji Panji. Keduanya berpelukan lalu memejamkan mata karena malam mulai larut.
Hari berlalu dengan cepat. Kegigihan Panji untuk berubah sering mengalami kendala. Tidak jarang istrinya menjadi amukannya karena ia tidak bisa menahan diri. Tapi, Adis begitu sabar menemani Panji setiap kali suaminya sakau.
Ia selalu menyuruh suaminya untuk minum air putih yang banyak dan mengguyur tubuh Panji dengan air dingin. Hampir setiap hari seperti itu hingga perlahan Panji mulai merasakan sedikit demi sedikit perubahan dalam dirinya karena terbebas dari candu narkoba.
...----------------...
Tiga bulan berlalu, Panji tampak lebih segar dan tidak lagi memikirkan barang haram itu.
Kadang setiap kali terbesit barang haram itu, ia selalu ke mesjid untuk merenung. Kadang sholat sunnah mutlak lalu membaca Alquran dan setelah itu bersedekah.
Perjuangan Adis untuk melihat suaminya berubah mendapatkan apresiasi dari pak RT dan warga hingga terdengar oleh pamannya sendiri.
Kabar kesembuhan Panji diketahui kedua orangtuanya yang langsung bersujud syukur pada Allah. Hanya saja paman dan bibinya Panji tidak menyebutkan kiprah seorang Adis yang merupakan istrinya Panji.
Dan justru mereka mengaku kalau mereka yang telah berhasil membuat Panji sembuh dari pecandu narkoba.
Pagi itu seperti biasa Panji mengantarkan istrinya ke klinik tempat Adis bekerja.
"Nanti pulang jam berapa, sayang?" tanya Panji seraya membuka helm istrinya.
"Jam tujuh malam. Masuk jam 7 pagi dan pulang jam 7 malam," ucap Adis karena sudah ganti shift saat ini.
"Baiklah. Kalau begitu nanti aku jemput dan kita akan makan malam di luar," ucap Panji semangat.
"Terimakasih Panji. Aku akan tunggu di sini. Kalau lebih dari setengah jam kamu tidak datang, biar aku pulang sendiri," ucap Adis yang memang tidak suka dengan menunggu dalam waktu yang relatif lama.
"Insya Allah. Aku akan tepat waktu, sayang. Aku akan sholat magrib di mesjid yang dekat dengan klinik mu," ucap Panji semangat.
Adis menyalami punggung tangan suaminya dan keduanya berpisah untuk sesaat. Bagi Panji, gaji yang diterima oleh istrinya hanya uang jajan buatnya sehari.
Tapi demi menutupi status sosialnya yang belum diketahui oleh istrinya siapa sebenarnya Panji membuat Panji mengurungkan niatnya untuk memberitahu istrinya tentang dirinya hanya untuk melihat kesungguhan cinta Adis padanya bukan karena dia seorang anak Sultan.
Adis mulai tugasnya dengan menemani dokter spesialis kandungan karena Adis bekerja di klinik bersalin. Pagi itu pasien cukup padat membuat ia harus ekstra kuat saat melayani banyaknya pasien yang hamil.
Hingga tiba waktu sore hari, Adis baru bisa istirahat. Namun Adis tiba-tiba merasa mual membuat ia segera ke kamar mandi. Rekannya yang melihat kondisi Adis yang terlihat pucat, membantu memapah Adis untuk beristirahat di ruang kerja mereka.
"Kelihatannya kamu hamil deh, Adis," ucap rekannya Dina sekaligus sahabatnya.
"Masa sih aku hamil?"
"Periksa saja pakai tespeck dulu. Kalau tidak minta tolong pada dokter Ajeng untuk memeriksa kondisimu," saran Dina.
"Ah, aku tidak enak manfaatin dokter Ajeng," ucap Adis.
"Ya sudah. Pakai saja tespeck dulu. Sebentar ya. Aku ambilkan untukmu," ucap Dina ingin membantu Adis.
Sementara di kontrakan Adis, kedatangan kedua orangtuanya Panji membuat Panji begitu terkejut. Panji membuka lebar pintu itu untuk mempersilahkan kedua orangtuanya masuk.
"Jal**Ng mana yang telah berhasil memikat putraku hingga putraku tidak ingat pulang?" sinis nyonya Santi.
"Mommy. Dia istriku bukan jal**ng," bantah panji masih dengan intonasi santun.
"Siapa suruh kamu menikah dengan wanita miskin dan yatim piatu, hah?!" bentak tuan Damara.
"Daddy....!" pekik Panji tidak terima dengan penghinaan ayahnya pada Adis.
"Aku bisa meninggalkan ba....-"
"Ayo...!" seret putraku ke mobil dan jangan biarkan dia berada di sini sedetikpun...!" titah tuan Damara Anggara Witjaksono pada pengawalnya membuat Panji sangat panik.
"Tidak...tidakkk...tidakkk...! Aku tidak mau pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
aduhh malang sungguh nasib mu Adis mempunyai mertua yg tdk mengingini anaknya bernikah dgn org miskin😢
2023-12-27
1
Noey Aprilia
Duuuhhh....bnr2 bkn esmosi tu ortunya panji....mreka ga tau anknya bs tobat krna adis,mlh pman dn bbinya yg ngaku2....
please y adis,jgn jd wnta lmah....
hrs kuat pkonya,bls mreka yg udh bkn km skt hti dn mndrta....
2023-12-09
3
suti markonah
awal mula kisah panji sm adis cukup baik~ tp kenapa setelah adis punya anak panji langsung berubah dratis..jelek nya lg anak sendiri di kata anak haram..orang tua nya juga ga ada bersyukur nya anak ny bisa berubah lebih baik setelah nikah sm adis..itu artinya panji skrng jahat adalah keturunan kedua orang tua nya..mak lampir melahirkan gerandong🤣🤣🤣🤣🤣
2023-12-08
6