2. Mengenang Kembali

Wajah cantik alami Adista terlihat sendu menatap wajah suaminya yang tidak ingin berlalu dari tempat itu sebelum melihat dirinya pergi dari tempat tersebut.

"Jika kamu tidak menghargai aku sebagai istrimu tidak apa. Tapi gunakan nuranimu untuk melihat bayi ini sebagai seorang manusia sedetik saja, Panji," ucap Adis berurai airmata.

"Pergi.... pergiii.....!" usir Panji dengan mata melotot sambil mendorong tubuh istrinya itu.

"Kau tidak lebih dari seorang iblis. Kau bukan manusia lagi, Panji. Terkutuklah kau....!" pekik Adis di tengah derasnya hujan.

Adis berlari kecil sambil mencari tempat untuk berlindung. Wajah datar Panji tidak melihat sedikitpun ke arah Adis yang berjalan cepat ke halte bus untuk berlindung.

Asisten Rendi begitu geram dengan tingkah bosnya. Beruntunglah ia sudah diam-diam memesan taksi online untuk Adis saat sang bos berdebat dengan Adis.

Tidak lama taksi online itu menghampiri Adis di halte itu karena hanya dia yang menggendong bayinya diantara orang-orang yang sengaja berteduh di halte bus itu.

"Permisi mbak...! Apakah mbak yang bernama Adis.

"Iya benar."

"Saya di minta untuk mengantar mbak pulang," ucap sang sopir.

"Saya tidak memesan taksi bang."

"Ini atas nama bapak Rendi," ucap sang sopir.

"Rendi...?" berpikir sesaat lalu baru ingat itu nama asisten suaminya.

"Kenapa orang itu tiba-tiba baik padaku?" lamun Adis nampak cemberut.

"Mbak. Kasihan bayinya kedinginan," ucap sang sopir lagi membujuk Adis agar bisa naik taksinya.

"Baiklah pak. Terimakasih banyak." Adis beranjak dari tempat duduknya sambil menenteng tas bayinya namun diambil sama sang sopir.

"Di dalam saja ganti baju bayinya mbak."

"Baik."

Sang sopir membuka pintu mobil untuk Adis. Lalu menutupnya dengan cepat agar tidak kecipratan hujan.

Adis buru-buru ganti baju bayinya. Tak lupa ia membalur tubuh bayinya dengan minyak telon agar tetap hangat. Setelah menyelimuti bayinya, Adis kebingungan sendiri untuk menyusui bayinya karena bajunya juga basah. Tidak ada susu formula untuk bayinya karena Adis ingin memberikan ASI untuk bayinya.

"Mbak. Rumahnya yang mana ya..?" tanya sang sopir begitu sudah memasuki area tempat tinggal Adis.

"Rumah saya di gang pak. Tidak apa, saya turun di sini saja pak."

"Tapi kasihan bayinya basah lagi nanti. Kalau mau pakai payung saya saja mbak. Ambil saja untuk mbak...!" tawar sopir taksi itu tulus.

"Ya Allah pak. Terimakasih banyak. Semoga Allah melimpahkan banyak rejeki untuk bapak hari ini," ucap Adis lalu turun dari mobil taksi dibantu oleh sopir taksi itu.

"Kasihan sekali wanita itu. Tapi, kenapa suaminya malah menyuruhnya naik taksi? Kenapa tidak diantar pulang? Ah, terserahlah...itu urusan orang.

Kenapa saya jadi kepo seperti ibu-ibu kekurangan sirih," gumam sang sopir sambil membawa lagi mobilnya dan menunggu order berikutnya.

Di dalam kamar kontrakannya yang sempit, Adis meniduri putranya yang kelaparan hingga menyusuinya begitu kencang.

"Pelan-pelan sayang....! Kamu lapar ya?" desis Adis kembali menangis.

Bagaimana putranya tidak sakit kalau buat makan saja mereka harus irit.

"Mama akan cari duit yang banyak untuk mengobati penyakitmu. Insya Allah, semoga Allah membuka pintu rejeki yang halal untuk kita," lirih Adis lalu bangkit dari tempat tidurnya karena belum sholat ashar.

Adis mengambil ponselnya dan mencas ponselnya. Ia lalu ke kamar mandi untuk bersuci.

Beberapa menit kemudian, Adis mencurahkan isi hatinya di dalam sujud panjangnya.

"Ya Allah. Bukankah setiap kesulitan ada kemudahan seperti janjimu dalam ayat cintamu. Maka berikanlah kemudahan itu untuk aku dan putraku. Aku hanya punya dia ya Allah." Doa tulus Adis sambil menghiba pada Robb-nya.

Adis merapikan perangkat sholatnya lalu mendampingi lagi putranya yang nampak pulas. Adis mengenang lagi kisah pertemuannya dengan Panji setahun yang lalu.

Flash back

Wajah lelah Camilla Adista terlihat jelas di kelopak mata indahnya usai bertugas sebagai perawat di salah satu klinik yang ada di kota Bandung.

Ia menghentikan motornya dan hendak membuka kunci gembok pagarnya. Ketika pagar sudah terbuka, Adis memasuki motornya ke teras rumah kontrakannya itu.

Karena awalnya gelap, ia tidak tahu jika saat ini ada seorang pria yang tidur di balai bambu miliknya yang ada di teras. Ketika cahaya motornya menerangi teras rumahnya betapa kagetnya Adis menyadari ada orang tertidur di teras rumahnya itu.

"Astaghfirullah halaziiim...!" pekik Adis menyadarkan dirinya untuk memastikan kalau dia tidak salah lihat atau sedang halusinasi karena kelelahan.

Adis segera membuka pintu rumahnya untuk menyalakan lampu teras agar bisa melihat jelas wajah pria itu. Ia kembali keluar untuk membangunkan pria itu dan mengusirnya pergi. Karena pria itu tidurnya telungkup membuat wajahnya tidak terlihat jelas oleh Adis.

"Abang...bang...! Tolong jangan tidur di sini...!" pinta Adis sambil mengguncang badannya pria tampan itu yang bernama Satria Panji Anggara.

Pria yang biasa di sapa Panji ini hanya menggumam dalam lelapnya lalu membalikkan tubuhnya telentang hingga memperlihatkan wajah tampannya yang tak terurus.

"Ya Allah. Kenapa dia bisa berada di sini? Padahal pagar rumah ini tinggi juga," keluh Adista.

"Apakah aku harus melapor pak RT saja atau menyiram wajah pria ini dengan air agar dia bangun?" menimang-nimang keputusan yang harus ia ambil.

Baru saja Adis mau mengambil air, tiba-tiba Panji menarik tubuhnya hingga ia jatuh dalam pelukan lelaki itu. Dengan segenap tenaga yang ada, Adista berontak agar terlepas dari pelukan Panji yang memang sedang fly karena baru memakai narkoba.

"Lepaskan....! Lepas...!" pekik Adista namun tubuhnya didekap begitu kuat oleh Panji hingga ketangkap basah oleh bapak-bapak yang ronda.

"Hei... kalian..! Apa yang kalian lakukan di sini, hah?!" pekik salah satu bapak-bapak membuat Adista dan Panji sama-sama tercengang.

"Tolong jangan salah paham pak. Kami tidak melakukan apapun. Aku juga baru lihat pria ini...-"

"Ala...tidak mungkin...! Kalian berdua harus dibawa ke rumah pak RT untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kalian."

"Iya pak. Aku akan menikahinya. Aku menyukai gadis ini," ucap Panji yang lagi dalam keadaan teler.

"Sepertinya orang ini adalah pemadat. Ya Allah, masa aku harus menikah dengan pria yang tidak jelas ini." tubuh Adis bergidik ngeri.

Keduanya digelandang di rumah pak RT yang memang tidak jauh dari kontrakannya Adis. Keduanya sudah duduk di depan pak RT. Tubuh Adis gemetar ketakutan. Ia menjelaskan apa adanya pada pak RT yang terlihat sangat bijaksana menyelesaikan masalahnya.

"Nak, Adis. Bapak percaya kepadamu. Tapi, kalian tertangkap basah sedang berpelukan. Kalian tetap harus dinikahkan agar terhindar dari fitnah," imbuh pak RT membuat Adis pasrah karena ia tidak punya keluarga untuk bisa berbagi. Dia sendiri adalah seorang gadis yatim piatu.

"Bagaimana nak Panji. Apakah kamu bersedia menikahi nak Adis?"

"Mau pak...!"

"Tapi, saya tidak kenal dia pak."

"Nak Panji adalah keponakannya tuan Erland. Dia di sini sedang berlibur. Mungkin dia sudah memperhatikan kamu setiap hari. Makanya dia nekat tidur di teras rumahmu," jelas pak RT yang kenal baik dengan pak Erland.

Namun mereka tidak bisa menganggu pak Erland karena saat ini pak Erland sedang di rawat di rumah sakit.

"Ya Allah. Kenapa aku seperti maling yang ketangkap basah terus masuk penjara," gerutu Adis membatin.

Tiga hari kemudian, Adis dan Panji menikah secara siri. Pak Erland menyerahkan keponakannya itu di urus oleh pak RT dan pak RW. Pernikahan itu tidak boleh tercium oleh media karena Panji adalah anak Sultan.

Terpopuler

Comments

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

Panji yg zolim terhadap istri dan anaknya..tnggu karmanya panji... penyesalan sllu dtg terlambat...

2023-12-27

1

Far~ hidayu❤️😘🇵🇸

Far~ hidayu❤️😘🇵🇸

mezolimi isterinya sendiri tunggu aja azab dari author

2023-12-07

1

suti markonah

suti markonah

terkutuk lah orang seperti panji itu...pengen tak getok tu pala biar ga oleng gitu..

2023-12-07

4

lihat semua
Episodes
1 1. Masa Lalu
2 2. Mengenang Kembali
3 3. Anak Sultan
4 4. Perpisahan
5 5. Mengingkarinya
6 6. Berusaha Tegar
7 7. Selalu Optimis
8 8. Malaikat Tak Bersayap
9 9. Terharu
10 10. Butuh Perhatian
11 11. Gagal Semuanya
12 12. Happy
13 13. Pindah
14 14. Terpukau
15 15. Dinas Pertama
16 16. Identitas Diganti
17 17. Butuh Model Iklan
18 18. Tidak Mengenali
19 19. Balas Dendam
20 20. Janji
21 21. Gagal Move On
22 22. Kisah Adis
23 23. Tawaran Iklan
24 24. Takut Untuk Mencitai
25 25. Keberatan
26 26. Model Iklan
27 27. Terimakasih Om
28 28. Menuai Pujian
29 29. Aku Bukan Dia...!
30 30. Dijodohkan
31 31. Tampilan Rian
32 32. Terpukau
33 33. Gugup
34 34. Apa Istimewanya Aku..?
35 35. Kondisi Rian
36 36. Perayaan Yang Tertunda
37 37. Aku Datang Untuk Putraku
38 38. Dia Adalah Milikku...!
39 39. Menyelidiki
40 40. Rumah Baru
41 41. Ulah Celine
42 42. Apakah Kamu Mencintaiku..?
43 43. Tak Disangka
44 44. Belum Siap
45 45. Minta Ijin
46 46. Tak Sesuai Harapan
47 47. Mencintaimu Tanpa Syarat
48 48. Merenung
49 49. Tanpa Restu
50 50. Rencana Nyonya Santi
51 51. Dua Pernikahan
52 52. Apakah Masih Ada Cinta...?
53 53. Misi Rian
54 54. Mulai Rekaman
55 55. Jangan Ambil Anakku...!
56 56. Rumah Baru
57 57. Mengukir Kenangan Bersama
58 58. Hadiah Terindah
59 59. Harapannya Sangat Tipis
60 60. Raut Kesedihan
61 61. Ketegangan
62 62. Kehangatan Keluarga
63 63. Arti Hadirmu
64 64. Ending Ceritanya
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Masa Lalu
2
2. Mengenang Kembali
3
3. Anak Sultan
4
4. Perpisahan
5
5. Mengingkarinya
6
6. Berusaha Tegar
7
7. Selalu Optimis
8
8. Malaikat Tak Bersayap
9
9. Terharu
10
10. Butuh Perhatian
11
11. Gagal Semuanya
12
12. Happy
13
13. Pindah
14
14. Terpukau
15
15. Dinas Pertama
16
16. Identitas Diganti
17
17. Butuh Model Iklan
18
18. Tidak Mengenali
19
19. Balas Dendam
20
20. Janji
21
21. Gagal Move On
22
22. Kisah Adis
23
23. Tawaran Iklan
24
24. Takut Untuk Mencitai
25
25. Keberatan
26
26. Model Iklan
27
27. Terimakasih Om
28
28. Menuai Pujian
29
29. Aku Bukan Dia...!
30
30. Dijodohkan
31
31. Tampilan Rian
32
32. Terpukau
33
33. Gugup
34
34. Apa Istimewanya Aku..?
35
35. Kondisi Rian
36
36. Perayaan Yang Tertunda
37
37. Aku Datang Untuk Putraku
38
38. Dia Adalah Milikku...!
39
39. Menyelidiki
40
40. Rumah Baru
41
41. Ulah Celine
42
42. Apakah Kamu Mencintaiku..?
43
43. Tak Disangka
44
44. Belum Siap
45
45. Minta Ijin
46
46. Tak Sesuai Harapan
47
47. Mencintaimu Tanpa Syarat
48
48. Merenung
49
49. Tanpa Restu
50
50. Rencana Nyonya Santi
51
51. Dua Pernikahan
52
52. Apakah Masih Ada Cinta...?
53
53. Misi Rian
54
54. Mulai Rekaman
55
55. Jangan Ambil Anakku...!
56
56. Rumah Baru
57
57. Mengukir Kenangan Bersama
58
58. Hadiah Terindah
59
59. Harapannya Sangat Tipis
60
60. Raut Kesedihan
61
61. Ketegangan
62
62. Kehangatan Keluarga
63
63. Arti Hadirmu
64
64. Ending Ceritanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!