Koma dan Di vonis Cacat Seumur Hidup

Louis dan Calvin telah melangkahkan kakinya menuju mobil yang terparkir dihalaman untuk menyusul Aiden ke Medica Center, tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia memencet tombol hijau tanpa melihat penelponnya.

"Halo, ini dengan tuan Calvin?"

"Ya saya sendiri. Ada apa ya?".

"Saya Rocky perwakilan dari Mr. Akihito. Tadi saya sudah menghubungi Tuan Aiden tapi sepertinya ponsel beliau tidak aktif. Apa tuan Calvin bisa menemui kami sekarang?" Pinta seorang utusan dari perusahaan Jepang itu.

Calvin mengingat kalau hari ini Glory Company akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan Mr. Akihito di Bandung, tapi Aiden baru saja kecelakaan. Belum lagi pertemuan di kantor juga akan tertunda jika dia pergi.

Calvin merasa ini saat yang tepat bicara pada sang ayah agar dia bisa menggantikan Aiden. Diapun segera menyusun rencana baru.

"Halo tuan, apa anda mendengarku?" Tanya Rocly yang masih menunggu jawaban orang yang sedang ditelponnya.

"Ah... iya tuan Rocky. Maaf, sebenarnya tuan Aiden sudah ke Bandung dari tiga jam yang lalu, tapi mobil yang membawanya kesana mengalami kecelakaan. Jika anda berkenan, apakah anda mau menunggu saya? Saya berjanji malam ini akan segera menemui anda" jelasnya pada lelaki itu.

"Astaga... saya turut berduka tuan, atas kecelakaan tersebut. Kalau anda tidak keberatan saya akan menemui tuan Aiden di rumah sakit dan bagaimana kalau setelah itu kita lanjutkan pertemuan singkat saja". Ujar lelaki itu dengan tenang.

"Baiklah tuan Rocky kalau begitu yang anda mau. Maaf atas ketidaknyamanannya".

"Tidak apa tuan, saya tidak bermaksud mendesak anda hanya saja deadline saya sangat padat dan kesempatan untuk ke Indonesia lagi sangat susah. Saya tidak ingin Mr. Akihito kecewa".

"Baiklah sampai bertemu di Medica Center. Saya akan sharelock alamatnya untuk anda". Calvin mengakhiri pembicaraannya dengan lelaki itu.

"Pa, aku baru saja mendapat telpon dari perwakilan Mr. Akihito. Mereka meminta kita segera mengadakan rapat, karena waktu mereka sangat singkat di Indonesia," jelas Calvin pada sang ayah.

"Baiklah, kalau begitu kau wakilkan saja. Mengingat kondisi Aiden yang baru saja kecelakaan aku rasa dia tidak bisa mengikuti rapat ini," tanpa berpikir panjang Louis yang sedang kalut langsung menunjuk Calvin sebagai pengganti Aiden.

Senyum penuh kemenangan Calvin muncul saat itu, ternyata benar konspirasi yang dilakukan sang mama bersama dirinya membuahkan hasil. Dia berhasil menyingkirkan Aiden tanpa perlu menyentuhnya.

***

Di Medica Center, Calvin dan Louis baru saja turun dari mobilnya secepat mungkin mereka melangkahkan kakinya ke resepsionis kemudian menanyakan ruang inap Aiden.

Belum sempat bertanya, seorang pria mendekat pada mereka "Tuan Calvin, Tuan louis," panggil seseorang padanya.

Mereka menolehkan wajah ke arah suara itu dan saat mereka melihat seseorang yang mereka kenal, langsung saja mengikutinya. Ternyata itu pak Rusdi. Dia sengaja keluar sebentar dari ruang rawat untuk mencari keberadaan atasannya.

"pak Rusdi, bagaimana keadaan putra saya?" Louis sangat mencemaskan Aiden.

"Tuan Aiden kritis, dia mengalami kecelakaan yang cukup parah. Kepalanya terbentur kaca mobil yang mengakibatkan dia kehilangan kesadarannya," jelas pria berkumis itu pada Louis sambil terbata.

DEGH!!!

Hatj Louis mencelos mendengar kabar tentang putranya. Sungguh dia tidak pernah menyangka putra kesayangannya itu akan mengalami kecelakaan separah itu. Sementara itu senyum smirk terukir diwajah Calvin. Dia merasa sangat bahagia mendengar kabar buruk tentang kakaknya. Namun, dengan cepat dia merubah mimik wajahnya menjadi penuh kesedihan.

"Apa? Bagaimana itu bisa terjadi?" Calvin memulai dramanya.

"Saya tidak tahu tuan Muda, semua terjadi begitu saja. Saat mobil telah sampai diperbatasan kota tiba-toba saja ada masa yang sedang berdemonstrasi dan salah satu diantara mereka menyuruh kami putar arah, tapi belum sempat saya memutar arah mobil tiba-tiba mobil kami diserang dan menyebabkan mobil itu kehilangan kendali dan terguling," jelas pria itu terbata-bata.

"Bawa aku segera menemui putraku," pinta Louis yang mulai khawatir, dengan segera Rusdi mengantarkan keduanya.

"Disini ruangan tuan Muda Aiden dan tuan Fery." Sebelum menemui Aiden mereka harus melalui ruang perawatan Fery.

Pak Rustam menunjukkan sebuah ruangan VIP pertama bisa dilihat Fery yang masih terbaring lemah ditempat tidur. Tadinya dia sudah sadar dan melewati masa kritisnya, hanya saja pengaruh obat yang dikonsumsinya membuat dia harus beristirahat saat ini.

Calvin memperhatikan luka jahitan yang berada dilengan pemuda itu dan kondisinya cukup memprihatinkan. Dia menatap ke arah pak Rudi yang juga terlihat cidera dan ada bekas memar dikeningnya. Namun tidak ada rasa empati sedikitpun darinya pada mereka. Sedangkan Louis merasa iba pada kedua anggotanya itu. Namun dia tak bisa mengatakan apapun, karena dia terus memikirkan putranya.

"Pak antar saya ke ruangan Aiden," Pintanya pada supir itu.

"Iya pak. Ruangannya ada disebelah" pak Rusdi bergegas ayah dan anak itu ke ruang ICU yang letaknya tidak jauh dari ruang rawat Fery.

Lelaki itu memandangi dari balik kaca ruangan yang didalamnya seorang lelaki yang sedang terbaring tak berdaya. Kepalanya terluka dan diperban, untuk bernafas menggunakan alat bantu pernafas. Tak lupa kabel-kabel untuk alat bantu medis itu melekat ditubuh lelaki itu. Meskipun saat ini kondisinya lemah tapi bentuk tubuhnya masih memperlihatkan otot sixpack dirinya.

" Aiden putraku" desahnya lirih kemudian menudukkan kepalanya menahan tangisnya. Ya, sang ayah sangat terpukul , membuatnya ikut merasakan betapa sakitnya putranya saat ini.

"Maafkan saya tuan" Rusdi sangat menyesal atas apa yang telah terjadi, tapi itu bukanlah kesalahannya. Itu karena penyerangan brutal yang dilakukan para pendemo.

Seseorang dokter muda berjalan ke arah mereka. "Maaf tuan-tuan ini siapa?"

"Saya ayahnya pak" Louis menatap wajah pria tua itu.

"Perkenalkan Saya Arfan, dokter yang menangani tuan Aiden dan Tuan Fery, sebelumnya saya mau meminta anda mengurus administrasi dulu, untuk operasi besar yang akan dilakukan pada tuan Aiden," Pria itu mengulurkan tangan dan mereka saling berjabat tangan lalu meminta Louis mengurus administrasi.

Calvin yang berada disana menawarkan dirinya untuk mengurus administrasi, kemudian operasi besar dilakukan.

Setelah beberapa jam berlalu, dokter keluar dari ruangan operasi.

"Bagaimana kondisi putraku?" Louis menghampiri sang dokter.

Pria muda itu memperhatikan raut wajah Louis dan Calvin yang murung dan sedih. Dia lebih mendekat pada keduanya dan memberikan penjelasan. " Tenangkan hati anda. Saat ini tuan Aiden baru saja melewati masa kritisnya. Doakan secepatnya beliau sadar dari koma". Ujar dokter yang bernama Arfan itu menenangkannya.

"Dokter apa saudara saya bisa sembuh seperti dulu lagi?" Raut wajah Calvin dibuat sekhawatir mungkin agar sang ayah tidak mencurigainya. Dia ingin memastikan keadaan Aiden selanjutnya.

"Kita doakan saja yang terbaik, untuk saat ini saya sudah mengeluarkan serpihan kaca yang mengenai wajahnya dan sepertinya dia shock berat karena benturan keras dikepalanya saat terjadi penyerangan di jalan utama, membuatnya belum sadar sampai detik ini, namun ada kemungkinan terburuk yang nantinya akan dihadapi tuan Aiden,"" jelas dokter itu perlahan.

"Maksud anda?" Louis mulai takut oleh ucapan sang dokter.

"Kecelakaan yang terjadi pada tuan Aiden cukup fatal. Benturan dikepalanya itu menyebabkan dia mengalami gegerotak. Kemungkinan pertama yang akan terjadi, jika itu geger otak ringan tuan Aiden akan kehilangan sebagian memorinya dan akan butuh waktu lama untuk memulihkannya.

Sedangkan kemungkinan kedua, geger otak yang dialaminya itu sangat berat, dia bisa mengalami kelumpuhan pada syaraf motoriknya yang membuatnya harus berada dikursi roda selamanya atau mungkin saja dia tidak bisa terselamatkan," dokter itu memberikan penjelasan lagi.

Louis dan Calvin terkejut mendengar kata penyerangan. Bukankah tadi Rusdi mengatakan itu kecelakaan? Pria itu menatap curiga pada Rusdi.

"Dokter apapun caranya tolong selamatkan putraku," wajah pria paruh baya itu terlihat memohon pada sang dokter.

"Kami akan mengusahakan semampu kami. Doakan yang terbaik untuk putra anda," pungkas sang dokter sambil menepuk pelan punggung tangan Louis kemudian pergi dari hadapannya.

Matanya sekarang tertuju pada Rusdi yang merasa sedikit bersalah karena tadi dia berbohong. Benar dia tadi bilang kecelakaan, tapi bukan bermaksud untuk menutupi kejadian itu hanya saja dia tidak ingin keluarga Pratama panik.

"Pak Rusdi jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi," mode serius dari Louis terlihat dengan jelas.

Pak Rusdi sedikit gelagapan namun dia tetap memberanikan diri untuk mendekati atasannya, kemudian menjelaskan tentang penyerangan dan salah sasaran dari kelompok demonstran yang mereka alami saat mereka baru sampai di kota itu.

"Jadi ini penyebabnya? Aku mau pelakunya segera ditangkap" Louis mengepalkan tangannya begitu kuat sehingga menampakkan buku-buku jarinya. Mukanyapun memerah menahan amarah.

Rusdi mengangguk pelan namun tak berani menatap pria itu.

***

Rocky dan anggotanya telah sampai di rumah sakit. Mereka menuju ke resepsionis untuk menanyakan tentang keberadaan Aiden. Wanita muda yang berpakaian putih itu memeriksa komputer mencari pasien bernama Aiden, setelah dia menemukan nama tersebut diapun memberitahukan pada Rocky bahwa Aiden sedang berada diruang ICU. Tak butuh waktu lama mereka telah sampai diruang koridor. Terlihat Calvin yang sedang fokus memperhatikan Aiden dibalik kaca.

"Tuan Calvin," sapa lelaki bermata sipit itu padanya.

"Tuan Rocky anda sudah disini?" Calvin membalikkan tubuhnya melihat lelaki itu kemudian berjabat tangan dengannya.

"Bagaimana keadaan tuan Aidne?"

"Dia belum sadar dari komanya" menatap lirih pada Aiden.

"Saya ikut bersimpati semoga beliau cepat sadar dari koma dan orang yang menemaninya bagaimana?"

"Fery sudah baik-baik saja hanya lagi tidur"

"Baiklah tuan Aiden, mengenai diskusi kita yang tertunda bagaimana?". Ingatnya pada lelaki blewok tipis itu.

"Oh maafkan saya, karena kejadian ini saya sampai lupa dengan pertemuan kita" .

"Tidak mengapa tuan, kira-kira tempat yang bagus dimana?"

"Kita bicarakan di hotel dekat sini saja tuan. Kebetulan saya hari ini harus menjaga Aiden jadi saya rasa kita cukup membahas urusan kita di hotel terdekat saja,"

"Baiklah,"

Setelah bersepakat mereka ke hotel terdekat untuk membahas gudang untuk investasi. Pertemuan cukup singkat saja hanya satu jam, sebagai tanda mereka pernah bertemu dan membahas proyek yang akan dijadikan laporan nantinya. Meskipun terkesan kurang kondusif atas kebesaran hati tuan Rocky kerjasama mereka akhirnya berlanjut.

Calvin bisa bernafas lega akhirnya tujuannya tercapai, dia yang menghandle perusahaan kembali dan menggenggam tampuk kekuasaan perusahaan. Sekarang tinggal menunggu Aiden, untuk memastikan apakah saudara sambungnya itu akan bertahan atau malah akan berakhir hari itu. Begitu juga Fery yang masih tidur karena pengaruh obat penenang, pria itu juga harus dipastikan keadaannya. Supaya rencana matang Calvin tidak akan sia-sia karena dia telah melangkah sejauh ini.

Episodes
1 Aiden Moreno
2 Konspirasi
3 Koma dan Di vonis Cacat Seumur Hidup
4 Memancing
5 Terjebak Cinta yang Rumit
6 Pengkhianat
7 Putus Asa
8 Arrabella Tewas
9 Ancaman
10 Satu Tahun Berlalu
11 Badai
12 Menuju Mansion Keluarga Moreno
13 Salah Menduga
14 Perjodohan yang Tak Diinginkan
15 Menemukan Kebenaran (1)
16 Menemukan Kebenaran (2)
17 Pengobatan Aiden
18 Menyelamatkan Aiden
19 Progres Kesembuhan Aiden
20 Cemburu
21 Keajaiban
22 Jebakan Chelsie
23 Kemarahan Alia
24 Sebersit Harapan
25 Chelsi dan Rencananya
26 Benci dan Cinta
27 Pernikahan untuk Chelsi
28 Penolakan
29 Pengakuan Aiden
30 Kelicikan Alia
31 Masa Lalu yang Kembali
32 Persiapan Pernikahan Aiden dan Chelsi
33 Semakin Terlihat Jelas
34 Kesedihan Ciara
35 Rasa Sesal Datang Melanda
36 Hasutan Alia
37 Permintaan Aiden
38 Membawa Aiden Pergi
39 Hilang Tanpa Jejak
40 Tes DNA
41 Tanggung Jawab
42 Hasil Tes DNA
43 Babak Baru Kehidupan
44 Pertemuan Mengharukan
45 Menyelamatkan Louis
46 Merintis Usaha dan Menjalin Kerja Sama
47 Calvin Curiga
48 Louis Sadar
49 Mengenang Masa Lalu
50 Mulai Mengingat
51 Bertemu Arrabela
52 Ciara di Culik
53 Menyelamatkan Ciara
54 Memantapkan Diri
55 Ujian Pernikahan
56 Karma untuk Alia
57 Kekesalan Alia
58 Kesempatan Kedua
59 Sebuah Kata Maaf
60 Menemui Calvin
61 Arrabela Sadar dari Koma
62 Membujuk Ciara
63 Mulai Mengusik
64 Hamil
65 Kabar Bahagia
66 Berdamai dengan Keadaan
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Aiden Moreno
2
Konspirasi
3
Koma dan Di vonis Cacat Seumur Hidup
4
Memancing
5
Terjebak Cinta yang Rumit
6
Pengkhianat
7
Putus Asa
8
Arrabella Tewas
9
Ancaman
10
Satu Tahun Berlalu
11
Badai
12
Menuju Mansion Keluarga Moreno
13
Salah Menduga
14
Perjodohan yang Tak Diinginkan
15
Menemukan Kebenaran (1)
16
Menemukan Kebenaran (2)
17
Pengobatan Aiden
18
Menyelamatkan Aiden
19
Progres Kesembuhan Aiden
20
Cemburu
21
Keajaiban
22
Jebakan Chelsie
23
Kemarahan Alia
24
Sebersit Harapan
25
Chelsi dan Rencananya
26
Benci dan Cinta
27
Pernikahan untuk Chelsi
28
Penolakan
29
Pengakuan Aiden
30
Kelicikan Alia
31
Masa Lalu yang Kembali
32
Persiapan Pernikahan Aiden dan Chelsi
33
Semakin Terlihat Jelas
34
Kesedihan Ciara
35
Rasa Sesal Datang Melanda
36
Hasutan Alia
37
Permintaan Aiden
38
Membawa Aiden Pergi
39
Hilang Tanpa Jejak
40
Tes DNA
41
Tanggung Jawab
42
Hasil Tes DNA
43
Babak Baru Kehidupan
44
Pertemuan Mengharukan
45
Menyelamatkan Louis
46
Merintis Usaha dan Menjalin Kerja Sama
47
Calvin Curiga
48
Louis Sadar
49
Mengenang Masa Lalu
50
Mulai Mengingat
51
Bertemu Arrabela
52
Ciara di Culik
53
Menyelamatkan Ciara
54
Memantapkan Diri
55
Ujian Pernikahan
56
Karma untuk Alia
57
Kekesalan Alia
58
Kesempatan Kedua
59
Sebuah Kata Maaf
60
Menemui Calvin
61
Arrabela Sadar dari Koma
62
Membujuk Ciara
63
Mulai Mengusik
64
Hamil
65
Kabar Bahagia
66
Berdamai dengan Keadaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!