🌺Flashback on🌺
Raja memperhatikan kelakuan sahabatnya dengan tatapan aneh. Tak biasanya Hardi berdiam diri sambil terus memutar lagu yang sama secara berulang-ulang. Setidaknya dia akan melakukannya sambil mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan kuliah atau sesuatu yang sedang dia pelajari.
"Lu lagi puber kedua?" setengah terbahak. Hardi menoleh, kemudian berpikir. Iyakah?
"Lu kira gue om om apa, pake acara puber kedua segala." memutar bola matanya, kesal.
Raja kembali terbahak, "Ya kali, lu kan puber nya baru sama Lasya doang. Bertahun-tahun pula." terkekeh geli.
"Gue salah gak kalo suka sama cewek lain selain Lasya?" Hardi mulai membuka suara.
"Serius?" Raja beringsut mendekati Hardi yang sedang terbaring di kursi taman tempat dia biasa beristirahat setelah mengerjakan tuga-tugasnya sambil menunggu Lasya menyelesaikan mata kuliah nya untuk pulang bersama.
"Hmm ..." Hardi mengangguk. Matanya lurus ke langit. Menatap awan putih yang beriringan.
"Siapa?"
Hardi tak menjawab.
"Hilma?" Raja menyelidik, namun sahabatnya itu hanya menggeleng.
"Anak jurusan lain?" tanya Raja lagi, Hardi kembali menggeleng.
"Adik kelas?" lagi, menatap Hardi dengan penasaran.
Hardi terdiam, menoleh kemudian tersenyum.
"Jiah ...!" Raja tergelak."Mainanya adik kelas sekarang. Haha."
"Gue cuma suka. Gak lebih" bangkit, kemudian duduk.
"ya ya ya ..." Raja mengangguk-anggukkan kepalanya sambil terkekeh geli. "Berapa lama??" tanya nya kemudian.
Hardi menoleh lagi, "sebulan ini kayaknya." Menyandarkan kepalanya di sandaran kursi taman, matanya kembali menerawang ke angkasa yang awannya mulai menguning.
"Kalau menurut gue sih nggak apa-apa lah. Selama janur kuning belum melengkung lu bebas ama siapa aja. Cuma pertanyaannya si Lasya bakal gimana kalau tau Elu main ama cewek lain di belakang dia. Heheh..." Raja kembali tergelak, membayangkan amukan Lasya yang akan di terima Hardi seandainya mengetahui pria itu berhubungan dengan wanita lain.
"Yang pasti dia ngamuk." tersenyum getir.
"Bakal terjadi gempa, tsunami, perang dunia ketiga ..., hahaha ..." Raja terus tertawa.
"Sialan!!" Hardi meninju punggung sahabatnya itu.
"Kalo gue sih ngeri bayangin nya.. hiiii ..." Raja bergidik.
Bersamaan dengan itu, sosok Lasya menghampiri mereka, membuat dua sahabat yang sedang bercerita masalah hati tersebut membungkam mulut mereka rapat-rapat.
"Ayo pulang" katanya, dan tangan nya melambai ke arah Raja, dibalas anggukkan dari pria itu.
"Udah beres?" Hardi yang berusaha meredam kegugupan nya.
"Hu'umm ..." Lasya mengangguk sambil tersenyum.
"Ya udah, aku anterin kamu pulang abis itu mau ke toko buku ya. Ada yang harus aku beli" katanya meraih tangan Lasya yang rerulur beberapa detik lalu.
Merekapun berlalu setelah berpamitan kepada Raja yang memutuskan tinggal sebentar lagi di tempat itu. Memandang punggung keduanya sambil bergeleng kepala.
"Kasia Elu, bro. Makannya gue gak stay sama satu orang lama-lama. Takutnya gitu" gumamnya sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi seperti tadi.
🌺Flashback off🌺
Sesekali Hardi melirik ke arah Alena yang asyik menatap ke luar jendela di sebelah kirinya. Suasana hening. Hanya suara musik yang keluar dari speaker di dashboard yang mengisi keheningan di dalam mobil. Keduanya asyik dengan fikiran masing-masing.
"Mau langsung pulang atau kemana dulu gitu?" Hardi memecah keheningan.
Alena menoleh sekilas, "pulang aja" kemudian kembali menatap ke luar jendela.
Hardi hanya mengangguk.
Kemudian hening lagi sepanjang perjalanan itu.
***********
Duapuluh menit berlalu setelah menyusuri jalanan kota yang mulai lengang. Melewati lampu-lampu temaram di sisi kanan kiri jalan.
Mobil Hardi pun sampai di depan pagar rumah Alena yang lampunya masih gelap gulita. Belum ada orang di rumah.
Mobil berhenti tepat di depan pintu gerbang setinggi dada orang dewasa itu. Alena membuka kunci pintu, bermaksud keluar dari mobil sebelum akhirnya dia merasakan pergelangan tangan nya di raih Hardi.
Alena menoleh seketika. Menatap wajah Hardi yang tampak berubah sendu.
"Iya kak?" menatap ke dalam mata coklat Hardi yang sesekali terkena sinar lampu dari kendaraan yang lewat, membuat mata indah itu nampak berkilauan.
"Bisa kita lebih dekat dari ini?" kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Hardi, tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
"Hah? Maksud kakak?" kening Alena mengernyit, penuh tanda tanya.
"Aku tahu sejak awal kamu sering memperhatikan aku. Kamu sering salah tingkah kalau kita ketemu di kampus." Hardi balik menatap kedua bola mata Alena yang membulat sempurna.
"Aku cuma ..."
"Correct me if im wrong." menghela napasnya dalam seakan mempersiapkan hal lainnya untuk di katakan.
"Apa hanya aku yang ke GR an atau memang kita punya perasaan yang sama?"
"Tapi aku ..."
"Aku suka sama kamu!" Hardi langsung ke inti nya, membuat gadis yang sedang di genggam tangannya itu terhenyak.
"Aku tau aku sudah dengan orang lain, tapi perasaan ini nggak bisa aku tahan"
"Makin hari kayaknya aku makin suka sama kamu"
Alena tak bergeming. Dia hanya menatap wajah itu dengan perasaan yang campur aduk. Entah, bahagia, terkejut. Hanya napas nya yang terhembus.
"Kakak lagi bercanda ya.. hahaha ... " pikiran nya masih mencerna semua ucapan yang keluar dari mulut Hardi.
"Jangan keterlaluan kalau bercanda!" katanya lagi, sambil menarik lengannya mencoba melepaskan genggaman tangan Hardi.
"Aku serius!" Hardi mengeratkan genggaman tangannya, menarik si pemilik lengan itu untuk mendekat.
"Ee ... gimana ya, duh." Alena mengeluh, pergelangan tangannya mulai terasa sakit karena genggaman Hardi yang kian menguat.
"Setelah ini aku tidak akan mengulang kata-kataku. Aku suka sama kamu dan ingin lebih dekat."
Itu maksudnya apa? Mau kita pacaran atau apa? Aku kan bingung. Terus gimana kak Lasya? kata-katanya penuh misteri!!
Dering ponsel Alena menyadarkan keduanya. Membuat Hardi melepaskan genggamannya dari lengan gadis itu.
"Aku harus turun, kak. Sebentar lagi kakak ku pulang." setelah membuka pesan yang ternyata dikirim oleh Arya, menanyakan dirinya sudah sampai rumah atau belum.
Hardi masih menatap lekat gadis itu.
Alena beringsut dari kursi, membuka pintu mobil dan bermaksud keluar sebelum tangannya ditarik lagi oleh Hardi.
"Nanti kakak aku keburu sampai, kak!" barusaha melepaskan genggaman tangan Hardi, dan memang berhasil. Gadis itu pun bisa keluar dari mobil.
Hardi pun ikut keluar dan secepat kilat menghampiri Alena yang berada di sisi lain mobil. Menghalangi langkah nya, menyeretnya mundur hingga punggung Alena membentur body mobil, kemudian mengurung gadis itu dengan kedua tangannya yang kekar.
"Kakak!!" Alena menjerit.
"Jangan menghindar!" Hardi merapatkan tubuhnya dengan Alena hingga dagunya menyentuh kepala bagian atas Alena.
Gadis itu tersudut diantara body mobil dan dada bidang Hardi. Wangi parfum maskulin seketika menguar di indra penciuman Alena, membuat gadis itu mengerjap berkali-kali.
Alena baru menyadari betapa tingginya tubuh pria di hadapan nya itu. Sedangkan dirinya hanya setinggi dada Hardi membuatnya mudah terkurung dengan cara seperti itu.
Hardi makin merapatkan tubuhnya, membuat gadis itu panik. Alena menahan dada Hardi dengan kedua tangannya agar menciptakan jarak diantara mereka. Mendorongnya dengan susah payah karena tenaganya yang memang kalah jauh dengan pria itu.
Hardi menunduk. Merapatkan keningnya di kening Alena. Seketika rasa hangat menjalari tubuh jangkungnya. Menghirup dalam-dalam aroma kulit wajah Alena yang terasa wangi di hidungnya.
"Jangan menolak!" kemudian hidung nya turun menyentuh pipi Alena. Ditempelkan pula pipinya disana, membuat gadis itu memekik. Merasakan napas Hardi yang berhembus di telinganya.
Sekejap Hardi melepaskan wajahnya dari pipi Alena. Menatap kedua bola mata gadis itu dalam keremangan malam. Keadaan gelap tak mampu menutupi beningnya kedua mata gadis itu yang beberapa kali mengerjap karena diterpa hembusan napasnya.
Tangan kanan nya meraih dagu Alena yang hendak menunduk, bermaksud menyembunyikan wajah itu. Di gerakan nya hingga wajah Alena mendongak lurus menatapnya. Hardi samar tersenyum lalu bergeleng pelan, kemudian, cup ... bibirnya menyentuh bibir mungil milik Alena yang tertutup rapat, namun terasa bergetar.
Kedua bola mata gadis itu kembali membulat dengan sempurna. Dia terkejut, reflek kedua tangan nya meremat kemeja biru muda yang melekat di dada bidang Hardi.
Tak mendapat penolakan, Hardi meneruskan aksinya menyesap bibir mungil itu yang terasa manis baginya. ********** perlahan hingga di rasakan nya Alena mulai membuka dirinya dengan menggerakkan bibirnya pelan.
Terkejut, bingung, bahagia dan ketakutan dalam benak Alena berubah menjadi satu. Bercampur dengan perasaan yang di pendamnya selama beberapa bulan terakhir ini. Sebagian hatinya merespon, dan sebagian lagi menolak. Otak, hati dan tubuhnya kini benar-benar sudah tak sejalan. Sepertinya dia mulai hilang akal.
Hardi tiba-tiba menghentikan ******* nya di bibir Alena. Melonggarkan kungkungan tubuhnya dari gadis itu, melepaskannya.
"Sana masuk!" katanya dengan napas yang masih memburu.
Alena masih mencoba menguasai dirinya yang sempat tenggelam jauh menghilang dalam buaian Hardi barusan. Mengumpulkan kesadaran nya yang berpencar entah kemana.
"Kakak kamu keburu sampai!" Hardi mngingatkan. Sambil mengulum senyum.
Dengan napas terengah Alena menyeimbangkan tubuhnya. Kemudian melangkah bermaksud memasuki pekarangan rumahnya, sebelum kemudian Hardi kembali menarik gadis itu kali ini ke dalam pelukannya. Membenamkan tubuh kecil Alena dalam pelukan dada bidangnya dengan erat.
"Kak ... kakak aku nanti sampai!!" Alena setengah berbisik di dada Hardi seolah dada itu mampu mendengar bisikan nya.
Hardi tersenyum, meraup kepala Alena kemudian menciumnya untuk beberapa detik.
"Sana masuk!" katanya lagi dengan senyum sumringah.
Alena menurut. Setengah berlari memasuki pekarangan, membuka pintu, kemudian bergegas masuk ke dalam rumah tanpa menengok lagi ke arah Hardi.
Berdiri di balik pintu. Bersandar dan memegangi dadanya yang seolah-olah akan meledak.
Sementara pria itu hanya menatapnya hingga Alena menghilang di balik pintu. Berjalan ke sisi kemudi, kemudian menjalannkan mobilnya, pulang. Dengan hati riang dan tawa yang tergelak di balik kemudi.
Aku memang gila!! Teriaknya dalam hati.
**Bersambung ....
Makasih udah mampir. klik like koment sama vote nya dong, plisss
I love you 😘😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Aysana Shanim
Nggak gini caranya hardi, kelakun kamu nanti bakal mempersulit alena. Kalau bosen ya putusin aja gak si? Jangan main belakang gitu lho, kasian alena nya nanti kena amukan lasya.
2025-03-12
0
Bestie Oscar_OliverXXXL 😂🙈
Susah sih kalo kita udh merasa nyaman sm seseorang itu rasanya pengen deket2 trus. Hardi jd dirinya sendiri kalo lg sm alena sdgkan kalo sm lasya dia sperti tertekan karena sikap posesifnya si lasya + pencemburuan. Lama kelamaan jd toxic gt hubungannya.
2022-08-02
0
Bonaria Marmata
emang hati gak bisa bohong kan Mak,,,,😀😀😀
2022-05-05
1