🌹
🌹
"Apa aku berlebihan? Apa aku kekanak-kanak an?" gumam alena di sela istirahat mereka siang itu di kantin.
Vania menoleh, menatap lekat wajah sahabatnya itu. "Maksudnya?" keningnya berkerut penuh tanda tanya.
"Yang aku rasakan sama kak Hardi," menyeruput jus jeruk yang ada di hadapan nya, "Menurut kamu kekanakkan gak?" Alena dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu nanya sesuatu yang aku nggak faham," Vania dengan bertopang dagu, tangannya tertumpu di meja. "Mana aku tau itu kekanakan atau nggak. Lagian kamu udah dewasa. Masa nggak tau perasaan sendiri?"
"Entahlah, Van," Alena menggendikkan bahu. "Padahal aku tau, semua orang juga tau kak Hardi itu milik siapa. Tapi kenapa perasaan ini gak berubah. Malah terus bertambah setiap hari." Alena dengan nada sendu.
"Aarrghh!!" Vania mengusap wajahnya kasar. " Cinta itu rumit! Aku gak mau ikutan. Pusing!!" Vania buru-buru menghabiskan nasi goreng yang dia pesan barusan. "Kamu sudah dewasa. Jatuh cinta boleh. Tapi **** jangan, ya! sudah tau milik orang lain, jangan coba mendekat!" Vania memperingatkan.
"Aku nggak coba mendekat. Tau sendiri aku gimana. Jangankan mendekat. Liat kak Hardi lewat depan mata aja udah gemetar" Alena dengan cemberut.
"Iya. Tapi kadang jatuh cinta bikin orang waras jadi ****!" tegas Vania lagi.
Alena makin cemberut merasa tak mendapatkan dukungan sahabatnya. Sementara Vania sudah bangkit dari tempat mereka duduk dan memutuskan pergi meninggalkan Alena sendirian.
Huuhh ... memangnya apa yang aku harapkan? Dia dukung aku trus bilang " Ayo Alena, kejar cowok impian mu sampai dapat!!" kan gak mungkin ya. Dia itu mana ngerti dengan perasaanku ini.
Batinnya mengoceh tak karuan.
*
*
Alena sampai di rumah ketika petang menjelang. Tak di dapatinya siapapun di rumah karena ketiga kakaknya pun memang punya kesibukan masing-masing.
Arya dan Alya yang memang sudah bekerja, membuat mereka sibuk setiap hari. berangkat pagi pulang sore, bahkan terkadang hingga malam. Anna pun yang sedang menyelesaikan kuliah nya di tahun akhir, sedang mempersiapkan bahan skripsi untuk ujian akhir nya tahun itu. Membuat rumah sepi setiap hari.
Sedari Alena kecil keluarga ini memang hidup ber empat. Ayah sudah meninggal ketika Alena masih dalam kandungan. Sementara ibu, meninggal beberapa tahun setelah Alena lahir. Dan sejak saat itu, Arya lah yang menjadi penopang keluarga, menggatikan peran orang tua mereka.
Alena melemparkan tas yang selalu di bawanya ke atas tempat tidur. Kemudian diapun menjatuhkan dirinya sendiri disana. Memejamkan matanya sejenak. Lagi, wajah itu yang muncul.
Kak Hardi, tau nggak gara-gara tepukan tangan kakak di bahuku waktu itu membuat sesuatu yang ada dalam hatiku tumbuh. Semakin hari semakin besar. Sejak saat itu aku gak punya lagi waktu memikirkan hal lain selain Kak Hardi. Tersiksa akutuh!!
Buliran bening mengaliri pipi Alena. Dia mulai terisak. Dadanya terasa sesak. Dirasakannya debaran itu dengan telapak tangannya. Dada itu selalu berdegup kencang tak karuan setiap kali memikirkan Hardi. Alena memejamkan mata. Lagi, airmatanya tumpah membasahi pipi, mengalir hingga ke tempat dia berbaring di bawahnya.
Mengapa rasanya sakit sekali?? Bukankan orang bilang jatuh cinta itu indah? Tapi mengapa yang aku rasa malah sakit begini. Apa aku jatuh cinta pada orang yang salah? Wahai hati ... jangan seperti ini!!
*
*
Bersambung ...
happy reading. Jangan lupa like, koment dan vote nya ya😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Tami Andriani
🥺🥺
2024-01-16
0
Varend😉
kalo bintang yg disini sudah paham 😎
2022-01-21
1
Varend😉
Emmm,, mencoba mencari arti bintang bintang disini 🥴
2022-01-21
1