Ungkapan Hati Gani

Alex terperanjat..

 "Eh bukan apa-apa kok. Btw, kamu masih belum mengantuk?" tanya Alex.

"Belum, Mas. Aku belum mengantuk. Kenapa? Kamu nggak mau nemenin aku telponan lagi."

"Mau kok, siapa bilang nggak mau."

Fifian semakin menaikkan bajunya. Dia ingin melihat seberapa jauh Alex dapat bertahan. Tangan Alex pun masih betah berlama-lama mengusap pahanya, bahkan dengan nakalnya sesekali menyentuh segitiga sensitive nya.

Sebenarnya fifian tidak nyaman sekali disentuh suaminya seperti ini. Benci sekali. Tapi demi mengusir Febi, fifian pikir harus melakukan nya. Fifian hanya diam dan membiarkan suami nya melakukan apapun yang dia inginkan.

"Seharusnya kalau kamu mau ini, bilang. Nggak usah pakai marah-marah mau ke kamar Gani," Alex mencium pipi istri nya yang masih dengan posisi dari belakang.

"Halo, Mas Alex." febi merasa gusar mendengar ucapan Alex pada Fifian

"Iya, Febi," gumam Alex tak fokus, karena sekarang seluruh fokus Alex ada pada istrinya.

"Ahh, Mas," Fifian sengaja mendesah supaya terdengar oleh Febi,dia sedang menikmati sesuatu..

"Mas Alex biar aku cepet tidur gimana kalau Mas nyanyiin aku lagi."

"Lagu? Lagu apa?"

Alex meletakkan ponsel di meja dan tiduran di belakang istrinya dan menciumi belakang lehernya.hanya ingin pura-pura mendesah, tapi sentuhan suaminya memang benar-benar membuatnya mendesah. Seberapa banyak dia mengatakan benci, hati dan tubuhnya tidak bisa bohong.

Fifian masih mencintai suaminya dan masih menginginkan nya. Sebenci atau sejijik apapun, sentuhan suaminya masih bisa membuatnya bergairah.

Fifian benci sekali dirinya yang seperti ini, dirinya yang lemah setiap di dekat suaminya.Kamu harum sekali," gumam Alex sambil menyusurkan bibir di leher istrinya dan sesekali mengigit daun telinganya.

"MAS DARIO!" Febi berteriak.

Alex langsung tersentak dan menarik diri.

"Halo, Febi. Kenapa? Kenapa teriak?"

"Aku tiba-tiba kangen Gina, Aku boleh lihat wajah Gina sebelum tidur?"

"Maksudnya videocall?"

"Iya. Please, Mas. Kali ini aja."

Fifian lalu memejamkan mata sambil mencengkeram sisi bantal. Dia semakin memiringkan tubuh nya agar wajahnya tak terlihat oleh suaminya. Sekuat apapun Fifian terlihat baik-baik saja, matanya tak akan bohong, bahwa dia sangat terluka. Dan Fifian tidak ingin suami yang paling dia benci melihat lukanya.

"Sebentar aja. Nanti kamu lanjutin itu lagi sama Fifian.."

Alex menghela napas kasar. Padahal dia sedang tegang-tegang nya, tapi gagal karena Febi, Meski begitu Alex tetap menuruti keinginan mantan istri tersayang nya.

"Yaudah,tapi habis itu langsung tidur ya."

"Iya, Mas, aku pasti langsung tidur, terima kasih."

Alex mengakhiri panggilan dulu, lalu menatap istrinya yang masih memunggungi nya.

Fifian hanya diam, tidak protes atau melarangnya. Dan diam nya Fifian justru membuat Alex merasa tak enak.

"Aku nggak akan lama."

Tak ada sahutan.

"Fifian, aku lagi ngomong sama kamu."

Hening. fifian hanya diam.

"Fifian jawab!"

"Iya," jawab Fifian pelan.

Suaranya mengisyaratkan betapa lelah nya dia sekarang. Bahkan tubuh nya pun tidak bisa menarik perhatian suami nya.

Lalu apa lagi yang harus lakukan agar suami nya mau memprioritaskan nya.

"Kamu marah?" Fifian menggeleng.

"Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh aku melakukan ini bukan karena aku masih mencintai Febi, tapi kerena saat ini Febi membutuhkan aku agar cepat sembuh. Setelah dia sembuh,aku pasti akan selalu memprioritaskan kamu."

"Iya," jawab Fifian yang lagi-lagi singkat.

Alex mengacak rambutnya dengan kasar. Sungguh, lebih baik Fifian mendebatnya, daripada menjawab singkat-singkat begitu.

"Aku segera kembali," Alex lalu mencium kening istrinya dan lari keluar kamar.

Saat itu juga tangis Fifian pecah."Aku nggak mau nangis, jangan nangis mata," ucap Fifian seraya mengusap pipinya dengan kasar.

Fifian benar-benar tidak mau menangis. Menangis hanya membuatnya terlihat lemah dan tak berdaya. Fifian harus kuat untuk menghadapi masalah nya yang kian hari terasa semakin berat.

"Sakiiiiiitt, Tuhan, hiks."

Tak mau berhenti menangis juga, Fifian pun membiarkan air matanya mengalir. Toh di sini nggak ada siapapun, tidak akan ada yang mendengar tangisan nya dan mengatakan dia lemah.

Namun tanpa Fifian sadari, sejak tadi Alex masih ada di balik pintu. Dia belum pergi meskipun sejak tadi ponsel nya berdering panggilan dari Febi.

Tangisan Fifian benar-benar menyesakkan hati. Alex masih tidak mengerti apa yang membuat Fifian menangis sampai terisak-isak begitu. Alex sudah menjelaskan, Alex tidak mencintai Febi, dia melakukan ini agar Febi cepat sembuh, tapi kenapa Fifian masih terus merasa tersakiti.

Alex pada akhirnya tidak jadi ke kamar Gina atau Gani. Dia meninggalkan ponsel nya di sofa lantai atas lalu menuju ke dapur yang ada di lantai satu.

Di sana Alex menyimpan beberapa minuman penyegar..

Alex merasa pusing sekali dan membutuhkan minuman itu untuk menghilangkan sejenak pusingnya.

"Daddy."

Belum sempat Alex mengambil, dia dikejutkan oleh putranya.

"Gani, kamu belum tidur?" Gani menggeleng.

"Gani sedang nungguin Mommy, Mommy bilang mau ke kamar Gani.."

Seandainya Alex mengatakan Mommy-nya sedang menangis, Gani pasti langsung mengamuk. Gani begitu menyayangi Fifian, bahkan rasa sayang Gani lebih besar pada Fifian daripada rasa sayangnya pada diri nya. Bagaimana bisa Gani menyayangi Fifian sebesar itu padahal Fifian hanya ibu tiri?

"Kenapa Daddy di sini? Mommy mana?"

"Mommy di kamar lagi tidur."

"Aku mau ke kamar Mommy."

"Mommy lelah, jangan ganggu Mommy."

Gani menoleh lagi,

"Mommy lelah juga gara-gara Daddy?"

"Memang nya apa yang Daddy lakukan sampai Mommy lelah?" Alex melotot pada putranya. Umur Gani baru tujuh tahun, tapi anak nakal ini selalu bersikap sok dewasa.

"Daddy buat Mommy sedih." Alex tercubit dengan omongan putranya, tapi dia terlalu gengsi mengaku.

Alex masih menyangkal jika dia adalah sumber penderitaan Fifian. Lagipula selama ini Alex selalu melakukan tanggung jawabnya. Uang, tempat tinggal, bahkan nafkah batin juga. Tapi Fifian yang menolaknya.

"Gani, kamu jangan sok tau tentang Mommy sama Daddy. Anak kecil nggak boleh ikut campur urusan orang dewasa. Lebih baik Gani belajar yang rajin, biar pinter dan jadi penerus perusahaan Daddy."

"Gani nggak akan ikut campur kalau Daddy nggak menyakiti Mommy." Alex mendengkus,

"Dari tadi kamu terus nuduh Daddy menyakiti Mommy. Kapan Daddy menyakiti Mommy? Apa Daddy pernah bentak atau mukul Mommy? Nggak pernah kan?"

"Daddy memang nggak pernah mukul Mommy, tapi Daddy menyakiti hati Mommy. Daddy selalu deket-deket sama Mama Fabi.."

"Gani, mama Febi itu ibu kandung kamu. Kamu nggak suka ayah kandung Kamu deket sama ibu kandung kamu?"

"Nggak suka. Karena Mama Febi bukan lagi istri Daddy. Kata Gran pa, suami itu harus melindungi dan mengutamakan istri, tapi selama ini Daddy selalu mengutamakan mama febi, padahal Mama Febi bukan istri Daddy lagi. Setiap Mama panggil Daddy, Daddy langsung datang, bahkan saat Daddy bersama Mommy sekalipun. Setiap Daddy pergi sama Mama, Mommy sedih.Tapi Mommy nggak mau keliatan sedih. Gani nggak suka lihat Mommy sedih."

Alex terdiam. Kalimat demi kalimat yang di ucapkan dengan polosnya oleh putranya seperti pisau yang menghujam dadanya. Sampai kapan dia mau memungkiri fakta itu, fakta bahwa sikapnya memang menyakiti hati Fifian

Namun keras kepala dan keegoisan, membuatnya terus gelap mata dan selalu merasa dirinya tak salah.

Terpopuler

Comments

Eka Kaban

Eka Kaban

emang nya uang adalah segalanya

2024-02-10

0

eni

eni

kpn sadarnya Alex?

2024-02-03

0

Arva putra santosa santosa

Arva putra santosa santosa

kenapa lebih bijak anaknya..../Smug/dari pada bapaknya sih ...

2024-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!