Pakai Cara Halus

Fifian pun keluar dari kamar dan saat itu dia terkejut melihat suaminya sudah ada di depan kamar.

"Mas Alex."

Alex hanya diam dengan mata terfokus menatap istrinya. Semuanya, Alexnmendengar semua pembicaraan Fifian dan Gina tadi. Alex juga melihat diam-diam Fifian menangis tanpa sepengetahuan Gina..

"Kenapa Mas menatap aku kayak gitu."

"Apa kamu akan bahagia jika bercerai denganku?"

Fifian terdiam dan mengulang kembali pertanyaan suaminya dalam kepalanya. Fifian sendiri juga bertanya-tanya apakah dia akan bahagia setelah bercerai. Hatinya sudah patah oleh cinta nya pada suaminya yang tak terbalas, mentalnya pun sudah nyaris hancur karena orang-orang di sekitarnya.

"Tentu saja, aku pasti bahagia."

Tapi mau sehancur apapun dirinya, dia tidak akan pernah membiarkan orang lain tertawa melihat penderitaan nya. Meskipun harus mamakai topeng tebal untuk menutup kesedihan nya, Fifian akan melakukan itu. Mungkin awalnya sulit setelah bercerai, tapi seiring berjalan nya waktu, Fifian yakin semua akan baik-baik saja.

"Dengar Fifian." Badan Alex selangkah lebih maju.

"Bahagia atau tidak kamu dalam pernikahan ini. Aku tidak akan pernah menceraikan kamu."

"Lalu kamu ingin aku mati perlahan."

"Itu pilihan kamu. Kalau kamu mau menerima ku kembali dan bersikap seperti Fifian dulu yang patuh, nurut dan tidak menuntut apapun, kamu pasti akan bahagia. Apapun yang kamu minta pasti aku berikan, asalkan jangan minta cerai."

"Paham istri ku sayang," Alex menunduk dan mencium pipi istri nya, tersenyum miring lalu pergi begitu saja.

Fifian mengepalkan tangan lalu mengusap pipinya bekas ciuman suaminya.

"Aku bukan boneka kamu, Mas. Kamu nggak akan bisa memperlakukan aku seenak itu..

Kesalahan besar karena kamu nggak mau melepaskan aku. Kamu akan menyesalinya karena membiarkan aku tetap berada di rumah ini."

***

Selesai makan malam dan menemani anak-anak nya belajar, Fifian kembali ke kamar. Itupun tak lama, Fifian hanya memakai skincare malam, setelah itu kembali ke kamar Gani.. Lebih baik Fifian tidur dengan putranya daripada dengan suaminya yang kejam itu.

"Hahaha, Mas Radit bisa aja." Radit baru keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe. Meletakkan ponsel yang di loadspeaker di kasur lalu membuka lemari dan mencari baju ganti.

"Oh ya, Mas. Maaf ya, Mas aku malem-malem gini ganggu kamu. Aku nggak bisa tidur kalau nggak denger suara kamu."

"Nggak kok nggak ganggu. Santai aja. Lagian kata dokter kamu nggak boleh tidur malam. Mas senang bisa membantu kamu biar cepet tidur." Radit melirik ke arah Fifian yang memakai cream malam dan sejak tadi hanya diam. Sebenarnya Radit tak enak menerima telpon Febi, tapi mau bagaimana lagi, Febi membutuhkan nya. Dulu saat dititik terrendah nya, Febi selalu ada untuk nya, sekarang saat Febi sedang sakit, Alex harus membalas budi dengan menemaninya.

"Ya ampun terima kasih banyak ya, Mas. Aku nggak tau lagi gimana cara berterima kasih."

"Kamu nggak usah berterima kasih. Cukup kamu sehat aja udah lebih dari cukup.."

"Iya, Mas. Oh ya, itu kamu lagi ada di kamar?"

"Iya. Ini ada Fifian juga.."

Alex mengganti baju dengan celana dan kaos pendek, meletakkan bathrobe di sofa, lalu menghampiri istrinya.

"Hai, Fifian, kamu jangan marah ya, aku telponan sama Mas Alex."

Kalian tau apa yang ingin Fifian lakukan sekarang???

Gantung diri!

Iya, Fifian tidak sekuat itu, berulang kali terlintas dalam kepala nya untuk bunuh diri. Perempuan mana yang batin nya nggak tersiksa melihat suaminya mesra-mesraan dengan perempuan lain di depan matanya sendiri.

Fifian begitu tersiksa. Dan yang lebih membuatnya tersiksa, Alex seolah tidak merasa bersalah. Padahal baru kemarin Alex memohon-mohon kesempatan kedua. Nyata nya, selalu saja dia mengulang keselahan yang sama.

Fifian benar-benar nggak kuat.

Tapi dengan kejam nya Alex tetap tidak mau melepaskan nya.

"Halo, Fifian, kok diem aja? Kamu marah ya aku telpon Mas Alex?"

"Nggak kok, Fifian nggak marah, dia lagi sibuk pakai skincare," ucap Alex agak menjauh.

Daripada dia mengajak istrinya berbicara dan ujung-ujung nya marah-marah, Alex lebih memilih duduk di tepi kasur dan telponan dengan febi..

"Oh Fifian lagi pakai skin care ya. Sekarang aku nggak pernah pakai yang gitu-gitu lagi loh Mas. Aku cuma pakai sabun cuci muka."

"Oh ya? Tapi kulit kamu bagus."

"Haha, iya, aku juga nggak tau kenapa kulit aku bagus. Tapi aku keliatan cantik nggak Mas meskipun jarang skincare."

"Tentu saja kamu cantik."

"Aku yang paling cantik di dunia ini?"

Alex terdiam.

"Haha, bercanda, Mas. Nggak usah dijawab, aku tau jawaban nya pasti fifian kan ?"

"Enggak, wanita tercantik di dunia ini mama, terus Gina.."

"Terus siapa lagi? Fifian?" tanya Febi

Belum sempat Alex menjawab tiba-tiba Fifian berdiri.

"Mau kemana?" tanya Alex

"Ke kamar Gani. Aku mau tidur di sana."

"Ck, nggak usah aneh-aneh deh. Kenapa kamu tidur sama Gani. Tidur di sini kan bisa. Kamu mau membiarkan suamimu memeluk guling semalaman?"

Fifian menoleh dan menatap sendu suami nya.

"Jadi menurut Mas, aku harus tidur di sini dan sepanjang malam mendengarkan Mas telponan dengan perempuan lain? Mas mau membunuh aku perlahan?"

"Apaan sih kamu nggak usah berlebihan gitu deh. Aku cuma telponan sebentar sama Febi,sampai febi tertidur."

"Iya, Fifian, kamu jangan marah ya. Aku sebentar lagi,ini juga udah ngantuk. Huaaampp ini aja aku nguap dari tadi," ucap Febi yang memang terdengar karena sejak tadi menggunakan loudspeaker.

Fifian menutup mata sejenak untuk menguatkan hati nya.. Jangan sampai emosi dan keputuasaan menguasainya, lalu dengan bodohnya meloncat dari lantai dua. Fifian tidak mau mati dengan cara konyol seperti itu. Bunuh diri bukan solusi dari masalah nya.

Mampu atau tidak mampu, Fifian harus tetap kuat..Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan siapapun menyakitinya.

"Fifian, sini," perintah Alex.

Fifian lalu menghampiri suami nya dan duduk di tepi ranjang, tepat di samping suami nya.

Alex heran melihat istrinya tiba-tiba mau duduk di dekatnya, biasanya dia selalu menjaga jarak.

Jika Fifian tidak bisa mengusir Febi dengan cara kasar, maka Fifian akan mengusir dengan cara halus.

"Masih lama telponan nya?" tanya Fifian sambil mengulurkan tangan dan mengusap dada suami nya.

Alex tersenyum miring,

" Kenapa? Mau apa?"

Fifian menunduk dan tersenyum malu-malu.

"Mau itu."

"Itu apa? Yang jelas kalau ngomong?" Alex mengangkat dagu istrinya hingga wajah istrinya terdongak dan kedua mata mereka kembali bertemu.

Fifian melengos, naik ke atas kasur dan tiduran membelakangi suaminya. Fifian sengaja menaikkan baju tidur nya sehingga paha nya yang mulus terpampang di depan suami nya.

"Wow," Alex menelan ludah dengan susah payah. Satu tangan nya memegang ponsel sementara satu tangan nya mengusap paha istri nya.

"Halo, Mas Alex. Apanya yang wow?" Tanya Febi penasaran..

Apakah yang akan di lakukan Alex selanjutnya..???

Nantikan Bab selanjutnya ya..!! Jangan lupa like dan subscribe ya..teman..

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

egois kau pecundang. tinggalkan saja sudah

2025-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!