Keinginan Gina

"Savanna," panggil Sonya

Fifian melepas pelukan nya dan menatap pada ibu mertunya.

"Iya, Ma."

"Cobalah untuk dewasa sedikit saja. Kalau ada masalah selesaikan, jangan main kabur gitu aja." cetus ibu mertuanya

"Jadi maksud mama, saya harus tetap di rumah Febi dan melihat suami saya bermesraan dengan mantan istrinya."

"Fifian," Alex menahan istrinya agar tidak bicara lebih lancang dengan mamanya lagi. Istrinya ini benar-benar berbeda. Fifian bukan hanya berani padanya, tapi sekarang mulai berani membantah ucapan mamanya. Padahal dulu setiap mamanya bicara, Fifian selalu diam.

"Wahh, sekarang kamu sudah mulai berani ya," Sonya tertawa sinis, "Atau jangan-jangan ini memang wujud kamu yang asli. Selama tiga tahun ini kamu berpura-pura jadi baik di depan kami?" tuduh bu sonya

"Benar, Ma. Ini salah satu wujud saya yang asli. Saya juga punya wujud yang lain. Saya bahkan bisa berubah menjadi power ranger."

Gani dan Rudolf terkikih mendengar candaan Fifian. Sementara Sonya semakin kesal dengan ucapan sonya sampai kepalanya berasap.

"Kamu benar-benar menantu kurang ajar. Begini cara kamu memperlakukan orang yang lebih tua? Puas kamu menertawakan mama!!"

Fifian baru ingin menyahut, tapi Alex lebih dulu berucap.

"Fifian kamu masuk ke kamar aja sama Gani dan Gina."

"Aku ke kamar sendiri aja," sinis Gina sambil mencangklong tas sekolah nya dan menuju ke kamarnya yang ada di lantai satu.

"Mommy ayo," Gani tersenyum dan menggandeng tangan Fifian menuju ke kamarnya.

"Mau kemana kamu, Fifian. Saya belum selesai bicara."

"Udahlah, Ma, udah," Rudolf dengan sabar menahan tangan istrinya.

"Fifian udah kurang ajar sama mama, Pa."

"Kalau mama nggak mulai, Fifian juga nggak akan ngomong gitu," ucap Rudolf.

Sonya menatap tak percaya suaminya.

"Kenapa sejak dulu papa selalu belain Fifian.. Jangan-jangan papa punya hati lagi sama Fifian..? Papa suka sama Fifian? Papa mau nikah sama dia?" tanya sonya dengan napas memburu marah.

"Dari sekian banyak omongan nglantur mama, ini yang paling nggak masuk akal. Sudahlah papa pusing. Papa mau pulang aja. Dan kamu Alex Perlakukan istri kamu dengan baik selagi dia masih menjadi istri kamu. Jangan sampai kamu menyesal jika suatu hari nanti istri kamu jadi istri orang lain." pesan tegas sang ayah

Rudolf menggelengkan kepala dan langsung pergi dari rumah. Sonya menatap geram suaminya, lalu mengalihkan pandangan pada putranya.

"Alex, dengar ya, mama mau kamu menceraikan Fifian.."

"Ma...!!" ucap Alex tak terima

"Kenapa? Apa yang sudah perempuan itu lakukan sampai kamu nggak mau melepaskan dia?"

"Banyak, Ma. Banyak yang sudah Fifian lakukan."

"Apa yang dia lakukan? Mengurus anak juga nggak becus, kamu lihat sendiri kan Gani ,dia jadi anak pemarah dan pembangkang begitu?"

"Gani memang wataknya begitu, Ma. Coba mama ingat-ingat lagi gimana aku waktu kecil. Aku masih ingat dulu waktu SD, aku pernah berantem sama anak tetangga sampai kepalanya bocor.

"Gani nggak seberapa dibandingkan kenakalanku dulu, Ma."

"Tapi kamu nggak pernah melawan orang tua. Apa pernah kamu dulu bentak nenek kamu?"

"Karena nenek waktu itu baik, Ma."

"Jadi menurut kamu mama nggak baik makanya Gani bentak mama?" Bu Sonya melotot kesal.

Alex jadi serba salah. Bukan itu maksudnya, tapi ah sudahlah.

"Lebih baik mama pulang, mama nggak mau ditinggal papa kan?"

"Kamu ngusir mama?"

TUT... TUTT...

Terdengar suara klakson dari luar. Dengan langkah jengkel Sonya pun keluar menghampiri suaminya

Fifian lalu pergi ke kamar Gina, untuk mengecek putri kecilnya. Ternyata Gina sedang duduk termenung di tepi kasur.

"Gina .!."

Gina pun menoleh..

"Mommy boleh masuk?"

Pintu memang sudah terbuka sedikit, tapi Fifian tidak ingin langsung masuk. Dia ingin memberi contoh langsung pada putrinya, sebelum masuk, harus ketuk pintu dulu.

"Mommy boleh masuk nggak?" tanya Fifian dengan lembut meskipun Gina menatap tak suka padanya.

Rindu. Itulah yang Fifian rasakan sekarang. Fifian rindu putri kecilnya bermanja-manja padanya. Fifian rindu suaranya rengekan, tingkah lucunya, tingkah jahilnya. Semua, Fifian merindukan segala hal tentang Gina

"Boleh," jawab Gina membuat hati Fifian terasa senang sekali.

Fifian pun duduk di samping Gina..

"Gina, kok belum ganti seragam? Ayo ganti seragam, terus mandi, terus makan malam," Fifian lalu mengusap rambut putrinya dengan lembut.

Bukan nya langsung mengiyakan, gadis kecil itu justru menatapnya lama.

"Kenapa, hm? Ada yang mau Gina bilang sama Mommy? Bilang aja, nggak usah takut."

"Maukah Mommy pisah sama Daddy?"

Deg...

Jantung Fifian seperti berhenti berdetak untuk sesaat. Fifian tak pernah menyangka ,kalau Gina akan bertanya begitu.

"Kenapa Gina mau Mommy cerai sama Daddy?"

"Gina mau mama febi tinggal di rumah ini lagi sama Gina, Daddy dan Gani..??"

Fifian tidak tau apakah ini murni dari hati Gina atau pengaruh dari febi, tapi tetap saja Gina yang mengatakan itu dengan mulutnya sendiri. Secara tidak langsung menunjukkan Gina memang tidak menyayanginya lagi.

Tuhan, sakit, batin Fifian. Batin nya sedih sekali gadis kecil yang sudah dia anggap anaknya sendiri mengatakan itu.

"Mommy, please. Mommy pergi aja ya dari rumah ini. Gina mau Mama Febi tinggal di sini lagi."

Meskipun pedih, Fifian tetap memaksakan senyum.

"Iya, Mommy pasti akan cerai sama Daddy."

"Serius, Mommy?" mata Gina berbinar binar seolah mendapat hadiah yang paling dia idam-idamkan.

Dan jujur saya itu menyakitkan untuk fifian..

Fifian memang ingin bercerai dengan Alex. Tapi

Tetap saja hatinya sakit mendengar secara halus putrinya mengusirnya dari rumah ini.

"Iya, Sayang. Tapi janji ya sama Mommy, setelah Mommy cerai sama Daddy, Gina harus bahagia."

"Gina pasti bahagia. Sejak dulu Gina pengen banget tinggal sama Mama Febi."

Fifian tersenyum getir.

"Boleh Mommy peluk Gina?"

"Boleh, Mommy," Gina tersenyum dan merentangkan tangan.

Begitu Fifian menarik tubuh mungil itu dalam pelukan nya, saat itu juga air matanya mengalir. Sakit sekali. Rasanya lebih sakit melihat putri yang dia sayangi dengan tulus tidak lagi menyayanginya daripada melihat Alex bermesraan dengan Febi..

Fifian selalu lemah dengan anak-anak, apalagi ini Gina, anak yang dia besarkan dari usianya lima tahun dan ia sayangi dengan sepenuh hati..

Terpopuler

Comments

Wayan Sucani

Wayan Sucani

Seperti tertusuk duri...

2025-03-19

0

Eka Kaban

Eka Kaban

terkadang batu kerikil itu terlihat seperti berlian padahal tidak hehehe asal komentar aja

2024-02-10

0

Ma Em

Ma Em

sudahlah Fifian tinggalkan saja Alex biarkan Gina dan Gani diurus sama si Febi carilah kebahagiaanmu sendiri pasti kamu akan mendapatkan lelaki yang tulus mencintai dan menyayangimu .

2023-12-16

3

lihat semua
Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!