Kecantikan Fifian..

Fifian pun pamit pergi dan bermain dengan anak-anak panti..

Fifian belum ingin pulang. Atau mungkin sebaiknya Fifian tidak pulang saja.

"Akhirnya sampai juga..."

Setelah mematikan mesin mobil, dengan terburu-buru Alex keluar dari mobil.

"Pak Alex," sapa Bu Susan yang kebetulan sedang berjalan keliling mengecek anak-anak bersama dengan Lala.

"Aduh aduh ada Mas Ganteng," Lala langsung merapikan rambut dan bajunya. Dia harus terlihat cantik di depan Alex. Tujuannya sudah jelas,Lala berharap siapa tau Alex akan pindah hati padanya dan menceraikan Fifian. Atau mungkin Alex butuh istri kedua, Lala nggak masalah jadi yang kedua yang penting banyak uang.

"Selamat sore Bu Susan, saya ingin mencari Fifian,,apa dia datang kesini Bu..?"

"Oh Fifian, dia-"

"Halo, Mas Alex," Lala memotong kalimat Bu Susan dan meraih tangan tangan Alex,

“ Apa kabar Mas Alex sudah lama ya nggak ketemu," Lala tersenyum manis sambil mengedip-ngedipkan mata untuk menarik perhatian Alex

Bukannya tergoda Alex malah merasa jijik.

Alex menyentak tangan nya, "Siapa kamu..?"

"Saya Lala, Mas. Masa Mas lupa sih. Saya ini-"

"Saya nggak peduli. Saya ke sini ingin mencari Fifian..istri saya.." Lala mendengkus kesal. Lagi dan untuk kesekian kali Lala merasa iri dengan Fifian..

Fifian cantik, karirnya barus, punya suami tampan dan kaya raya. Hidup Fifian pasti sangat bahagia, setidaknya begitu yang Lala lihat. Karena selama ini fifian selalu telihat bahagia.

"Fifian sedang bermain dengan anak-anak panti di halaman samping rumah."

"Oh ternyata fifian ada disini Bu..?terima kasih Bu Susan.."

Tanpa menunggu jawaban Bu Susan, Alex langsung lari ke samping rumah. Begitu sampai di sana, Alex menghembuskan napas lega. Dia senang bisa melihat istrinya sedang bermain dengan anak-anak panti. Alex sudah panik dan berpikir istrinya kabur.

Alex tidak langsung menghampiri Fifian, melainkan memperhatikan Fifian dari balik pilar.

Di sana Fifian sedang menari bersama anak-anak panti diriingi oleh piano. Piano juga dimainkan oleh salah satu anak panti asuhan. Anak-anak di sini memang sangat berbakat.

"Aku baru tau dia bisa menari," gumam Alex tanpa melepas pandangan nya dari Fifian..

Semua anak-anak tiba-tiba menepi.

"Tante, kita mau lihat Tante menari sendiri."

"Aku juga. Ayo Tante menari."

Fifian tersenyum malu-malu, tanpa sadar Alex juga ikut tersenyum. Ah manis sekali, sejak kapan Fifian memiliki senyum semanis itu.

Seorang anak laki-laki mulai menekan nuts-nuts piano. Lantunan musik pianonya begitu indah.

Fifian pun mulai menggerakkan tangannya mengikuti irama piano.

"Beautiful," gumam Alex yang terpesona dengan tarian Fifian

Tarian Fifian begitu indah dan menakjubkan. Gerakannya lembut tanpa tidak lemah, kuat tapi tidak kasar. Benar-benar cantik dan anggun. Alex tidak bisa memalingkan pandangan dari gadis manis itu.

"Fifian," lirih Alex istrinya begitu mempesona..pikir nya

Selama ini kemana saja Alex baru menyadari pesona tersembunyi Fifian ini. Mungkin Fifian masih memiliki banyak pesona lainnya. Alex ingin melihat lebih banyak lagi pesona istrinya.

Fifian begitu menikmati tariannya. Salah satu hal yang paling Fifian suka adalah menari. Menari membuatnya melupakan sejenak masalah nya. Membiarkan tubuhnya mengayun mengikuti irama musik. Rasanya sungguh menyenangkan.

Fifian meloncat, berputar, dengan anggun. Namun tiba-tiba...

Eh... Fifian kehilangan keseimbangan badan nya,dan hampir saja fifian terjatuh tapi tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan pinggang nya.

"Ma-mas Alex"

"Hati-hati," Alex tersenyum dan menegakkan badan istrinya.

Namun Alex tak melepas pelukan nya, dia justru mengangkat kedua tangan Fifian agar melingkar di lehernya dan mulai menggerakkan kaki ke kanan kiri secara bersamaan..

"CIEE CIEEEE," terdengar suara riuh anak-anak panti menyoraki.

Fifian malu dan ingin menyudahi saja, tapi Alex tetap menahan pinggang nya dan terus menari mengikuti irama musik.

"Mas udah."

"Kamu tidak ingin menari bersama pangeranmu?"

"Pangeran apaan sih," Fifian memalingkan wajah nya.

"Tatap pangeranmu, Princess."

"Apaan sih, Mas. Udah deh nggak usah aneh-aneh."

Fifian mendorong dada suaminya, lalu berlari menjauh dengan pipi bersemu merah. Alex masih diam di tempat sambil senyum-senyum.

Sementara anak-anak semakin heboh menyorakinya.

Dario menyurat rambutnya dan mengikuti istrinya ke halaman depan.

Hari sudah sore, Fifian berdiri di bawah pohon maple dan mendongak ke atas langit. Semburat jingga sore ini memang sangat indah.

"Hai," Alex tiba tiba memeluknya dari belakang.

"Mas jangan gini, nanti ada yang liat. Kamu nggak malu di teriak in gitu?"

"Nggak. Orang sama istri sendiri, kalau pelukan nya sama istri orang lain ya malu."

"Kalau sama mantan istri nggak malu juga ya?"

Alex mendengkus, " Jangan mulai deh. Kita lagi akur. Aku nggak mau kita bertengkar lagi."

"Memang kenyataan nya begitu..!!"

"Diam Fifian atau aku akan menciummu?"

Fifian langsung merapatkan bibir nya. fifian tidak ingin Alex menciumnya di sini dan semakin mempermalukan dirinya.Hening.

Fifian tidak lagi memberontak dan Alex semakin erat memeluknya dari belakang.

"Kamu cantik sekali tadi,"

gumam Alex sambil meletakkan dagu dipuncak kepala istrinya. Tubuh Fifian terlalu mungil jika.Alex ingin meletakkan dagu di pundaknya. Begini saja lebih nyaman.

"Tadi kapan?"

"Saat kamu menari."

"Jadi hari-hari biasa aku nggak cantik?"

"Cantik juga, tapi tadi lebih cantik. Cantiknya berkali lipat."

Fifian tau gombalan suaminya ini sangat receh, tapi tetap saja Fifian melelah. Inilah yang menakutkan dari cinta yang terlalu dalam. Terus-menerus disakiti, tapi sekali disenyumin langsung luluh seketika.

Namun Fifian tidak mau terbuai lagi.

Biarlah Alex melakukan apa yang dia mau, tapi hati

Savanna tak akan goyah lagi untuk menuntut cerai.

"Ayo kita pulang."

Alex melepas pelukan nya dan menggandeng tangan istrinya.

fifian mengangguk.

Kembali pulang bukan berarti fifian menerima semuanya lagi. fifian sudah terlalu lelah. Dia hanya ingin mengumpulkan bukti perselingkuhan suaminya dan cepat mebuat kotrak lagimenggugat cerai.

***

sampailah sezza.di rumah..

"Mommy."

"Hai, Sayang."

Fifian berjongkok dan doni langsung menghamburkan diri memeluknya. juan dan widya pun berdiri dan menghampiri mereka. Sementara mereka hanya diam, duduk di sofa. Gadis kecil itu sama sekali tak peduli kehadiran fifian..

"Mommy kemana aja?"

"Mommy ke panti asuhan sebentar. Maaf ya tadi nggak izin sama dina.."

Gami melepas pelukan nya dan menatap lama wajah mamanya, mata imut itu seolah ingin membaca ekspresinya.

"Mama baik-baik aja, Sayang," fifian tertawa kecil lalu menarik putranya dalam pelukannya lagi.

Baru ditinggal beberapa jam saja, Gani sudah sekhawatir ini, bagaimana kalau Fifian benar-benar pergi. Gani pasti sangat kehilangan.

Terpopuler

Comments

Koechay Koes

Koechay Koes

typonya banyak apa karna copas?

2025-03-14

1

Eka Kaban

Eka Kaban

kenapa nama pemeran nya sering diganti ganti tadi Gani jadi doni

2024-02-10

5

Elis Kartini

Elis Kartini

typo yaaa

2024-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!