Gani Sayang Mommy

Fifian selalu Yakin apapun yang dilakukan oleh manusia pasti akan mendapat balasan, Fifian tidak sabar menunggu balasan apa yang akan didapatkan Febi

Fifian sampai di sekolah.

Tak lama Gina dan Gani keluar dari kelas..

"Mommy," Gina berlari menghampirinya. Dibelakangnya Gani juga berlari kecil.

"Hai, Sayang."

"Ayo ke rumah sakit,Mommy."

"Kenapa ke rumah sakit?"

"Tadi Mama Febi btelpon Gina, katanya nggak bisa jemput Gina karena kecelakaan. Gina mau lihat kondisi Mama."rengek Gina

Licik, kata itu cocok sekali menggambarkan Febi.. Febi memperalat Gina untuk menarik simpati Alex.. Namun lagi-lagi... Terserah. Fifian sudah capek. Fifian pun sudah mensehati Gina untuk mendengarkan hal-hal baik, tapi Gina nggak pernah mau mendengarkan Fifian, Otak Gina juga sudah dicuci oleh ibu kandung nya sendiri.

"Mommy ayo ke rumah sakit."

"Ke rumah sakit aja sendiri," ucap Gani kesal

Gina menatap kakak nya, "Kamu nggak mau ketemu mama?"

"Nggak."

"Kenapa?"

"Perempuan itu jahat."

"Mama bukan orang jahat. Mama yang melahirkan kita,mama ibu kandung kita. Surga kita ada di bawah telapak kaki mama. Kamu jangan durhaka sama mama. Nanti kamu dikutuk jadi batu."

Gani baru mau menyahut, namun buru-buru Fifian menepuk pundak nya.

"Udah ya, jangan bertengkar."

"Gani yang mulai duluan, Mommy."

"Iya iya udah cukup," ucap Fifian dengan selembut mungkin sambil mengusap rambut Gina..

"Ya udah kita ke rumah sakit sekarang."

"Mommy," lirih Gani dengan sorot mata tak suka.

"Yeee aku seneng banget. Ayo, Mommy," Gina bersorak dan masuk ke mobil duluan.

Sementara Fifian dan Gani masih ada diluar.

"Sayang, ayo masuk ke mobil."

Fifian menggenggam tangan Gani dan menariknya, namun Gani tetap menahan langkahnya.

"Kenapa, Nak?"

"Gani nggak mau Mommy kerumah sakit ketemu Mama febi sama Daddy."

"Kenapa gitu, hm?"

"Gani nggak mau Mommy sedih lihat Daddy deket sama Mama Febi."

Hati Fifian mencelos. Dia tidak menyangka anak berusia tujuh tahun ini memahami perasaan nya. Gani saja bisa peka seperti ini, tapi Dario justru nggak pernah peka-peka.

"Jangan pergi ya, Mommy

"Ga papa, Sayang. Mommy nggak sedih kok. Di sana juga nanti Gani bisa ketemu sama Mama febi, Gani doakan ya semoga Mama febi cepat sembuh."

Gani diam, tapi sorot mata tajam dibalut kabut sedih itu menggambarkan isi hati nya. Gani tidak ingin pergi, tapi demi Fifian Gani pun memaksa pergi.

"Ya udah, tapi Mommy jangan jauh-jauh dari Gani ya. Gani akan melindungi Mommy. Nanti kalau Mommy sedih, genggam tangan Gani."

Ya Tuhan, Fifian terharu sekali, sampai rasa nya ingin menangis.

Ditengah-tengah gempuran masalah hidup nya, Tuhan begitu baik mengirimkan malaikat kecil ini untuk nya. Malaikat kecil yang tak mengenal rasa takut dan selalu memasang badan untuk melindunginya.

"Mommy, Gani, ayo ke rumah sakit sekarang. Gina nggak sabar mau ketemu Mama."

"Cerewet!" jengkel Gani

Fifian dan Gani pun masuk ke dalam mobil, lalu Fifian melajukan mobil menuju ke rumah sakit Medika,tempat Febi di rawat.

Sekarang Fifian sudah sampai di rumah orang tua Febi,tidak jadi ke rumah sakit karena Dalam perjalanan tadi, tiba-tiba Alex menelpon dan bilang Febi sudah di rumah. Alex menyuruh nya membawa anak-anak ke rumah Febi..

Fifian ingin kabur saja, dia tidak ingin bertemu Febi dan kedua orang tua Febi, Tapi sebagai rasa tanggung jawab nya sebagai ibu, Fifian harus mengantar anak-anaknya sampai rumah dengan selamat.

"Yeeeee udah sampai," ucap Gina bahagia dan langsung turun dari mobil.

"Gina hati-hati, Nak," ucap Fifian yang sama sekali tak didengar oleh Gina Sejak ada Febi, satupun ucapan Fifian tidak ada yang didengar.

Di depan rumah, Rianti dan Bian, kedua orang tua Febi, menyambut kedatangan cucu mereka.

"Oma, Opa."

"Halo, cucu Oma tersayang," Rianti memeluk Gina, sementara Bian mengusap rambut Gina.

Lalu fifian turun dari mobil bersama dengan Gani..

"Sini Mommy tangan nya," Gani seraya mengulurkan tangan.

Fifian tersenyum, " Terima kasih, Pangerannya Mommy," Fifian menerima uluran tangan Gani dan menggenggam erat.

Sambil mengayun-ayunkan tangan dan tersenyum ceria, ibu dan anak itu berjalan mendekati halaman depan.

Rianti dan Bian tidak suka melihat pemandangan itu. Mereka tidak suka Gani, cucu mereka, dekat dengan Fifian yang hanya ibu tiri.

"Halo, Gani," Rianti menghampiri mereka dan menarik paksa Gani dalam pelukan nya hingga genggaman tangan Gani dari Fifian lepas.

Secara refleks Gani mendorong Rianti, lalu kembali menggenggam tangan Fifian. Fifian terkejut dengan keberanian Gani, sedangkan Rianti sudah ternganga kesal. Dia tidak menyangka cucu laki-laki kesayangan nya bisa sekasar itu padanya..

Namun Rianti harus tetap tenang.

"Gani kenapa kamu dorong Oma kamu?" tanya Bian tak terima, Bian menghampiri mereka sambil menggenggam tangan Gina

"Fifian apa kamu yang menyuruh Gani melakukan itu?" tanya Bian.

Ketika Fifian baru ingin menjawab, tapi...

"NGGAK. Mommy nggak nyuruh Gani. tapi Gani yang nggak suka dipeluk-peluk," ucap Ganj menepati janjinya untuk melindungi Fifian.

Rasanya Fifian ingin sekali membawa kabur Gani bersamanya,tapi dia terlalu kecil untuk menghadapi semua orang yang menjahatinya.

"Udah, Pa, udah," Rianti mengusap lengan suami nya untuk menenangkan.

Bian mengdengkus, "Ayo, cucu Opa, kita masuk. Mama sama Daddy kamu sudah menunggu DI KAMAR," ucap Abian dengan menekankan kata kamar.

Dikira Fifian bakal cemburu dan sedih gitu? Dulu iya, tapi sekarang Fifian sudah tidak peduli.

"Ayo, Opa."

Gina juga ikut masuk ke dalam rumah.

"Gani, ayo sama Oma," Rianti tersenyum dan mengulurkan tangan.

"Nggak mau. Gani mau nya sama Mommy," ucap Gani sambil mengeratkan genggaman tangan nya pada tangan Fifian. "Ayo, Mommy."

Gani lalu menarik tangan Fifian dan mengajak nya masuk ke dalam rumah.

"Mommy jangan takut ya, ada Gani."

"Iya, Sayang, terima kasih.."

"Sama-sama Mommy."

Fifian lalu menarik napas dan mengeluarkan nya perlahan. Dia akan mempersiapkan diri menghadapi apa yang akan terjadi beberapa menit ke depan.

Ini bukan pertama kalinya Fifian datang ke sini, Fifian sering mengantar anak-anak nya ke sini. Orang tua Febi pun selalu judes dan selalu nyinyir pada nya. Fifian sampai kenyang sindiran dan

Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!