Wanita Hebat

"Jangan," teriak Fifian yang memaksa mengambil map itu.

"Fifian," Alex segera menarik istrinya menjauh, tapi naasnya tangan Fifian sudah lebih dulu kena api dan terbakar.

"Apa-apaan sih kamu. Sudah tau itu api, tapi kamu masih maksa mau mengambil..!!"

Fifian tak menghiraukan suami nya dan tetap ingin mengambil sisa-sisa kertas yang belum terbakar.Air mata nya terus mengalir, tak tergambar kan betapa sedih nya Fifian sekarang. Berbulan-bulan dia mengumpulkan semua bukti itu, tapi suaminya dengan mudahnya membakar semuanya..

"Sudah..berhenti Fifian..!!!"

"Kamu yang berhenti, Mas ," Fifian berteriak dan mendorong dada suaminya menjauh.

"Kamu keterlaluan mas.. !Aku sudah mengumpulkan bukti itu berbulan-bulan, lalu semudah itu kamu membakarnya."ucap Fifian seraya menangis

"Sudah aku bilang kan, aku nggak mau cerai," Alex menaikkan nada bicara.

"Tapi aku tetap mau cerai!" Fifian nggak mau kalah dan balik berteriak pada suami nya..

"Aku ngomong baik-baik, kenapa kamu membentak ku."

"Kamu yang membentak ku duluan. Jangan pikir aku nggak bisa marah ya, Mas. Ini baru setengah, kalau aku benar-benar marah, aku bakar kamu dan seisi rumah kamu." amarah Fifian tak tertahankan

Alex benar-benar tak menyangka istri nya yang

Lemah lembut ternyata bisa marah juga. Alex pernah dengar, marahnya orang pendiam itu menakutkan. Dan benar saja, Alex sampai speechless dan nggak tau harus apa untuk meredam kemarahan istrinya.

"Minggir, aku mau ambil berkas ku." Fifian lalu mendorong suaminya, tapi Alex lagi-lagi menahan nya.

"Tangan kamu terluka, Fifian."

"Aku nggak peduli. Akubsudah terlalu banyak terluka. Luka ini nggak sebanding dengan luka yang kamu berikan mas..!!"

Fifian berkaca-kaca sambil terus mendorong suami nya, tatapan matanya nanar tertuju pada berkas-berkasnya yang sudah benar-benar habis menjadi arang. Hancur, hatinya benar-benar hancur. Sekarang Fifian harus mulai dari awal dan mengumpulkan semua bukti lagi agar pengadilan mengabulkan gugutan cerai nya..

"Minggir, Mas."

"Nggak."

"Mas, argg."

Fifian sangat terkejut saat tiba-tiba Alex menggendong nya dibahu seperti menggendong beras. Kedua tangan nya memegang

Paha belakang dan betis istrinya..

"Nakal sekali kamu."

Dengan kurang ajarnya, Alex lalu menepuk pantatnya. Bukan tepukan pelan, tapi cukup kencang sampai Fifian merasa sedikit sakit..

"Jangan pegang-pegang dan turunin aku!" Fifian berontak dan terus memukul-mukul punggung suaminya.

Alex tak mendengarkan teriakan istrinya dan membawanya masuk ke dalam rumah.Para pembantu yang melihat itu, seketika menundukkan kepala dan bergegas menyingkir. Sebenarnya mereka penasaran apa yang terjadi, karena tak pernah mereka melihat momen tuan dan nyonya mereka gendong-gendongan begitu. Tapi mereka tau diri, sebagai pembantu, nggak seharus nya mereka ikut campur urusan majikan.

"MAS DARIO TURUNIN. BIBIII TOLONGIN AKUUU." teriak Fifian kepada para pembantu nya untuk menolong nya,tapi tak ada satunoun yang berani mendekat..mereka berpura-pura tak mendengar dan langsung pergi.

"BIBI KOK MALAH PERGI SIH. AWAS BI, AKU PECAT YA." teriak Fifian mengancam

Alex tertawa mendengar suara heboh istrinya yang mengancam para pembantu, tapi sayangnya para pembantu tidak ada yang mendengar. Tentu saja, Alex yang memperkejakan mereka dan menggaji mereka. Sudah seharusnya mereka hanya mendengarnya.

"APA KAMU? KENAPA KAMU KETAWA! TURUNIN AKU. NGGAK USAH KETAWA-TAWA."

"Teriak aja sampai pita suara kamu putus. Nggak ada yang denger." ucap Alex santai

"Kurang ajar ya kamu. Turunin aku, perut aku sakit kena bahu kamu."

Bugh...

Fifian memekik saat tiba-tiba Alex melemparnya ke sofa, untung sofanya empuk, jadi punggung nya tak sakit. Fifian baru saja ingin bangun, tapi Alex tiba-tiba berada di atas nya dan menindihnya..

"Mau apa kamu," Fifian mencoba mendorong dada suamicnya supaya menjauh, tapi Alex tak goyah dan tetap pada posisi nya menindih tubuh Fifian.. Dengan tubuh mungil dan tenaga yang sudah terkuras habis sebab marah-marah, Fifian tidak akan mampu melawan tenaga suaminya.

"Aku baru tau kamu bisa marah-marah." ledek Alex

"Masih banyak hal yang belum kamu tau tentangku."

"Apalagi? Aku ingin tau." Alex menantang Fifian

"Sudah terlambat. Aku juga nggak mau repot-repot menunjukkan itu dan membuat kamu terpesona. Aku sudah bilang kan, aku nggak peduli sama kamu dan hidup kamu lagi."

"Aku akan mencari tau sendiri," Alex menunduk dan mencium bibir istrinya. Hanya sekilas, lalu menarik lagi.fifian lalu membulatkan mata marah,

 "Kamu benar-benar kurang ajar mas , Aku bukan perempuan murahan yang bisa kamu cium-cium sembarangan."

"Tapi kamu adalah istriku."

"Istri yang di cuekan,, iya kan?"

"Ya itu dulu, tapi sekarang, aku akan lebih perhatian sama kamu."

"Hanya orang bodoh yang percaya dengan mulut manis kamu, Mas. Aku udah benar-benar muak sama kamuvdan selingkuhan kamu itu."

"Selingkuh apa sih. Febi lagi? Berapa kali aku bilang, aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Ya Tuhan, Fifian Aku benar-benar nggak selingkuh."

"Aku nggak percaya mas..!!"

Fifian lalu mendorong lagi dada suaminya dengan kedua tangan nya, namun tanpa sengaja mengenai tangan nya yang terluka.

"Aww," Fifian memekik pelan.alex segera turun dari atas tubuh istrinya dan membantunya duduk.. Awalnya tadi Alex akannmembawa istrinya ke ruang tengah karena ingin mengobati lukanya, tapi tiba-tiba saja Alex punya ide menindih tubuh Fifian dan tanpa dia sadari dia nyaman berlama-lama di atas tubuh istrinya.

"Tunggu di sini jangan kemana-mana."

Alex dengan cepat pergi ke dapur untuk mengambil air es, lalu sekalian mengambil kotak P3K yang ada di etalase tak jauh dari dapur. Bergegas sambil berlari kecil, Alex kembali menuju ke ruang tengah, tapi...

"Baru juga ditinggal lima menit, udah nggak ada," Alex mendengkus kesal, "Awas aja kalau berani kabur."

"Fifian..!!" teriak Alex menggelegar.

"APA SIH TERIAK-TERIAK. AKU DI SINI MAU KE KAMAR." jawab Fifian

lalu Alex mendongak, menatap ke arah atas ke lantai dua.

"Aku menyuruh kamu tunggu di sini."

"Aku mau pipis,gak kuat mas"

"Di dekat sini kan ada toilet."

"Ya terserah aku dong,mau toilet yang mana.."

Alex berdecak jengkel. Meski begitu kakinya tetap melangkah menaiki anak tangga menuju ke kamar. Di sana Fifian sedang duduk di tepi kasur sambil meniup tangannya yang agak melepuh..karena mulai terasa perih..

Alex merasa heran, luka bakar itu pasti sangat sakit, tapi Fifian sama sekali tak berteriak atau menangis sedikit pun,lalu pada saat kakinya terkena pecahan beling tadi pagi, Fifian juga tidak bereaksi apa-apa,bahkan dia tidak menyadari nya.. berbeda sekali dengan Febi yang dikit-dikit mengeluh dan menangis..

Dia ternyata perempuan yang kuat dan hebat.

Terpopuler

Comments

eni

eni

baru sadar🤭

2024-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!