Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??

Setelah Setengah jam duduk-duduk saja, tiba-tiba terdengar suara mobil baru datang dari luar.

Fifian seraya mengernyit kan kening, siapa yang datang?',pikirnya'

Dan ternyata suaminya.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Fifian sambil membenarkan posisi duduk nya..

Lalu Alex tidak mengatakan apapun dan duduk di sampingnya.

"Febi mana? Tumben kamu nggak sama dia?"

"Haus," ucap Dario.

"Aku tanya apa, kamu jawab apa."

"Aku bilang aku haus."

"Ya terus?"

"Ambilin."

"Nggak mau," Fifian langsung melengos.

"Kamu masih sah jadi istriku. Mau durhaka kamu nolak perintah suami..!!"

"Cih bawa-bawa kata durhaka. Durhaka mana sama kamu yang cuekin aku dan malah Peduli sama perempuan lain...!!"

Alex berdecak, "Bisa tolong ambilin air dulu."

Fifian mendengkus kesal, mau tidak mau Fifian mengambilkan air untuk Alex dan karena dia juga malas untuk berdebat, Fifian pun bergegas ke dapur dan mengambilkan air dingin untuk suaminya..

 Dapur dan ruang makan sudah bersih, karena ART yang membersihkan nya.

Selesai menuangkan air, Fifian pun kembali ke ruang tamu.

"Ini," Fifian lantas menyodorkan segelas air minum pada suaminya.Namun bukannya menerima gelas, Alex justru menarik pergelangan tangan Fifian hingga Fifian terduduk di pangkuan nya. Air yang berada di dalam gelas seketika muncrat membasahi wajah, leher dan sebagian dada Fifian..

"Mas ngapain sih ..!!Jadi basah nih," kesal Fifian sambil mengusap wajahnya yang basah terkena air..

"Aku haus, kamu malah menumpahkan airku." ucap Alex tanpa rasa bersalah..

"Kan salah kamu sendiri,menarik lengan aku,Aku juga basah mas, lihat nih," Fifian lalu menunjuk ke arah wajah dan lehernya.

"Masih ada sisa-sisa airnya."

Fifian sangat begitu kaget saat tiba-tiba Alex menempelkan bibir nya ke lehernya. Bukan hanya bibir, entah hanya perasaannya saja atau Alex juga memang menjilat leher Fifian..

"Mas apaan sih," Fifian mendorong Alex dan langsung berdiri.

Alex tersenyum miring, menyandarkan punggung di sofa dan menatap istrinya dengan santai. Sementara Fifian melotot marah ke arah suaminya seolah ingin menelannya hidup-hidup.

"Apa-apaan kamu, hah," kesal Fifian

"Aku haus."

"Ya minum."

"Tadi aku minum."

"Y-ya bukan air di leherku. Di kulkas kan masih banyak air."

Fifian jadi salah tingkah sendiri. Suaminya ini benar-benar kurang ajar. Apa-apaan itu tadi. Fifian tidak menyangka alex akan melakukan hal yang senekat itu mencium lehernya.

"Udahlah, Mas. Aku nggak tahan lagi."

Fifian berbalik badan dan berjalan cepat menuju tangga.

"Nggak tahan apa? Kenapa ke kamar?"

Alex tertawa kecil dan mengikuti istrinya ke kamar. Dia mengendurkan dasi dan melepaskan dua kancing kemejanya.

"Sebenarnya aku lebih suka malam hari, tapi kalau Kamu mau nya sekarang. Ya sudah, aku nggak akan nolak." ucap Alex seolah Fifian ingin melakukan adegan percintaan dengan nya..

Saat sampai di depan pintu, Fifian menghentikan langkah nya dan Begitu berbalik badan, dia terkejut tiba-tiba suaminya sudah ada di depan nya dengan senyuman nakal nya.

"Sejak kapan kamu jadi mesum gini, hah?" ucap fifian kesal

"Sejak sekarang," ucap Alex dengan sangat santainya.

"Lalu kenapa selama tiga tahun ini kamu nggak mau menyentuhku."

"Karena nggak ingin aja." ucap alex santai

"Ohh gitu ya, kalau gitu aku juga nggak mau kamu sentuh. Sana make love sama mantan istri kamu aja.."

"Nanti aku beneran gituan sama dia, kamu malah nangis."

"Nggak akan. Lagian aku kan mau cerai sama kamu."

Fifian membuka pintu kamar, lalu membuka laci dan mengambil berkas-berkas yang dia perlukan untuk ke pengadilan agama.

"Kamu lihat ini? Aku sudah menyiapkan semuanya dan aku akan membawa berkas ini ke pengadilan agar gugatan ceraiku cepat dikabulkan."

Seketika itu ekspresi Alex langsung berubah serius.

"Kapan kamu mengumpulkan ini."

Lalu Alex ingin mengambil map tebal itu, namun Fifian segera menyembunyikan nya di belakang tubuh nya..

"Enam bulan ini sejak kedatangan wanita. Aku sudah punya firasat, pernikahan kita yang bagaikan perahu yang hanya cukup untuk dua orang, lalu ada orang ketiga yang mau numpang, maka salah satu harus loncat. maka dari itu ,Aku... Aku yang akan pergi. Kamu bisa mengarungi samudra dengan aman dengan perempuan pilihan kamu itu."

Fifian mendorong dada suaminya, lalu keluar dari kamar.

"Fifian tunggu."

Alex berlari mengejar istrinya. Fifian mengabaikan panggilan suaminya dan berjalan lebih kencang.

Namun dengan langkah cepat, Dario berhasil meraih pergelangan tangan Fifian..

"Lepasin mas..!!"

"Aku nggak akan lepasin kamu. Siapapun yang masuk dalam hidupku, aku tidak akan membiarkannya keluar dengan mudah."

Fifian berusaha melepas cengkraman tangan suaminya, tapi Alex justru menguatkan genggaman nya sampai pergelangan tangan Fifian terasa sakit.

"Aww..sakit mas...kenapa kamu egois banget, Mas. Kamu tidak mau membiarkan aku pergi dan merasakan hidup yang tenang tapi kamu malah menyiksaku seperti ini terus.." gerutu Fifian

"Kapan aku menyiksamu. Apa aku pernah memukulmu?" ucap alex tak menyadari nya

"Apa menurut Mas, dengan Mas bermesraan dengan wanita lain itu nggak nyiksa bantin aku?"

"Wanita lain mana yang kamu maksud? Febi..?? Aku hanya menganggap nya adik. Aku udah nggak cinta sama dia Fifian.." jelas Alex

"Nggak cinta, tapi rasa peduli kamu sama dia melebihi rasa peduli kamu sama istri kamu sendiri mas..!! Bahkan kamu dengan teganya membentak anak mu sendiri Gani demi wanita itu." amarah fifian mulai meledak

"Aku membentak Gani hanya untuk mendidik dia."

"Tapi bisa dengan cara halus kan, Mas."

"Aku tau bagaimana cara mendidik anak ku."

"Ya udah, didik saja Gina dan Gani bersama Febi.. Febi adalah ibu kandung mereka, mereka pasti akan tumbuh lebih baik bersama ayah dan ibu kandung nya."Fifian lalu menarik kuat tangan nya hingga cengkraman Alex terlepas. Namun baru selangkah saja fifian pergi, Alex sudah berhasil menahan kembali tangan nya.

"Lepasin,aku Mas."

"Nggak akan pernah aku lepaskan..!"

Lalu Alex berhasil merebut paksa map itu dari tangan Fifian..

"Mas balikin map itu.."

Alex tidak mendengar teriakan fifian, dia terus berjalan menuju ke dapur, lalu mengambil korek api dan berjalan ke belakang rumah..

Fifian sangat kaget ketika melihat Alex membawa korek api..

"Mas kamu mau ngapain. Mas tolong balikin."

Fifian terus mengejar suami nya dan mencoba menahan gerakan suaminya yang akan melakukan sesuatu pada map yang di ambil paksa dari nya ..

Namun Fifian terlambat , Alex sudah melempar mapnya ke tong besi dan lalu membakar dengan korek api yang tadi di bawa nya..

"Mas..Jangan...!!!" Fifian lalu memaksa mau mengambil map itu dalam kobaran api yang sudah menyala..

"Fifian jangaaan..!" teriak Alex seraya menarik tangan istrinya supaya menjauh dari api.. tapi naas nya tangan Fifian sudah terlebih dulu terkena api dan terbakar..

Bagaimana nasib Fifian setelah ini..???

Nantikan Bab selanjutnya ya..!!

Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!