Sayang Mommy..!

"Gani sayang banget sama Mommy. Cuma Mommy satu satunya ibu nya Gani," lirih Gani sedih sambil mengeratkan genggaman tangan nya.

"Tapi Mommy bukan ibu kandung Gani"

"Terus kenapa? Kenapa kalau Mommy bukan ibu kandung Gani? Mommy nggak mau perhatian sama Gani lagi? terus Mommy mau ninggalin Gani? Iya?"

"Nggak, Sayang, bukan begitu."

Gani menunduk dan fifian merasakan punggung tangan nya basah oleh sesuatu. Saat dia menoleh, hatinya memelas saat melihat putranya menangis.

"Jangan tinggalin Gani, Mommy. Gani sayang sama Mommy." ucap Gani sambil menangis

Fifian langsung menepikan mobil nya, lalu menarik putranya dalam pelukan nya.

"Mommy juga sayang, sama Ganj," tangis Fifian pecah. Namun ia tahan agar suara tangis nya tak terdengar. Dia tidak ingin putranya bersedih mendengar suara tangisnya.

Sementara Gani menangis semakin keras.

"Ayo sekarang Mommy bilang,kalau Mommy nggak akan ninggalin Gani..!!"

Fifian hanya diam.Karena kenyataan nya Fifian akan bercerai dan sudah pasti akan meninggalkan Gani.. Fifian tidak ingin berjanji untuk sesuatu yang tidak bisa ia tepati.

"Mommy hiks.. bilang Mommy nggak akan pergi. Gani nggak mau Mommy pergi," Gani terus merengek dan tangis nya semakin kencang.

Cukup lama mereka berada dalam mobil ..berpelukan seraya menangis sampai tangisan mereka mereda.

"Udah ya, jangan nangis lagi nanti jadi bengkak matanya" Fifian tersenyum dan mengusap pipi putranya.

"Mommy juga jangan nangis terus. Kalau Mommy nangis, nanti hati Gani ikut sedih ," Gani mengusap air mata yang membasahi pipi Fifian

"Sweet banget sih anak nya Mommy."

Fifian mencium pipi putra nya, lalu melajukan mobil menuju ke sekolah Gani..

Ketika Fifian hendak memakirkan mobil nya,tepat di belakang nya tak lama mobil Alex datang dan langsung parkir di sebelah mobil Fifian..

Fifian pun turun dari mobil begitu juga dengan Gani.. Alex turun bersama Febi dan Gina dan menghampiri mereka.

"Gani kenapa tinggalin Gina sih," Gina menatap kesal saudara kembarnya,Terlebih lagi Gara-gara Gani juga kaki Mama nya terluka.

"Lihat nih kaki Mommy di plester." lanjut Gina pada Gani

Lalu Gani memperhatikan kaki febi yang memang di balut plester.

Lalu tiba-tiba Gani melepas tasnya dan mengambil plester yang selalu dia bawa.

"Sayang nggak usah repot-repot, kaki mama udah diplester kok," larang Febi, tapi dia merasa terharu dengan perhatian putranya.

Namun diluar dugaan Gani justru malah berjongkok di depan fifian..

"Sayang kenapa?" Fifian agak membungkukkan badan.

"Kaki Mommy juga luka kan..!!"

Fifian lalu memperhatikan luka di dekat mata kakinya. Jika bukan diingatkan oleh putranya, Fifian tidak akan menyadari lukanya.

"Ga papa, Sayang, sini sama Mommy aja."

"Gani aja Mommy."

Gani tetap memaksa.lalu Gani memakaikan plester pada kaki Fifian, Selesai menempelkan plester bocah laki-laki itu berdiri dan tersenyum. Fifian pun membalas senyuman itu lalu Fifian mengacak rambut putranya dengan gemas.

Sementara Febi memutar bola mata malas. Entah bagaimana Gani dan Fifian bisa sampai sedekat itu. Febi sering mempengaruhi Gani agar membenci Fifian, tapi sama sekali tidak berpengaruh pada Gani..tapi Berbeda denga Gina yang gampang dia pengaruhi.

"Ya udah sana masuk ke kelas ya..!"

"Iya, Mommy."

Lantas Gani mencium tangan nya dan langsung masuk ke halaman sekolah. Alex merasa tersinggung dengan sikap Gani yang mengabaikan nya seperti ini, bahkan anak nakal itu tidak pamit dan mencium tangan nya. Ketika Alex hendak ingin memanggil Gani, tapi Fifian lebih dulu memanggilnya.

"Gani tunggu."Gani lalu berbalik badan.

"Kenapa, Mommy?"

"Kamu belum cium tangan Daddy sama Mama. Kamu juga jangan tinggalin adik kamu dong." pesan Fifian

Gina mendongak dan menatap Fifian dari samping. Gina tidak menyangka mama tirinya begitu perhatian.

"Ayo sini nak" panggil Fifian lagi.

Dengan langkah ogah-ogahan Gani menghampiri mereka lagi.

"Ayo cium tangan Daddy sama Mama."

Gani pun mencium punggung tangan Alex dan Febi.. Setelah itu Ganj langsung memeluk Fifian..dan Fifian pun tersenyum.

"Kok malah peluk Mommy, sana masuk ke kelas."

"Nanti jemput Gani ya Mommy..??"

"siap ,sayang.."

Gani pun melepas pelukan nya.

"Gina ayo masuk sama kakak,Gani tangan adeknya di gandeng dong nak .."

"Gina masih diam di tempat dengan tangan masih di genggam Febi,Gina takut dekat dekat dengan Gani..setelah kedatangan Febi hubungan mereka tak sedekat dulu,mereka saling bertengkar..Gani sering memarahinya karena Gina lebih suka bermain bersama febi dari pada bersama Fifian..

"Gani..!".pinta Fifian

Gani menghela nafas panjang,lalu menggenggam tangan Gina..

"Ayo ke kelas.."

senyum Gina mengembang.." Ayo.."

Dengan ceria Gina masuk Ke dalam kelas..

sampai kedua anak manis itu masuk ke dalam kelas, Alex ,febi dan Fifian masih ada di sana..

"Mas Alex mau ke kantor kan .Aku ikut ya,sekalian mau ke kantor papa,Gedung papa sama gedung mas Alex kan deket.." pinta febi dengan suara manja

Alex tak langsung menjawab,tapi dia melirik Fifian..

Dan respon nya..?

Fifian tak menjawab apa apa dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Fifian..!"panggil Alex

"Ayo mas,kamu kan mau ke kantor.."

febi menarik paksa Alex hingga masuk ke dalam mobil.

Fifian langsung meninggalkan halaman sekolah lebih dulu,saat sudah agak jauh, Fifian melihat melalui spion mobil suami nya juga meninggalkan halaman sekolah.

"Ga papa , Fifian..Ga papa.." fifian mengelus dada nya sendiri.."harus ikhlas,mungkin mas Alex bukan jodoh kamu.." sembari mengelus Fifian terus mengucapkan kata-kata semangat untuk dirinya sendiri..

jika bukan dirinya sendiri yang menguatkan siapa lagi..

sejak kecil Fifian tinggal di oanti asuhan,dia tidak tahu siapa ayah nya,tidak tau pula siapa ibunya, Fifian hidup mandiri aejak masih kecil,dia harus memperjuang kan kebahagiaan nya sendiri, karen Fifian tidak mau menggantungkan kebahagiaan nya pada orang lain .

salah satu alasan kenapa Fifian ingin menjadi istri dari seorang Alex, Fifian ingin memberikan kasih sayang seorang ibu kepada anak anak Alex..

karena Fifian bisa merasakan bagaimana rasa nya tidak mempunyai seorang ibu..

Sekarang tidak apa-apa kalau misalkan febi akan rujuk kembali dengan Mas alex,,toh Gina dan Gani adalah anak kandung febi dan mas Alex,jadi mereka tidak akan kekurangan kasih Sayang. Fifian tidak perlu merasa sedih.

***

Begitu sampai di rumah, Fifian langsung duduk di sofa ruang tengah.

Aktivitasnya nggak berat, tapi entah mengapa rasanya dia begitu lelah. Batinnya terkuras dan berefek pada tubuhnya.

Rasanya fifian ingin cepat bercerai dan segera terbebas dari sakit bathin nya itu..

Pernikahan ini seperti penjara untuknya, membuatnya sesak napas, dan nyaris gila.

Terpopuler

Comments

Deliza Yuseva

Deliza Yuseva

mencintai boleh tapi jangan smpai batin tersiksa .

2024-02-18

0

Brayen

Brayen

cerai saja fifian

2024-02-13

0

eni

eni

luka tak berdarah...tp bikin dak sehat,kesiksa perasaan,lanjut cerai sja🤭

2024-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Yang selama ini aku rasakan
2 Sulit untuk memahami
3 Kesempatan sekali lagi
4 Tragedi Di Meja Makan
5 Sayang Mommy..!
6 Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7 Wanita Hebat
8 Perasaan Fifian
9 Kecelakaan
10 Gani Sayang Mommy
11 Drama Di Rumah Febi
12 Jangan Salahkan Mommy
13 Jangan Pergi Mommy
14 Suasana Panti Asuhan
15 Kecantikan Fifian..
16 Keinginan Gina
17 Pakai Cara Halus
18 Ungkapan Hati Gani
19 Pelakor VS Istri Sah
20 Fifian Pergi
21 Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22 Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23 Pintar Akting
24 Keinginan Yaris
25 Maaf Mas,Tak Sengaja..
26 Pertama Kali
27 Tangisan Gina
28 Kedatangan Yaris
29 Kamu Plin-Plan Mas
30 Febi Kecewa
31 Apakah Benar-benar Berubah..??
32 Rasa Nasi Padang
33 Fifian Adalah Milik Nya
34 Bagaimana Mas Rasanya?
35 Harapan Kosong
36 Kalung Fifian
37 Mengejar Lala
38 Lala Meninggal
39 Drama Febi
40 Kasih Sayang Ayah
41 Tidak Sanggup Lagi
42 Gani Sedih Mommy Sakit
43 Langsung Pulang..
44 Mengancam Bian
45 Ruang Rahasia
46 Datang Untuk Minta Maaf
47 Kata Maaf Dari Mulut Bian
48 Kalimat Itu Untuk Kamu
49 Alex Mencoba Tegas
50 Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51 Mencari Keberadaan Fifian
52 Ikatan Batin
53 Keputusan Yang Terbaik
54 Terlibat Perkelahian
55 Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56 Tempat Sembunyi Sementara
57 Kalung Linotin Biru
58 Surat Gugatan Cerai
59 Mendatangi Rumah Herdi
60 Merindukan Fifian
61 Penyelidikan Yaris
62 Kekecewaan Yaris
63 Ketakutan Rianti
64 Pengadilan Agama
65 Fifian Hilang
66 Pertemuan Bian Dan Humaira
67 Kita Tidak Akan Berpisah
68 Fifian Terluka
69 Kekesalan Yaris
70 Ikatan Batin
71 Pelukan Gani
72 Pertemuan Bian Dan Popi..
73 Pertemuan Rianti Dan Humaira
74 Kembalinya Ingatan Humaira
75 Ketakutan Rianti
76 Pesan Yaris
77 Aku Ingin Kamu Bahagia
78 Rencana Rianti dan Yaris
79 Dia Putri Kandungmu
80 Penyesalan Tiada Guna
81 Mengetahui Kejahatan Rianti
82 Kesakitan Rianti
83 Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84 Merasa Terpuruk
85 Rianti Mencoba Kabur
86 Kesakitan Rianti
87 Rencana Petter
88 Penyiksaan Tanpa Akhir
89 Kondisi Fifian
90 Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91 Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92 Aku Lepas Meski Berat
93 Terasa Nyata
94 Kehancuran Febi
95 Sakit Hati Febi
96 Keputusan Fifian
97 Saling Melindungi
98 Hancur Bersama
99 Kegilaan Febi
100 Kepergian Gina
101 Keterpurukan Alex
102 Akhir Dari Semuanya
103 Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Yang selama ini aku rasakan
2
Sulit untuk memahami
3
Kesempatan sekali lagi
4
Tragedi Di Meja Makan
5
Sayang Mommy..!
6
Kenapa dengan perasaan Mu,Mas..??
7
Wanita Hebat
8
Perasaan Fifian
9
Kecelakaan
10
Gani Sayang Mommy
11
Drama Di Rumah Febi
12
Jangan Salahkan Mommy
13
Jangan Pergi Mommy
14
Suasana Panti Asuhan
15
Kecantikan Fifian..
16
Keinginan Gina
17
Pakai Cara Halus
18
Ungkapan Hati Gani
19
Pelakor VS Istri Sah
20
Fifian Pergi
21
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
22
Tak Bisa Membuat Ku Cemburu
23
Pintar Akting
24
Keinginan Yaris
25
Maaf Mas,Tak Sengaja..
26
Pertama Kali
27
Tangisan Gina
28
Kedatangan Yaris
29
Kamu Plin-Plan Mas
30
Febi Kecewa
31
Apakah Benar-benar Berubah..??
32
Rasa Nasi Padang
33
Fifian Adalah Milik Nya
34
Bagaimana Mas Rasanya?
35
Harapan Kosong
36
Kalung Fifian
37
Mengejar Lala
38
Lala Meninggal
39
Drama Febi
40
Kasih Sayang Ayah
41
Tidak Sanggup Lagi
42
Gani Sedih Mommy Sakit
43
Langsung Pulang..
44
Mengancam Bian
45
Ruang Rahasia
46
Datang Untuk Minta Maaf
47
Kata Maaf Dari Mulut Bian
48
Kalimat Itu Untuk Kamu
49
Alex Mencoba Tegas
50
Berhasil Membuka Ruang Rahasia
51
Mencari Keberadaan Fifian
52
Ikatan Batin
53
Keputusan Yang Terbaik
54
Terlibat Perkelahian
55
Kenapa Semua Jadi Seperti Ini..
56
Tempat Sembunyi Sementara
57
Kalung Linotin Biru
58
Surat Gugatan Cerai
59
Mendatangi Rumah Herdi
60
Merindukan Fifian
61
Penyelidikan Yaris
62
Kekecewaan Yaris
63
Ketakutan Rianti
64
Pengadilan Agama
65
Fifian Hilang
66
Pertemuan Bian Dan Humaira
67
Kita Tidak Akan Berpisah
68
Fifian Terluka
69
Kekesalan Yaris
70
Ikatan Batin
71
Pelukan Gani
72
Pertemuan Bian Dan Popi..
73
Pertemuan Rianti Dan Humaira
74
Kembalinya Ingatan Humaira
75
Ketakutan Rianti
76
Pesan Yaris
77
Aku Ingin Kamu Bahagia
78
Rencana Rianti dan Yaris
79
Dia Putri Kandungmu
80
Penyesalan Tiada Guna
81
Mengetahui Kejahatan Rianti
82
Kesakitan Rianti
83
Berharap Waktu Bisa Di Ulang
84
Merasa Terpuruk
85
Rianti Mencoba Kabur
86
Kesakitan Rianti
87
Rencana Petter
88
Penyiksaan Tanpa Akhir
89
Kondisi Fifian
90
Sudah Cukup..Biarkan Dia Bahagia..!!
91
Tak Ingin Mendekat dan Menjauh
92
Aku Lepas Meski Berat
93
Terasa Nyata
94
Kehancuran Febi
95
Sakit Hati Febi
96
Keputusan Fifian
97
Saling Melindungi
98
Hancur Bersama
99
Kegilaan Febi
100
Kepergian Gina
101
Keterpurukan Alex
102
Akhir Dari Semuanya
103
Berharap Kebahagiaan Ini Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!